04 Desember 2009

JANGAN MENAHAN BERSIN

Tahukah Anda, kecepatan bersin manusia bisa mencapai 160 km/jam? Artinya, bila Anda menahan bersin, maka tubuh harus mengatasi perubahan akibat tekanan kuat yang masuk kembali ke dalam saluran pernapasan. Tekanan tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada gendang telinga.

Karena itu, menurut John Pan, MD, kepala Pusat Pengobatan Integratif di George Washington University Medical Center seperti vivanews kutip dari Womansday, bersin yang ditahan akan memaksa bakteri kembali masuk ke dalam rongga hidung dan kanal telinga, sehingga bisa menimbulkan infeksi.

Jika infeksi makin parah, kondisi ini bisa menyebabkan pecahnya gendang telinga yang berujung pada kehilangan pendengaran. Yang perlu Anda tahu, saluran hidung dan mulut yang menjadi sarana keluaran bersin berhubungan juga dengan telinga.

Bersin sebetulnya berguna menjaga agar hidung tetap bersih (cleansing effect). Udara yang mengembus kuat dengan tekanan tinggi dari paru-paru mendorong keluar melalui hidung dan mulut. Refleks bersin itu bisa terjadi berulang-ulang, sehingga diharapkan pembersihan bisa maksimal.


Agar tidak mengganggu kesehatan Anda maupun orang-orang di sekeliling, daripada bersin ditahan, lebih baik tutuplah hidung dengan tisu atau saputangan ketika Anda bersin.

20 Oktober 2009

Tantangan Perkembangan Remaja

Anak-anak dan remaja adalah generasi penerus bangsa dan dunia ini, baik-buruknya suatu bangsa kedepan tergantung pembinaan generasi muda yang ada sekarang ini. Pada usia ini terjadi hal-hal baru pada anak-anak dan remaja, misalnya: ada perubahan fisik, merasa ingin bebas, diperlukan kemampuan bergaul atau beradaptasi dengan teman sebaya dan mampu menerima keadaan diri. Apabila seseorang anak-anak dan remaja gagal melalui tugas perkembangan pada usai yang sebenarnya, maka pada tahap perkembangan berikutnya akan menjadi masalah pada diri anak-anak dan remaja tersebut.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan anak-anak dan remaja, diantaranya: 1) Kutub Keluarga, 2) Kutub Sekolah dan 3) Kutub Masyarakat (Kristianus Atok dkk, 2005, 25).
Kutub Keluarga
Keluarga adalah merupakan lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan remaja, karena disinilah pendidikan pertama kali diperoleh. Apabila didalam keluarga terdapat pendidikan yang baik, maka pengaruhnya positif bagi perkembangan anak-anak dan remaja. Demikian juga sebaliknya, apabila dalam keluarga tidak harmonis dan terdapat pandangan yang salah maka pengaruhnya negative bagi perkembangan anak-anak dan remaja.

Remaja khususnya perempuan mengambil peranan yang banyak dalam keluarga, ini dapat terlihat misalnya ikut orang tua ke ladang/bertani, mengurus adiknya, memasak didapur. Kemudian anak perempuan dipaksa untuk bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, akibatnya anak-anak dan remaja perempuan menjadi sulit untuk membuka relasi dengan remaja lainnya. Mereka menjadi minder, pemalu, tidak percaya diri, dan akhirnya mereka menjadi kehilangan harga diri, cenderung menutup diri dan bersikap menerima apa adanya. Kondisi inilah sehingga remaja perempuan selalu menjadi korban dalam setiap kekerasan yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat.

Ada gambaran bahwa anak laki-laki wajar untuk santai dan bergaul lebih luas sedangkan anak perempuan dianggap tabu, dengan demikian sangat sulit sekali bagi remaja perempuan untuk berrelasi dengan sesamanya. Pada hal dalam diri seorang perempuan ada sikap kelemah-lembutan yang berpotensi dalam mengurus keluarga yang sehat dan lebih baik.

Kutub Sekolah
Sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu dan tempat pertemuan antar anak-anak laki dan perempuan. Namun di sekolah-sekolah ada proses yang sentralistik dan diajarkan untuk memenuhi kurikulum nasional, tanpa mengindahkan nilai-nilai atau penganggan hidup bagi remaja. Pendidikan lain yang juga mempunyai pengaruh dan sangat penting bagi perkembangan anak-anak dan remaja kedepan, namun materi ini tidak diajarkan secara serius, misalnya pendidikan financial, kesetaraan gender, kesehatan reproduksi dll. Akibatnya anak-anak dan remaja yang amat cerdas, namun seringkali memandang rendah orang lain atau lawan jenisnya dan kemampuan bersosialisasi dengan teman-teman kurang, kemudian kurang mengetahui dan memahami tentang ilmu-ilmu yang mempunyai pengaruh bagi keberlanjutan hidup bermasyarakat.

Kutub Masyarakat
Kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja juga sangat dipengaruhi oleh keadaan masyarakat sekitarnya, apa yang langsung dilihat dengan keadaan sekitarnya. Pada masa-masa anak menuju dewasa ingin mencoba hal-hal yang ada disekitarnya, apabila seorang anak atau remaja tiak mempunyai pengetahuan dan iman yang kuat maka sangat mudah terjerumus ke hal yang negative.

Kemajuan teknologi dan informasi kehidupan manusia berubah gaya hidupnya, aksi-aksi sex bebas, aborsi, narkoba dan lainnya dipertontonkan. Anak-anak dan remaja cenderung untuk mempermudah kehidupannya atau mengupayakan kemudahan-kemudahan dalam kehidupannya instant. Ditambah lagi dengan berbagai ‘penyakit sosial‘ yang terjadi di masyarakat, seperti: judi, minuman keras, hiburan malam, dll.

27 Agustus 2009

TRANSAKSI KEHIDUPAN

Salah satu hukum bisnis menyatakan bahwa kualitas keuntungan tidak ditentukan oleh kuantitas aktivitas bisnis tetapi oleh kualitas transaksi. Tidak sedikit orang menciptakan banyak transaksi tetapi kualitas keuntungan didapat tidak sebanyak jumlah transaksi yang diciptakan. Padahal apa yang kita inginkan adalah transaksi sebanyak mungkin dengan keuntungan sebesar mungkