31 Mei 2008

HILANGKAN KERUTAN DI WAJAH

Kerutan di wajah memang suatu hal yang paling ditakutkan oleh kaum perempuan maupun kaum pria. Untuk menghilangkan kerutan wajah, anda tidak perlu menggunakan berbagai metode yang menggunakan bahan kimia karena terkadang memiliki efek samping. Ada beberapa langkah sederhana dan alami untuk menghilangkan atau mengurangi kerutan pada kulit wajah yaitu dengan senam wajah.

Dengan melakukan beberapa gerakan dan pijatan ringan maka anda bisa dapatkan wajah terlihat kencang. Memang khasiatnya tidak langsung anda dapatkan, semua tergantung bagaimana anda menekuninya. Karena usaha ini perlu ketekunan dan kesabaran anda agar hasilnya memuaskan. Manfaatkan waktu luang untuk melakukan ritual ini. Tertarik untuk melakukannya? Simak beberapa senam wajah yang bisa anda lakukan.

Bila anda ingin mengencangkan kulit pipi, cukup usapkan pipi dengan sedikit tekanan dari bawah ke atas, gunakan kedua tangan hingga sepuluh hitungan. Setelah itu, tepuk-tepuk bawah pipi anda sepuluh kali.

Ingin menghilangkan kerutan di bawah bibir, gerakan yang dilakukan hampir sama dengan gerakan untuk mengencangkan pipi. Hanya saja anda lakukan usapan pada bagian dagu dari bawah ke atas hingga sepuluh hitungan.


Jika anda ingin mencegah kerutan di dahi maka tariklah bagian bawah dahi ke atas dengan kedua tangan hingga hitungan ke sepuluh. Setelah itu, arahkan gerakan tangan ke samping dahi agar otot-otot dahi dapat tertarik.

Kerutan di sudut mata bisa anda cegah dengan cara mengusap sudut mata, beri sedikit tekanan kedua tangan di mata kiri dan kanan. Dari arah depan pelipis mata ke samping hingga sepuluh hitungan.

Atau anda ingin mengencangkan bibir? Cobalah usap dengan tekanan di bagian kulit di atas bibir, dari arah dalam ke luar. Lakukan hingga hitungan sepuluh. Tapi jika anda ingin otot bibir tetap kencang dan lentur maka lakukan gerakan bibir seperti mencium, gerakan menyedot sampai pipi mengerut, gerakan seperti mencium tapi pipi dikembungkan agar otot di leher tertarik dan kerutan di leher hilang.

Tariklah bibir atas ke atas atau tersenyum. Mulailah perbanyak tersenyum agar 100 otot di wajah bisa bergerak. Tentu saja hal ini akan memberi keuntungan bagi kulit dan penampilan anda juga kan? Percayakah anda? Silakan buktikan sendiri.

28 Mei 2008

KEMISKINAN SEMAKIN MERAJALELA

BBM naik tinggi, susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi, bayi kita kurang gizi”. Itulah sepenggal lagu dari Bung Iwan Fals yang menggambarkan bahwa dengan naiknya harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan hidup lainnya, sehingga mengakibatkan rakyat miskin semakin banyak dan kondisinya memprihatinkan.

KEMISKINAN merupakan suatu fenomena yang selalu diusahakan untuk diminimalisasi, bahkan bila mungkin dihilangkan. Namun dalam kenyataannya kemiskinan masih selalu melekat dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Sehingga memerlukan suatu upaya penanggulangan secara komprehensif, integral dan berkelanjutan.

Beragam konsep tentang kemiskinan. Mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan. Kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Misalnya, ada pendapat yang mengatakan bahwa, kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat. Atau ada pula yang mengatakan bahwa kemiskinan, merupakan ketidak berdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintahan.

Sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural). Tetapi pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud adalah kemiskinan material. Dengan pengertian ini, maka seseorang masuk dalam kategori miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokok. Untuk dapat hidup secara layak. Ini yang sering disebut dengan kemiskinan konsumsi.

Kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan seperti 3 mata uang. Karena kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan lahir secara bersama, karena ketiganya merupakan permasalahan sosial yang ada seperti lingkaran setan (yang saling kait-mengkait). Sehingga mengakibatkan kondisi ekonomi dan sosial yang semakin parah dan memprihatinkan.

Kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari kebodohan dan ketertinggalan. Demikian pula kebodohan, sangat erat hubungannya dengan kemiskinan dan ketertinggalan, dalam ekonomi dan kemakmuran. Meski kenyataannya ada anak-anak keluarga miskin berotak cemerlang. Ketertinggalan untuk meraih kesempatan dalam berbagai bidang kehidupan, selain akibat kebodohan dan kemiskinan, juga akibat diskriminasi lantaran status sosial dan ekonomi yang rendah.

Untuk memerangi kemiskinan tentu harus bekerja keras. Memerangi kebodohan tentu harus giat belajar, namun ongkos pendidikan kian sulit terjangkau kebanyakan rakyat. Memerangi ketertinggalan akan jadi tambah sulit, bila kebodohan berkolusi dengan kemiskinan, yang akan melahirkan tindakan-tindakan amoral dan kriminalitas.

Masyarakat kita sudah terasuki oleh penyakit "keserakahan, ketamakan, kesombongan, kedengkian, kemalasan dan masa bodoh". Masalahnya, siapa mau mengaku memiliki kualitas pribadi negatif seperti itu, lalu secara ikhlas memeranginya sementara godaan material kian meningkat?

Pendek kata, kemiskinan merupakan persoalan yang maha kompleks dan kronis. Maka cara penanggulangan kemiskinan pun, membutuhkan analisis yang tepat. Melibatkan semua komponen permasalahan, dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer. Sulit untuk menentukan sejumlah variabel dapat dipakai untuk melacak persoalan kemiskinan. Sebab variabel yang akan dihasilkan dapat untuk menentukan serangkaian strategi dan kebijakan.

Khususnya penanggulangan kemiskinan yang tepat sasaran dan berkesinambungan. Dari dimensi pendidikan misalnya, pendidikan yang rendah dipandang sebagai penyebab kemiskinan. Dari dimensi kesehatan, rendahnya mutu kesehatan masyarakat menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan alat-alat produktif yang terbatas, penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan, dilihat sebagai alasan mendasar mengapa terjadi kemiskinan. Faktor kultur dan struktural juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting, yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Tidak ada yang salah dan keliru dengan pendekatan tersebut. Tetapi dibutuhkan keterpaduan antara berbagai faktor penyebab kemiskinan. Antara lain faktor penyebab yang sangat banyak, dengan indikator-indikator yang jelas. Sehingga kebijakan penanggulangan kemiskinan, tidak bersifat temporer, tetapi permanen dan berkelanjutan.

KETAHUI KEPRIBADIAN PEREMPUAN LEWAT DADANYA

Sebuah penelitian unik dilakukan oleh seksolog asal Italia, Piero Lorenzoni. Menurutnya bentuk payudara perempuan dapat menentukan kepribadiannya. Piero seperti dikutip detikhot dari Ananova.com Selasa (27/5/2008) mengkategorikan kepribadian perempuan menurut bentuk payudaranya. Berikut kategorinya.

Bentuk Payudara Melon
Biasanya perempuan dengan bentuk payudara menyerupai buah melon memiliki kepribadian yang keibuan. Dia juga senang jika dikagumi dan bijaksana.

Bentuk Payudara Oval
Perempuan dengan bentuk payudara oval menyerupai nanas biasanya pintar. Mereka tipe wanita karir namun sangat romantis. Perempuan-perempuan ini juga setia, siapa yang bisa memenangkan hati mereka,biasanya akan menjalani hubungan yang serius.


Bentuk Payudara Grapefruit (Jeruk Bali)
Bentuk Payudara seperti jeruk bali mencirikan wanita pemalu. Namun ketika berhadapan dengan pasangannya ia berubah menjadi wanita yang erotis dan mampu memuaskan.

Bentuk Payudara Kecil
Mereka yang memiliki payudara kecil biasanya berkepribadian lucu. Mereka bisa menghibur orang di sekitarnya dan sangat pintar. Mereka dapat membuat pasangannya merasa bahagia setiap saat.

Bentuk Payudara Pear.
Bentuk payudara seperti buah pear mencirikan pribadi perempuan yang penuh cinta. Dia bisa menjadi sangat religius, tapi disisi lain, perempuan tipe ini juga tahu saat yang tepat untuk berselingkuh.

Jadi yang mana tipe Anda?

27 Mei 2008

Kurang Tidur Sebabkan Gangguan Jiwa

Jika Anda termasuk orang yang sering mengalami sulit tidur (insomnia), ada baiknya sedikit waspada. Menurut para periset dari Harvard Medical School dan University of California di Berkeley, Amerika Serikat, orang yang kurang tidur karena mengalami sulit tidur cenderung berisiko lebih besar mengalami psike, alias gangguan jiwa.

Menurut penelitian tersebut, kurang tidur akan mengakibatkan berkurangnya beberapa fungsi tubuh. Termasuk pengaturan sistem kekebalan tubuh dan sistem metabolisme. Kurang tidur juga mengakibatkan berkurangnya daya belajar dan daya ingat. Pemindaian otak yang dilakukan dalam penelitian juga menunjukkan bahwa otak yang mengalami kurang tidur akan menjadi sangat lelah dan emosi menjadi abnormal.

Para periset meneliti 35 orang partisipan yang tidak tidur selama 35 jam. Dengan menggunakan alat Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), periset mengamati aliran peredaran darah di otak. Dari alat itu pula, periset bisa melihat bagian otak mana yang mengalami peningkatan aktivitas.

Setelah sekian lama tidak tidur, para partisipan diminta melihat gambar-gambar yang merangsang respons emosional mereka. Tanggapan mereka bisa sedih, marah, atau senang. Ternyata, bagian otak amygdala menunjukkan peningkatan 60% jika dibandingkan dengan orang tidur normal. Amygdala merupakan bagian otak yang terkait dengan reaksi emosional manusia. Itu berarti, kondisi kurang tidur yang dialami bisa mengakibatkan keluarnya respons-respons yang berlebihan.

Menurut periset Matthew Walker, seperti diungkap medicalnewstoday.com, tanpa tidur, otak beraktivitas tidak normal, tidak mampu mengolah pengalaman emosional yang masuk ke otak untuk diproses menjadi respons yang tepat dan terkendali. Beberapa studi sebelumnya memang telah mengindikasikan pasien gangguan psike umumnya juga menderita gangguan tidur.

23 Mei 2008

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA

Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu kita dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial.

Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.

Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.


Berdasarkan kondisi yang ada, maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan

Delapan Aspek
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.

Menurut hasil studi Davis dan Forsythe (1984), dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skills) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan kerja

Beberapa Saran
Dalam pengembangan aspek psikososial remaja, maka delapan aspek yang menuntut ketrampilan sosial remaja harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi yang kondusif. Di bawah ini adalah beberapa saran yang mungkin berguna bagi pengembangan aspek psikososial remaja:
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan ketrampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari:
· kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
· kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
· kurang mampu berkomunikasi secara sehat
· kurang mampu mandiri
· kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
· kurang mampu bekerjasama
· kurang mampu mengadakan hubungan yang baik

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka amatlah penting bagi orangtua untuk menjaga agar keluarga tetap harmonis. Kehramonisan dalam hal ini tidaklah selalu identik dengan adanya orangtua utuh (Ayah dan Ibu), sebab dalam banyak kasus orangtua single terbukti dapat berfungsi efektif dalam membantu perkembangan psikososial anak. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dsb. hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara satu sama lain menjadi rusak.

2. Lingkungan
Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga(keluarga primer & sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara, atau kakek dan nenek saja.

3. Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.

4. Rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi. Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat kesegaran baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat baru.

5. Pergaulan dengan Lawan Jenis
Untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role behavior yang menjadi sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun berkeluarga.

6. Pendidikan
Pada dasarkan sekolah mengajarkan berbagai ketrampilan kepada anak. Salahsatu ketrampilan tersebut adalah ketrampilan-ketrampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya. Dalam hal ini peran orangtua adalah menjaga agar ketrampilan-ketrampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak atau remaja dan dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya.

7. Persahabatan dan Solidaritas Kelompok
Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman amatlah besar. Seringkali remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain. Dalam hal ini orangtua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi perkembangan psikososialnya.

8. Lapangan Kerja
Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan menghadapi dunia kerja. Keterampilan sosial untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah disiapkan sejak anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran disekolah mereka telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Setelah masuk SMU mereka mendapat bimbingan karier untuk mengarahkan karier masa depan. Dengan memahami lapangan kerja dan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dibutuhkan maka remaja yang terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi akan dapat menyiapkan untuk bekerja.

9. Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri.
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif. Agar anak dan remaja mudah menyesuaikanan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua/pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya, dsb. Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang lain/kelompok.

Selain itu anak harus diajarkan sejak dini untuk dapat memilih prioritas tugas-tugas yang harus segera diatasi, bukan menunda atau mengalihkan perhatian pada tugas yang lain. Karena itu sejak awal sebaiknya orang tua atau pendidik telah memberikan bekal agar anak dapat memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting melalui pendidikan disiplin, tata tertib dan etika.

Kami yakin masih banyak cara-cara lain yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri remaja. Anda pun bebas memilih cara-cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan remaja anda. Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dengan membantu remaja dalam mengembangkan ketrampilan sosial berarti kita telah membantu mereka dalam menemukan dirinya sendiri sehingga mampu berperilaku sesuai norma yang berlaku.

21 Mei 2008

OTONOMI DAERAH DAN MULTIKULTURALISME

Otonomi daerah (Otda) merupakan salah satu ciri, karakteristik dari dan persyararatan yang harus dipenuhi oleh negara demokrasi baik berbentuk negara kesatuan maupun atau terutama negara federal. Untuk Indonesia, Otda merupakan konsekuensi logis dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini berarti bahwa kelangsungan hidup NKRI sangat ditentukan oleh adanya dan berlangsungnya Otda secara konsisten dan konsekuen yang diberikan baik kepada Pemerintah Daerah (Pemda) maupun kepada rakyat daerah.

Pelaksanaan Otda perlu seimbang dalam arti otonomi itu perlu diberikan kepada Pemda dan kepada rakyat didaerah (Rakda) agar dua kepentingan utama sekaligus masing-masing dalam bidang politik dan ekonomi, dalam mana Pemda dengan jelas dapat memiliki hak dan kewajiban untuk mengurus kepentingan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat mereka sesuai dengan urusan yang diserahkan kepada mereka, dalam bidang social dan budaya, dalam mana rakyat daerah masih mempunyai hak kebebasan untuk mengembangkan unsur-unsur pluralisme budaya mereka dapat terpenuhi secara memuaskan.

Keseimbangan dalam pemberian dan pelaksanaan Otda, kepada Pemda dan kepada Rakda, merupakan bukan saja konsekuensi dari prinsip dan hakekat pluralisme, yaitu keberagaman kelompok jenis, kelompok atau asal usul keturunan, golongan, dan sejenisnya, yang tumbuh dan berkembang disitu. Dari prinsip keberagaman ini, timbul dan berkembanglah prinsip menghargai keberagaman unsur-unsur social budaya seperti nilai-nilai budaya, tradisi, adat kebiasaan, dan lainnya yang berkaitan dengan keberagaman diatas, sebagai pembiakan dari prinsip demokrasi yang tidak saja mendorong terciptanya partisipasi dari dan pemberdayaan bagi semua golongan masyarakat. Akan tetapi pembiakan dari prinsip demokrasi ini juga terwujud dalam bentuk mengakui dan menghargai keberagaman budaya serta ide atau pendapat yang saling berbeda maupun mengakui dan menghargai prinsip otonomi daerah yang luas dan nyata yaitu keberadaan hak-hak asli daerah hak-hak rakyat di daerah.


Pengakuan dan penghargaan terhadap prinsip otonomi daerah dan keberagaman seperti ini dikenal dengan prinsip multikulturalisme. Prinsip seperti ini seharusnya mendapat tempat utama dalam setiap usaha sosialisasi dalam bentuk tidak saja formal—pendidikan disekolah-sekolah resmi dalam bentuk tingkat baik negeri maupun swasta, tetapi juga informal—pendidikan keluarga dirumah atau dalam lingkungan keluarga, serta non-formal—dan pusat-pusat pelatihan masyarakat didalam lingkungan kelompok masyarakat. Sosialisasi terhadap prinsip multikulturalisme ini diharapkan akan menumbuhkan dan meningkatkan, apa yang disebut didalam Modul Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Dirjen Kesatuan Bangsa, 2003) sebagai wawasan kebangsaan (Wasbang) dan wawasan nusantara (Wasnus) yang lebih dalam dan lebih luas dalam rangka meningkatkan baik kecintaan dan kesetiaan kepada bangsa serta negara maupun saling hargai mengahargai, menerima perbedaan yang ada dan tidak memaksakan pendapat sendiri, serta pada akhirnya mencegah timbulnya konflik yang tidak berguna dan kekerasan.

Dengan tulisan ini diketahui hubungan fungsional dan timbal balik antara otonomi daerah dengan multikulturalisme. Tulisan ini juga diharapkan dapat mengungkapkan pelaksanaan nyata dari otonomi di daerah-daerah, khususnya daerah Kalbar, apa konsekuensi logisnya terhadap pelaksanaan prinsip multikulturalisme disitu dalam kaitan dengan kecenderungan adanya konflik dan kekerasan. Selain itu, tulisan ini juga mencoba mengemukakan keterkaitan antara kedua prinsip diatas- otonomi daerah dan multikulturalisme- dengan konsep putera daerah yang telah mulai disosialisasikan (Alqadri, 2000), yaitu konsep untuk merendam semangat ”kedaerahan” yang merupakan konsekuensi dari semangat ephoria reformasi. Terakhir, melalui tulisan ini, ingin diungkapkan pengaruh timbal balik antara konsep putera daerah tersebut diatas dengan pelaksanaan prinsip multikulturalisme.

Otonomi dan Otonomi Daerah.
Otonomi berasal dari dua kata: auto berarti sendiri, dan nomi berarti rumah tangga atau urusan pemerintahan. Otonomi dengan demikian, menurut kata asalnya, berarti mengatur rumah tangga sendiri (Zakaria, 2001:9). Dengan mendampingkan kata otonomi dengan kata daerah, maka istilah ”mengatur rumah tangga sendiri” mengandung makna memperoleh kekuasaan dari pusat dan mengatur atau menyelenggarakan rumah tangga pemerintahan sendiri daerah. Untuk mendapat mengatur dan melaksanakan pemerintahan sendiri di daerah secara riil, luas dan tidak hanya sekedar ”bujukan” dari Pemerintahan Pusat (Pempus) kepada Pemda dan Rakda, harus ada perubahan struktur dalam pemerintahan di negara yang bersangkutan, dalam hal ini Indonesia, dalam meligitimasi dan mendorong terselenggaranya rumah tangga pemerintahan sendiri itu dalam bentuk hukum atau perundang-undangan, kedasaran kritis dan kemauan baik dari Pempus maupun dari Pemda dan Rakda, agar keutuhan negara kesatuan ini terjamin dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan dapat tercipta.

Perubahan struktur ini antara lain meliputi perbaharuan hubungan antara Pempus dengan Pemda yang semulanya hubungan itu secara prinsip didasarkan pada asas dekosentrasi dan medebewind kemudian diubah menjadi asas desentralisasi. Selain itu, perubahan struktural berikutnya berkaitan dengan fakta bahwa hubungan antara pusat dengan daerah bukanlah identik dengan hubungan antara kawasan dominan dengan kawasan satelit sebagaimana dikritik oleh Dos Santos (1973;1976) dalam struktur ketergantungannya yang menggambarkan hubungan yang tidak adil dan tidak seimbang (unfair and unbalanced relationship) pada tingkat internasional—antara negara Kapitalis Barat dengan negara Dunia Ketiga –dan pada tingkat nasional—antara Pusat dengan Daerah—yang menciptakan ketergantungan struktural.

Hubungan Pusat dengan Daerah tidak juga dapat disamakan dengan hubungan antara metropolis dengan satelit yang dikritik oleh Andre Gunder Frank (1967;1973) dalam model ketergantungan metropolis-satelitnya (satellite-metropolis model of Dependency) yang juga menggandung hubungan tidak adil dan ketergantungan (unfair and dependent relationship) baik pada tingkat—antara negara industri maju (NIM) Barat dengan negara-negara Dunia Ketiga—maupun pada tingkat nasional—antara Dati I dengan Dati II. Perubahan struktural lainnya yang seharusnya terjadi dalam pelaksanaan otonomi daerah secara luas dan nyata adalah otonomi daerah bukan hanya otonomi bagi Pemda tetapi juga otonomi bagi rakyat didaerah sehingga adanya baik komitmen dari Pempus dan Pemda untuk mensejahterakan rakyat di daerah maupun pengakuan dan pengertian dari Pempus tentang keberagaman kelompok etnis dan kelompok social lainnya serta keberagaman budaya.

Asas dekosentrasi dan medebewind yang perlu dirubah dalam rangka melaksanakan Otda yang luas dan nyata, yaitu memperbaharui hubungan antara Pempus dengan Pemda, adalah sebagai berikut: Pada asas dekosentrasi (lihat Bagi 1 tentang Tiga Jenis Hubungan Antara Pusat dan Daerah), kewenangan hanya bersifat pelimpahan dari Pempus kepada Pemda. Perbedaan kewenangan pada pemerintahan adalah bahwa Pempus memiliki kewenangan yang luas yaitu kebijakan, perencanaan, pembiayaan dan pengawasan; sedangkan Pemerintah Propinsi, (Pemprop) hanya bertindak sebagai koordinator yaitu mengkoordinasikan empat kewenangan Pempus tersebut kepada daerah kabupaten/kota; dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) hanya berwenang menunjang dan melengkapi kewenangan Pempus dan Pemprop. Pada asas pembantuan (medebewind), pemberian kewenangan dari Pempus kepada daerah (Pemprop.dan Pemkab/Pemkot.) hanya bersifat pengikutsertaan dalam arti bahwa wewenang yang diberikan oleh hanya sekedar bertugas membantu pusat. Pempus memiliki kewenangan yang sangat luas yaitu kebijakan, perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan dan pengawasan; sedangakan Pemprop hanya bertugas sebagai koordinator yang mengkordinasikan lima kewenangan Pusat tersebut kepada Pemkab/Pemkot; dan kedua tingkat Pemerintahan yang disebut terakhir ini bertugas membantu Pempus melaksanakan kelima kewenangan tersebut.

Uraian diatas menunjukkan bahwa kewenangan Pempus pada dua asas di atas memang sangat luas. Kewenangan dan kebijakan mereka berasal dari atas ke bawah (Top-down policy). Pada kedua asas ini, semua kewenangan berasal dari Pempus Pemprop bertindak hanya sebagai kordinator, sedangkan Pemkab. Dan Pemkot. Hanya menunjang atau melengkapi dan membantu pelaksanaan. Pemda—Pemprop, dan Pemkab/Pemkot--dipandang sebelah mata, kalau boleh dikatakan, dianggap tidak ada.

Hubungan antara Pusat dan daerah seperti digariskan oleh dua asas di atas bukan saja merupakan hubungan tidak seimbang, timpang dan tidak adil, tetapi juga hubungan yang banyak merugikan daerah-daerah, bahkan, sebagai tercantum dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (TAP MPR RI) No.X/MPR/1998, menimbulkan atau terjadinya banyak penyalahgunaan wewenang, penyelewengan; korupsi, kolusi dan neptisme (KKN); dan tidak berjalannya proses partisipasi, budaya politik dalam system politik nasional; kekuasaan eksekutif yang terpusat dan tertutup dibawah kontrol lembaga kepresidenan, ”termasuk kekuasaan Legislatif yang berada dibawah pengaruh kuat dan bayang-bayangi oleh lembaga eksekutif, dalam hal ini lembaga kepresidenan”(tambahan dari penulis sendiri), menimbulkan krisis struktural dan sistemik yang tidak mendukung berkembangnya fungsi berbagai lembaga kenegaraan, politik, dan social secara proporsional dan optimal; selain itu pengambilan keputusan tidak sesuai dengan kondisi geografis dan demografis dan budaya setempat yang menimbulkan hambatan bagi terciptanya keadilan, pemerataan hasil pembangunan dan pelaksanaan otonomi daerah yang luas nyata; pengembangan kualitas SDM, sikap mental dan kaderisasi pemimpin tidak berjalan sebagaimana mestinya, bahkan mengalirnya SDM yang berkualitas dari daerah-daerah ke Pusat dan kurang memberi kesempatan bagi SDM di daerah-daerah untuk lebih berkembang;..................

Keadaan yang kronis seperti ini mendorong penataan kembali hubungan antara Pusat dengan Daerah dengan melakukan perubahan struktural melalui dan memberlakukan asas desentralisasi. Pada asas Desentralisasi (lihat juga gambar tentang tiga jenis hubungan Pusat dan Daerah), sifat pemberian kewenangan adalah Pempus melimpahkan atau menyerahkan wewenang kepada Daerah. Wewenang yang masih ada pada Pempus adalah hanya pengawasan, pengendalia dan pertanggungjawabab umum. Wewenang yang dimiliki oleh Pemprop. Hanya terletak dalam segi koordinasi dan pengawasan, sedangkan wewenang Pemkab dan Pemkot meliputi pembuatan kebijakan, perencanaan pelaksanaan, pembiayaan, kecuali gaji pegawai. Asas ini mendorong timbulnya aktivitas kebijakan dan kewenangan dari bawah ke atas (Bottom-up policy) yang melahirkan hubungan Pusat-daerah yang relatif seimbang, adil.

16 Mei 2008

MENGEMBANGKAN SEMANGAT TOLERANSI PADA MASYARAKAT PLURALIS

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa atau Etnis, agama, dan warna kulit. Sehingga tidak salah rasanya ada istilah Bhineka Tunggal Ika 'berbeda-beda namun tetap satu' menjadi semboyan kita, memang ada wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya dan adapula yang minoritas.

Dengan kondisi yang ada semua masyarakat sebenarnya mendambakan kehidupan yang damai dan saling menghormati satu sama yang lain, namun sering kali ada percecokan antar pribadi yang akhirnya melibatkan komunitas banyak. Seperti halnya yang terjadi di Kalimantan Barat beberapa tahun yang lalu.

Sekarang inipun provinsi Kalimantan Barat sedang berada dalam situasi yang disebut dengan Negative Peace/Perdamaian Negative. Tidak ada konflik kekerasan pecah namun indicator social ke arah pecahnya konflik cukup tinggi, keadaan ini diakibatkan oleh terbatasnya forum/event untuk berdialog dan mengklarifikasi persoalan atau perbedaan, disamping itu beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kelompok masyarakat masih tersegregasi dalam kegiatannya dan lemahnya kepercayaan terhadap kelompok etnis lainnya.

Beberapa analisis mengingatkan jika tidak terjadi peningkatan kualitas dialog dan saling pengertian, konflik baru akan tidak sulit untuk dipicu. Selama 5 tahun terakhir ini juga, tindak kekerasan antar etnik cenderung meningkat. Walapun tidak menjadi konflik komunal, tetapi apabila tidak upaya-upaya penanganan yang serius dari para penegak hukum, tokoh masyarakat dan kesadaran masyarakat sendiri pada masing-masing etnik. Maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kembali konflik komunal yang lebih besar.


Apa lagi Kalimantan Barat punya sejarah konflik antar etnis yang cukup intens di masa lalu dan paling tidak hingga saat ini sudah terjadi 9 kali konflik besar yang terjadi sejak tahun 1930; dengan kecenderungan kenaikan dari segi frekwensi, korban dan keluasan area konflik. Sehingga telah secara maya mensegregasi propinsi ini berdasarkan etnisitas dan konflik. Yang memprihatinkan adalah kaum perempuan dan anak-anak, mereka adalah pihak yang paling menderita akibat konflik maupun pasca konflik. Apalagi maraknya “penjualan perempuan dan anak-anak”, dan setelah ditelusuri kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga-keluarga korban kekerasan

Awal semua ini memang tidak terlepas dari setting politik dan pola pembangunan yang sentralistik pada masa orde baru, tetapi di masa reformasipun hal ini tidak pernah disentuh oleh pemerintah. Pemerintah tetap saja dengan polanya yang sudah baku, bahkan cenderung membuat kebijakan yang semakin membuat masyarakat multi-etnik terpecah, misalnya kebijakan pemekaran wilayah yang menggunakan garis sejarah primordialisme kesukuan.

Saat ini hubungan antar komunitas di beberapa kabupaten masih mengalami kemacetan. Kegiatan bersama antar komunitas yang pernah terjalin dulunya, baik di bidang budaya dan ekonomi sekarang ini tidak pernah terjadi lagi. Kecurigaan antara satu pihak dengan pihak lainnya sepertinya dipelihara. Jembatan komunikasi bisa dikatakan macet. Ditambah lagi penangganan aset-aset korban konflik masih belum tuntas, bahkan terkesan ada permainan oleh pihak pemerintahan maupun masyarakat.

Beberapa laporan dan analisis yang dilakukan oleh berbagai LSM dan Akademisi, memperlihatkan adanya kesamaan pola penyebab konflik. Mulai dari lemahnya mekanisme social untuk mengelola perbedaan kultur masyarakat, kompetisi social dan ekonomi yang keras. Ditambah lagi mekanisme penyelesaian persoalan antar komunitas yang tidak tertangani secara baik oleh aparat keamanan, kemudian mengabaikan system adat masyarakat dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Sehingga masyarakat mengambil tindakan sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang ada untuk menegakkan ‘rasa keadilan’.

Kemudian menguatnya gejala fundamentalisme agama yang saat ini menjadi fenomena di seluruh penjuru dunia. Seperti yang dituturkan Karen Armstrong (2002), fenomena “fundamentalisme” keagamaan ini sungguh mengejutkan di akhir abad ke-20. Merebaknya terorisme global dan kejahatan kemanusiaan universal yang menggunakan ajaran agama sebagai “kedok” dan legitimasi tindakan-tindakan, mengakibatkan terjadinya fanatisme agama. Terjadi konflik yang berbasis agama di daerah lain juga berpengaruh di Kalimantan Barat, dimana ada berapa kali isu penyerangan tempat ibadat dengan alasan yang tidak masuk akal. Ditambah lagi para ketua-ketua atau tokohtokoh keagamaan tidak terlalu pengaruh bagi umatnya, sehingga apabila ada persoalan yang menyangkut keagamaan yang sepele sepertinya dapat dengan cepat menjadi konflik komunal.

Moment pemilihan kepala daerah secara langsung atau PILKADA saat ini, juga merupakan salah satu potensi konflik, karena pada saat itu seringkali para elit-elit politik cenderung memobilisasi symbol etnis dan agama untuk mendapatkan/memperkuat dukungan kepadanya.

Dengan kondisi yang ada, saya melihat perlu ada beberapa kegiatan besar yang perlu dilakukan, dalam rangka terciptanya kehidupan yang damai antar komunitas, diantaranya :
1.Membangun Agenda Perdamaian Berbasis Komunitas
2.Kegiatan Bersama Antar Komunitas Multi-etnis
3.Peningkatan Kapasitas Tokoh-tokoh Masyarakat
4.Penyediaan Media Penyadaran Partisipatif

Dengan adanya beberapa kegiatan kunci ini diharapkan adanya upaya-upaya rekonsiliasi berbasis komunitas multi etnik dan diharapkan dapat menyumbang pada pencegahan konflik secara dini (early warning system). Disamping itu dengan terbangunnya simpul-simpul jaringan multi etnis akan menyumbang terhadap pembangunan relasi etnik yang harmonis. Sehingga masyarakat dengan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki mampu membangun mekanisme penyelesaian konflik (conflig resoution mechanism) dengan kesadaran yang mendalam dan saling memahami akan perbedaan yang ada namun tetap mempunyai persamaan mendasar dalam membangun kehidupan damai dan sejahtera.

15 Mei 2008

SAATNYA PEMANFAATAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Krisis energi yang dihadapi dunia, maupun Indonesia khususnya semakin berat dirasakan. Harga minyak yang mencapai 120-an $US per barrel pada pertengahan tahun 2008 ini, memperberat beban anggaran pemerintah dan maupun kebutuhan hidup masyarakat yang semakin mahal. Karena sebagian besar produk-produk kita masih impor dan cadangan minyak bumi kita semakin berkurang. Semua ini memang akibat ketergantungan kita terhadap bahan bakar fossil pada sebagian besar pembangkit listrik maupun bahan bakar kendaraan bermotor.

Diversifikasi energi dan konservasi energi adalah salah satu jalan untuk keluar dari krisis energi ini. Diversifikasi akan mengurangi ketergantungan akan minyak yang harga semakin membumbung sedangkan cadangannya semakin menipis. Dilain pihak, penggunaan energi juga harus bijaksana. Konservasi energi diperlukan untuk menghemat energi yang kita punya saat ini. perilaku boros energi di masyarakat harus diubah menjadi budaya hemat energi. Tentunya harus dipahami secara benar, hemat energi tidak berarti mengurangi fungsi dari pemakaian energi tersebut, tetapi hemat energi berarti meningkatkan efisiensi dalam penggunaannya. Ini tidak mudah dan butuh kerja keras dan kerja sama semua stakeholder karena pelaksanaan konservasi energi berkaitan erat dengan perubahan budaya masyarakat.

Kekayaan alam yang berlimpah, belum optimal dimanfaatkan sampai saat ini. Letak geografis Indonesia di sepanjang garis khatulistiwa membawa berkah berlimpah akan sinar surya. Dari surya, kita bisa memanen energi panas maupun mengubah cahayanya menjadi listrik melalui teknologi photovoltaic. Topografi yang bergunung-gunung dan hutan yang banyak memungkinkan beberapa daerah memiliki potensi sumber air yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan listrik, baik skala kecil maupun besar.
Tanah yang subur sangat mendukung bagi pertanian dan peternakan, yang keduanya merupakan sumber biomassa (khususnya limbah) untuk diolah lebih lanjut menjadi biogas melalui proses biokimia maupun gasifikasi. Belum lagi potensi sumber daya hayati kita yang berlimpah. Kita kaya akan tanaman penghasil minyak yang potensial diolah menjadi biodiesel. Kita juga kaya akan sumber daya hayati penghasil gula atau pati-patian yang sangat potensial sebagai bahan baku bioetanol.

Laut yang terbentang luas juga merupakan potensi energi yang luar biasa. Dari laut bisa dimanfaatkkan energi gelombang, energi pasang surut, energi arus laut, energi perbedaan suhu permukaan dan laut kedalaman ataupun memaanfaatkan ruang di permukaan laut untuk memanen angin dan limpahan cahaya matahari. Secara geologis, letak Indonesia juga sangat menguntungkan. Indonesia berada pada lingkar api dunia atau "ring of fire" sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar dunia.

Pemanfaatan berbagai potensi tersebut memerlukan sinergi antar stakeholder energi terbarukan. Kebijakan, penelitian, dana dan pemanfaatannya harus terkoordinasi dengan baik sehingga tercipta sinergi. Potensi energi terbarukan sampai saat ini belum berkembang dengan baik karena antara lain kendala harga energi yang dihasilkannya masih kurang layak secara ekonomis. Namun, jika Pemerintah sebagai pengambil keputusan dan kebijakan didukung oleh swasta sebagai pengembang dan penyandang dana, serta masyarakat yang peduli akan penggunaan energi terbarukan, bukan tidak mungkin skala ekonomis dari energi terbarukan akan tercapai sehingga dapat bersaing dengan energi konvensional.

09 Mei 2008

MENGASAH KETRAMPILAN KOMUNIKASI

Komunikasi, kata ini adalah kunci dalam banyak hal yang melibatkan hubungan antar manusia. Keberhasilan menyampaikan pesan pada orang lain, persis seperti apa yang kita maksudkan, bisa disebut sebagai keberhasilan dalam sebuah hubungan. Sebaliknya, kegagalan komunikasi (miscommunications) bisa jadi bencana bagi para pelaku komunikasi.

Seorang guru butuh komunikasi yang tepat untuk membuat para muridnya dapat menangkap apa yang diajarkannya. Seorang eksekutif di sebuah perusahaan butuh komunikasi yang sistematis untuk memperlancar pencapaian tujuan perusahaan. Pendek kata, dalam kehidupan bermasyarakat, di lingkungan kerja, komunikasi selalu jadi kunci utama. Anda mungkin bisa mempertimbangkan langkah-langkah sederhana yang kami sampaikan ini, untuk mengasah ketrampilan komunikasi.

Pengetahuan Anda -
Pendidikan adalah segala yang telah Anda pelajari secara mendasar, tapi untuk memperbaiki ketrampilan komunikasi, yang Anda butuhkan adalah bagaimana mempraktekan apa yang telah Anda pelajari. Kita semua memang punya keterbatasan, tapi bukan berarti kita tak dapat belajar membuatnya bermanfaat dan membagi apa yang kita tahu dengan orang lain.

Mendengarkan –
Bagian ini sama pentingnya dengan mengajukan pertanyaan. Kadang dengan mendengarkan suara kita sendiri kita dapat belajar sedikit lebih percaya diri. Dan mengatakan hal-hal yang kita percaya dengan penuh keyakinan.

Rendah Hati –
Kita semua pernah membuat kesalahan, dan kadang kita cenderung mengucapkan kata-kata yang merendahkan. Atau kadang dengan membuat pengucapan yang salah, yang akibatnya malah membuat orang yang mendengarkan kita tak terkesan. Jadi, saat sedang melakukan percakapan dalam kelompok, jangan takut bertanya apa Anda salah mengucapkan kata dan jika orang lain tak yakin soal ini, jadikan saja bahan lelucon.

Kontak Mata –
Tatapan mata bisa mengungkapkan banyak hal. Sangat penting bagi Anda untuk tetap fokus saat berbicara dalam kelompok atau pertemuan, walaupun semua yang hadir Anda kenal dengan baik.

Buat Lelucon –
Sedikit humor dapat jadi pereda ketegangan yang luar biasa. Bicara serius terus-menerus akan membuat orang lain bosan. Dengan gurauan Anda dapat menarik perhatian orang lain dan membuat Anda mudah digapai, seperti semua orang.

Menempatkan Seperti Lawan Bicara –
Berinteraksi adalah berbaur dengan orang-orang lain. Anda akan mendapat banyak gagasan, saat Anda mengetahui orang lain seperti adanya mereka. Melakukan pembauran juga dapat membangun ketrampilan kepemimpinan Anda.

Mendengarkan Diri Sendiri –
Akuilah, ada saat-saat Anda bernyanyi untuk diri sendiri di kamar mandi. Anda juga bisa mulai berlatih dengan mendengarkan semua pemikiran Anda saat Anda sedang sendiri. Bicara lah di depan cermin untuk mengoreksi titian nada yang Anda ucapkan.

Tersenyum –
Sebuah senyuman bisa memiliki banyak arti, seperti halnya tatapan mata. Jangan pernah menunjukkan ekspresi meringis atau mengerutkan dahi saat sedang melakukan pertemuan dengan banyak orang. Sebaliknya, dengan senyuman Anda bisa mengekspresikan apa yang Anda katakan dengan lebih baik.

Panutan –
Anda pasti punya satu atau dua orang yang selalu Anda dengarkan saat sedang melakukan pertemuan di publik atau di gereja atau pengajian. Meniru bagaimana mereka menekankan apa yang mereka katakan dapat membantu Anda saat sedang berbicara di hadapan orang banyak.

Persiapan –
Lakukan persiapan terbaik. Buat catatan, atau lakukan persiapan apa pun yang membuat Anda nyaman untuk mengungkapkan pendapat Anda saat berhadapan dengan orang banyak.

Cara apa lagi yang lebih baik untuk memulai komunikasi yang efektif selain memulainya dari orang terdekat : diri sendiri. Selamat mencoba!

08 Mei 2008

HINDARI SETELAH MAKAN

Minum setelah makan, itu bagus. Tapi sembilan hal berikut ini, sebaiknya tidak Anda lakukan setelah makan.
1. Merokok
Merokok saja sudah merusak tubuh, apalagi jika dilakukan setelah makan. Berdasarkan penelitian, mengisap satu batang rokok setelah makan, sama saja dengan merokok sepuluh batang, sehingga kemungkinan terserang kanker jauh lebih besar.

2. Makan Buah
Makan buah segera setelah makan sebaiknya dihindari, karena membuat perut dipenuhi udara alias kembung. Sebaiknya, konsumsilah buah 1-2 jam setelah makan atau satu jam sebelum makan. Ini akan membuat perut Anda kenyang dan makan tidak terlalu banyak.

3. Minum Teh
Daun teh memiliki kandungan asam yang tinggi. Hal ini menyebabkan kandungan protein dalam makanan sulit dicerna. Selain itu, minum teh setelah makan dapat menyebabkan hambatan penyerapan zat dalam tubuh hingga 80 persen. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan kualitas tubuh manusia.


4. Mengendurkan Ikat Pinggang
Mengendurkan ikat pinggang dapat menyebabkan usus terbelit dan terblokir.

5. Mandi
Mandi yang dilakukan setelah makan akan menaikkan aliran darah ke tangan, kaki dan badan yang menyebabkan jumlah darah sekitar perut akan terus berkurang. Hal ini akan melemahkan sistem pencernaan di dalam perut.

6. Berjalan-Jalan
Berjalan akan menyebabkan sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan yang telah Anda makan.

7. Langsung Tidur
Jangan ikuti kantuk Anda. Tidur setelah makan membuat makanan tidak dapat dicerna secara baik. Akibatnya, usus mengalami kembung dan terjadi peradangan.

8. Minum Air Es
Air dingin akan membekukan makanan berminyak, terutama berlemak, yang Anda santap. Lemak itu akan terbentuk dalam usus dan akan mengakibatkan menyempitnya saluran-saluran pencernaan sehingga menimbulkan kegemukan. Gantilah dengan minum air hangat.

9. Pergi
Kebiasaan ini tidak berdampak pada kesehatan Anda, sih. Tapi kok kurang sopan, ya.
Sumber: Kompas

GAJI BERAPAPUN CUKUP ! ! ! ! !

Bingung mengapa orangtua kita, yang mungkin hanya PNS dengan gaji pas-pasan, bisa menghidupi seluruh keluarga selama satu bulan dan menyekolahkan kita sampai perguruan tinggi? Jangan heran. Kuncinya hanyalah management salary.

Seperti yang terjadi pada Naomi. Lajang berusia 25 tahun ini mendapatkan gaji per bulannya Rp 3 juta. Namun, uang itu selalu dirasa kurang. Setiap akhir bulan, ia harus mengais-ngais uang di tabungan. Bahkan tak jarang harus meminjam teman, kakak ataupun ibunya demi melanjutkan hidup di sisa bulan.

Satu kesalahan Naomi, ia tak pernah mencatat pengeluarannya selama sebulan. Uang dibiarkan mengalir sesuai keinginan, bukan kebutuhan. Maklum di usia kerja yang baru berjalan hampir dua tahun, Naomi merasa ingin bersenang-senang menikmati gajinya dulu.">


Sebenarnya inti dari dari sebuah pengelolaan gaji adalah agar gaji kita selain cukup digunakan untuk kebutuhan operasional sehari-hari, juga bisa disisihkan untuk tabungan masa depan. Nah, tabungan ini bisa benar-benar untuk masa depan, bisa juga kebutuhan tak terduga.

Menurut para perencana keuangan, berdasarkan penggunaan penghasilan tiap bulan, pengeluaran kita bisa dibagi menjadi empat pos, yaitu:
1. Pos pengeluaran untuk biaya hidup sehari-hari
2. Pos pengeluaran cicilan utang
3. Pos pembayaran premi asuransi
4. Pos untuk tabungan dan investasi

CICILAN DAN TABUNGAN
Sekarang kita sudah mengetahui apa saja pos-pos pengeluaran wajib tiap bulan. Lalu, mana dari keempat pos tadi yang harus didahulukan?

Prioritas pertama tentunya membayar cicilan utang. Jika tidak hidup kita tidak akan tenang dikejar-kejar penagih utang. Untuk pos ini dana yang diperlukan adalah maksimal 30% dari penghasilan per bulan. Itu sudah mencakup semua cicilan utang, misalnya cicilan rumah, mobil, barang kreditan, dan kartu kredit.

Prioritas kedua adalah tabungan dan investasi (jika ada) yang manfaatnya bisa diraih di masa depan. Tak butuh banyak kok, minimal hanya 10 % dari penghasilan per bulan (lebih besar, lebih baik).

Prioritas ketiga, membayar premi asuransi. Untuk asuransi, anggarannya antara 10-20 persen dari penghasilan per bulan. Jika Anda tak memiliki asuransi, bisa langsung ke prioritas berikutnya. Namun, jika tertarik, aturan mainnya, jangan membeli asuransi terlalu banyak. Cukup pilih yang bisa untuk mengantisipasi risiko dan ambil premi dengan paket hemat.

Terakhir adalah pengeluaran untuk biaya hidup sehari-hari. Ini mencakup makan, transportasi, pulsa, hiburan, dan sebagainya. Mengapa kebutuhan sehari-hari ditempatkan sebagai prioritas terakhir? Karena kebutuhan ini lebih fleksibel. Artinya, kita bisa melihat kebutuhan apa dari pos ini yang dananya bisa ditekan atau dikurangi. Misalnya anggaran untuk transportasi. Karena nebeng teman, Anda bisa menghemat uang transport. Yang harus Anda sisihkan untuk pos keempat idealnya adalah 50 % dari penghasilan per bulan.

05 Mei 2008

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Rangkaian kejadian ini dipercaya mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang akan memberikan dampak bagi kehidupan. Mengingat perubahan iklim bersifat global, maka dampak yang akan ditimbulkannya pun akan bersifat global pula. Tidak ada daerah yang akan luput dari dampak perubahan iklim, perbedaannya hanya pada tingkat dampak yang dirasakan serta kemampuan untuk beradaptasi.

Dalam skala global, perubahan iklim akan mengakibatkan terjadinya pencairan lapisan es. Pencairan ini tidak hanya terjadi di daerah kutub tetapi juga di beberapa puncak gunung yang selama ini dipercaya ditutupi lapisan es abadi. Sejak decade 1960-an, lapisan es yang menyelimuti bumi ini telah berkurang sebanyak 15 persen. Mencairnya lapisan es memberikan dampak berupa peningkatan volume air dipermukaan bumi secara keseluruhan, terutama air laut. Selain itu, peningkatan suhu juga akan mengakibatkan meningkatnya pemuaian air yang akan berakibat pada peningkatan volume. Peningkatan volume air laut pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan tinggi muka air laut.

Jika tinggi muka air laut meningkat dapat dibayangkan daerah pesisir akan berubah dari daratan menjadi lautan. Dengan kondisi tersebut akan banyak pulau-pulau serta wilayah pesisir yang tenggelam dan mengakibatkan sekitar 46 juta orang yang hidup di pesisir pantai harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Mereka akan kehilangan bukan saja tempat tinggal serta infrastruktur pendukung yang telah dibangun tetapi juga mata pencahariannya. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya tangkapan ikan akibat tak menentunya kondisi iklim-misalnya kecepatan angina- serta gangguan yang terjadi terhadap ikan dilaut karena perubahan temperature laut. Kenaikan air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau (mangrove), serta mengubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.

Perubahan iklim juga akan mengakibatkan terjadi pergeseran musim. Di beberapa tempat, musim kemarau akan semakin panjang sementara musim hujan memendek. Akibatnya akan timbul bencana kekeringan. Kekeringan akan memberikan dampak turunan seperti kegagalan panen serta krisis air bersih. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan terjadinya musim hujan yang pendek namun dengan intensitas yang sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan bencana banjir, badai dan tanah longsor.

Dampak perubahan iklim juga dirasakan di Indonesia. Tidak dapat disangkal lagi, karena kondisi geografis dan topografisnya, Indonesia termasuk Negara yang rawan terhadap dampak perubahan iklim.

Dampak lain yang diperkirakan terjadi akibat perubahan iklim adalah tak menentunya pola curah hujan. Ketidakpastian iklim akan mengganggu para petani dalam menjalankan kegiatannya. Bukan hanya musim tanam yang tak menentu, melainkan juga kegagalan panen akibat kemarau panjang atau hujan yang berlebihan. Tak menentunya iklim menyebabkan turunnya produksi pangan, akibatnya kita harus mengimpor beras. Karena peningkatan intensitas hujan akan menimbulkan banjir kemudian menyebabkan produksi padi menurun karena sawah terendam air.

Masalah lain yang ditimbulkan sebagai akibat naiknya muka air laut adalah buruknya kualitas air tanah di perkotaan akibat intrusi (perembesan) air laut. Intrusi air laut juga mempengaruhi kondisi sungai dan danau dan akan berdampak terhadap kehidupan yang berlangsung didalamnya. Kerusakan juga akan terjadi pada banyak infrastruktur kota akibat salinitas air laut.

Sector kehutanan pun akan menerima dampak dari perubahan iklim ini. Ketidakmampuan beberapa jenis flora dan fauna untuk beradaptasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi ekologi hutan. Spesies yang tidak mampu beradaptasi akan punah sementara spesies yang lebih kuat akan berkembang tidak terkendali. Selain itu, panjang serta keringnya musim kemarau telah memacu peningkatan terjadinya kebakaran hutan.

Dampak lain dari perubahan iklim adalah meniingkatnya frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah. Sudah barang tentu, dampak negative akan dirasakan dalam bidang social, ekonomi dan ekologi.

PERUBAHAN IKLIM

Malam ini sulit sekali tidur, badan terasa panas dan berkeringat, padahal habis mandi beberapa menit yang lalu. Keadaan ini hampir setiap malam dirasakan, walaupun habis hujan sorenya. Mungkin ini akibat dari perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global, baik siang maupun malam? Berikut beberapa penjelasan mengenai perubahan iklim dan dampaknya.

Secara umum iklim didefinisikan sebagai kondisi rata-rata suhu udara, curah hujan, tekanan udara, arah angin, kelembaban udara serta parameter iklim lainnya dalam jangka waktu yang panjang antara 30-100 tahun (inter centennial). Jadi berbeda dengan cuaca dalam jangka waktu yang sangat panjang. Perubahan iklim terjadi akibat proses pemanasan global, yaitu meningkatnya suhu-suhu rata permukaan bumi akibat akumulasi panas yang tertahan di atmosfer. Akumulasi panas itu sendiri terjadi akibat adanya efek rumah kaca di atmosfer bumi.

Efek rumah kaca (ERK) merupakan suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang mencapai permukaan bumi. Seterlah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut terpantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang panjang yang dipantulkan itu dilepaskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi.

Proses ini dapat berlangsung berulang kali, sementara gelombang yang masuk juga terus bertambah. Akibatnya terjadi akumulasi panas di atmosfer. Kondisi ini sama persis seperti yang terjadi di rumah kaca yang digunakan dalam kegiatan pertanian dan perkebunan.

Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas yang diemisikan dari berbagai kegiatan manusia, yang memiliki kemampuan untuk menerukan gelombang pendek dan mengubahnya menjadi gelombang yang lebih panjang. Selain itu, GRK juga memiliki kemampuan meneruskan sebagian gelombang panjang dan memantulkan gelombang lainnya.

Secara alami, efek rumah kaca telah terjadi sejak adanya atmosfer bumi dan efek inilah yang telah memungkinkan suhu bumi menjadi lebih hangat dan layak huni. Para ahli mengatakan tanpa adanya atmosfer dan efek rumah kaca, suhu bumi akan 33’ C lebih dingin dibandingkan saat ini.

Perkembangan populasi dan aktivitas manusia terutama sejak revolusi industri di pertengahan abad XIX, telah meningkatkan emisi GRK dengan laju yang sangat tinggi dan akibatnya efek rumah kaca yang terjadi di atmosfer semakin kuat.

Pemanfaatan energi yang berlebihan, terutama energi fosil, merupakan sumber utama GRK. Hutan yang semakin rusak, baik karena kejadian alam maupun pembalakan liar akan menambah jumlah GRK yang diemisikan ke atmosfer dan akan menurunkan fungsi hutan sebagai penghambat perubahan iklim. Demikian pula halnya dengan kegiatan peternakan dan pertanian yang merupakan penyumbang gas metana yang kekuatannya 21 kali lebih besar daripada gas karbondioksida.

02 Mei 2008

HIDUP ADALAH PILIHAN

Jika hingga detik ini Anda merasa sudah berusaha kemana-mana, sudah mengerahkan segala daya upaya yang paling optimum menurut perasaan Anda, sudah berdo’a dengan redaksi yang paling hebat, sudah menghubungi siapa saja yang menurut Anda pantas dihubungi, dan ternyata hasilnya masih jauh dari yang Anda inginkan, atau bahkan sama sekali tak match, maka ada satu hal yang penting untuk dihindari dan ada satu hal yang perlu untuk dilakukan.

Satu hal yang penting untuk dihindari adalah membiarkan diri kita larut, hanyut, dan tenggelam ke dalam kesedihan meratapi nasib yang menurut perasaan kita “kok jauhnya minta ampun” dengan impian kita. Alasan yang perlu kita sederhanakan antara lain bahwa selain bukan hanya kita seorang saja di dunia ini yang merasakan perasaan demikian, munculnya “bad-surprise” dalam nasib kita itu adalah sesuatu yang diizinkan Tuhan untuk ada di muka bumi ini.

Karena atas izin-Nya, maka ia ada dan terjadi bukan untuk sebuah kesia-sian belaka, melainkan ada kegunaan yang bisa dimanfaatkan, meskipun harus diakui bahwa menurut perspektif manusia, tentulah tidak ada dari kita yang menginginkannya; tidak ada yang ingin merasakannya; dan tidak ada yang ingin mengalaminya, selain juga tidak boleh mengharapkannya.

Lantas apa kegunaan itu? Sampai pada tahap ini, sering sekali kita melupakan satu hal bahwa yang dipersilahkan untuk memilih kegunaan tertentu itu adalah kita, bukan malah balik bertanya kepada dunia tentang apa gunanya atau malah memasang sikap apatis yang menolak untuk menggali kegunaan selain yang sudah kita rasakan. Penderitaan itu memang membuat manusia menderita, upset, hopeless, distress, frustasi, dan seterusnya, tetapi soal untuk apa itu akan kita gunakan, adalah pure pilihan kita.

Semua itu pilihan kita, mau digunakan untuk menghancurkan diri, atau untuk pembangkit energi. Mau dijadikan racun, atau dijadikan obat – meski obat seringkali pahit rasanya. Mau dijadikan bencana atau mau dijadikan lentera – pencerahan jalan hidup. Semua balik lagi terserah pilihan kita, manusia.

Satu hal lain lagi yang perlu kita ingat bahwa tentu saja untuk mengusahakan dan mewujudkan kegunaan positif itu lebih sulit dari pada memilih kegunaan yang negatif. Dunia ini mengajarkan bahwa untuk mendapatkan hal-hal positif, dibutuhkan inisiatif sementara untuk mendapatkan hal-hal negatif hanya dibutuhkan pengabaian dan membiarkan. Tetapi di sisi lain, dunia juga mengajarkan bahwa untuk berinisiatif, biasanya beban yang ditanggung satu ons tetapi dengan mengabaikan, beban yang kita tanggung bisa kelak menjadi satu ton.

Satu dari sekian kegunaan positif yang sudah dipilih oleh orang-orang positif di dunia ini adalah menjadikan hal-hal buruk yang tidak diinginkannya sebagai ”defining moment”. Artinya, penderitaan yang dialami, entah itu besar atau kecil, dadakan atau berkepanjangan, dijadikan dorongan yang benar-benar tepat (pil) untuk melakukan perubahan, perbaikan, audit, dan seterusnya. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai moment untuk menaikkan standar prestasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam kaitan ini, mungkin kita perlu menjadikan kenyataan buruk yang kita alami sebagai moment untuk meng-audit hal-hal berikut:
1. Sasaran yang kita tetapkan
Termasuk dalam cakupan sasaran di sini antara lain: cita-cita, keinginan, tujuan, target, dan seterusnya. Mengapa sasaran yang perlu diaudit? Jika kita tidak punya sasaran, ibaratnya seperti orang bingung sedang jalan-jalan. Jika kita punya sasaran tetapi telalu tinggi menurut ukuran riil kita, kegoncangan akan muncul. Jika kita turunkan terlalu rendah menurut ukuran riil kita, maka kemandekan mengancam.

Supaya kegoncangan yang kita alami tidak berkepanjangan, maka sasaran yang sudah kita teorikan di kepala perlu diaudit, entah itu diturunkan sementara, diperbaiki, diperjelas, dipendekkan, di-spesifik-kan, berdasarkan keadaan-diri kita pada hari ini. Meskipun ini tidak mengubah kenyataan buruk sedikit pun, tetapi kegoncangan batin yang kita alami sudah kita datangkan obatnya.

2. Cara, strategi, kebiasaan yang kita pakai
Hal lain yang perlu diaudit adalah cara, strategi atau seperangkat kebiasaan yang biasa kita gunakan selama ini untuk meraih sasaran yang kita inginkan dan ternyata masih gagal. Menurut hasil renungan Napoleon Hill, kebanyakan kita gagal usahanya bukan karena kita tidak mampu mewujudkan keberhasilan yang kita inginkan, melainkan karena kita mempertahankan satu cara yang sudah jelas-jelas gagal di lapangan.

Bahkan jika dilihat dari penjelasan firman Tuhan kepada kita semua, mempertahankan cara atau strategi yang sudah nyata-nyata gagal dan menolak untuk mengais cara lain, termasuk bukti dari keputusasaan kita terhadap rahmat-Nya, yang dalam bahasa agama sering disebut sesat atau gelap. Karena itu, yang diperintahkan kepada kita adalah meyakini adanya pintu lain yang sudah terbuka jika kita mendapati satu pintu yang tertutup. Sayangnya, terkadang kita terlalu lama memandangi pintu yang sudah nyata-nyata tertutup sehingga kita gagal menemukan pintu lain yang sudah terbuka.

Cara, strategi atau kebiasaan yang perlu diaudit, bukan semata yang dalam bentuk fisik, melainkan yang lebih penting lagi, adalah cara berpikir, strategi berpikir, kebiasaan berpikir atau sesuatu yang ada di dalam batin kita. Jim Rohn berpesan: “Semua yang ada di luar dirimu akan berubah jika kamu mengubah dirimu.” Hal ini karena semua kreasi fisik, entah itu tindakan atau hasil tindakan, awalnya diciptakan dari dalam batin kita (kreasi mental). Tindakan yang jitu lahir dari pikiran yang jitu, tindakan yang masih meleset lahir dari pikiran yang belum pas, kira-kira begitulah.

3. Orang, lingkungan atau jaringan yang kita masuki
Jika dalam bisnis perumahan ada kata pusaka yaitu: lokasi, lokasi, dan lokasi, maka dalam meng-audit langkah atau mengubah nasib kita, mungkin kata pusaka itu perlu diganti menjadi: orang, orang dan orang. Orang, lingkungan dan jaringan yang kita masuki, memang tidak membuat / mengubah kita menjadi apapun tetapi jika kita ingin mengubah diri dalam arti yang luas, maka ini perlu mengubah jaringan orang yang kita kenal, entah dengan cara menambah, mengurangi, memperluas, memperdalam hubungan, dan lain-lain.

Dengan mengubah jaringan orang yang kita kenal, maka ini akan menciptakan jalan bagi perubahan pola berpikir, strategi, kepercayaan, kebiasaan, pengetahuan, metode, dan seterusnya. Mungkin, saking pentingnya peranan orang itu bagi kita, sampai-sampai ahli filsafat bisnis Amerika, Jim Rohn, mengatakan: “Jika buku yang anda baca dan orang yang anda ajak bergaul sama, maka dalam lima tahun ke depan, kemungkinan besar nasib anda masih sama.”

Untuk mengubahnya, sudah pasti membutuhkan modal, tetapi modal di sini tidak mutlak identik dengan uang yang banyak atau sejumlah modal yang saat ini tidak ada di tangan kita. Prakteknya sering membuktikan bahwa orang yang perlu masuk dalam daftar “jaringan” itu sudah disediakan Tuhan di sekeliling kita tetapi selama ini jarang kita perhatikan, jarang kita bedakan, jarang kita telaah, dan jarang kita gali.

Menjaga 3K
Menjalani hidup memang berbeda seribu derajat dengan membahas kehidupan. Dalam membahas kehidupan seperti dalam tulisan ini, enak saja kita mengganti, mengubah dan meng-audit langkah sekehendak kita, tetapi dalam menjalani, tentu saja tidak bisa kita meng-audit dan mengubah sekehendak kita. Hemat saya, ada sedikitnya tiga hal yang perlu dijaga seiring dengan keputusan kita untuk meng-audit dan memperbaharui langkah, yaitu:
1. Kebutuhan
Kata orang yang sudah sering kita dengar, kebutuhan itu tidak mengenal kata nanti, bahkan ampun pun tidak. Ungkapan lain mengatakan bahwa lebih enak ngomong sama orang yang marah ketimbang ngomong sama orang yang lapar. Ini semua menunjukkan bahwa kebutuhan itu tidak bisa diganggu-gugat dan karena itu, agenda apapun yang akan kita jalankan, hendaknya jangan sampai menganggu aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan. Atau dengan kata lain, hendaknya kita tetap menjalankan aktivitas yang sasarannya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak bisa diganggu-gugat di tengah-tengah kesibukan kita memikirkan tiga hal yang perlu diaudit di atas. Jika kebutuhan ini terancam, maka kita semua sudah tahu akibatnya.

2. Keinginan
Meskipun kebutuhan itu tidak mengenal ampun dan kata nanti, tetapi jika pikiran ini terlalu kita fokuskan hanya untuk kebutuhan, hanya apa adanya, tanpa visi, tanpa imajinasi, tanpa cita-cita, tanpa keinginan, maka Mohamad Ali mengibaratkan seperti seandainya bumi ini tanpa langit: kering dan gelap. Marylin King, mantan seorang atlet, menyimpulkan: Mereka memandang tujuan dengan sangat jelas dan mengimajinasikannya secara ajaib sehingga tampak begitu kuat dan mereka membayangkan dirinya menapaki langkah-langkah kecil dalam perjalanan menuju tujuan itu. Kami menyebutnya visi. Akhirnya mereka melakukan sesuatu setiap hari, sesuai dengan rencana yang akan membawa mereka selangkah lebih dekat ke mimpi mereka. Kami menyebutnya aksi.”

Artinya, selain kita perlu memprogam aktivitas yang sasarannya kebutuhan, kita pun perlu memprogram aktivitas yang sasarannya adalah mewujudkan keinginan (visi, cita-cita, dst) yang belum terwujud atau beru terwujud sebagian, agar tidak kering dan gelap, seperti bagaikan bumi tanpa langit, bagaikan burung tanpa sayap, bagaikan mobil yang rodanya terpendam lumpur “kebutuhan”.

3. Kelancaran
Tak cukup sepertinya jika kita hanya memprogram aktivitas yang kita lakukan hari ini semata untuk sasaran kebutuhan dan keinginan. Ada satu hal lain yang perlu kita programkan, yaitu mengatasi masalah-masalah, entah itu tehnis, hubungan, dan lain-lain yang kedatangannya tidak diundang. Membiarkan masalah, bukan berarti menghilangkan masalah.Tetapi jika kita mengerahkan seluruh pikiran dan aktivitas kita hanya untuk mengurusi masalah, maka keinginan dan kebutuhan kita akan yatim, yang juga masalah.

Jadi, untuk memikirkan masalah (what and why), lalu gunakan sisanya untuk memikirkan pemecahan masalah (how). Tenggelam dalam memikirkan masalah, justru malah akan membuat kita bermasalah. Nasehat lain bisa kita dengarkan dari Brian Tracy, seorang konsultan SDM, yang mengatakan: “bukan dimana saat ini kita berada; yang menentukan kita, melainkan ke mana langkah ini akan kita gerakkan.” Masalah tidak membuat kita keman-mana tetapi apa yang akan kita lakukan terhadap masalah itu akan menentukan dimana nanti kita berada.

Dengan belajar menjalani tiga hal di atas, minimal kita tidak perlu bertengkar dengan kenyataan yang ada di hadapan kita, pun juga kita tidak tenggelam di dalam kenyataan itu, serta tidak terhanyut ke dalam memikirkan masalah siang dan malam. Sekali lagi perlu kita ingat, ini baru membahas kehidupan, belum masalah menjalani kehidupan. Selamat menjalankan.

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG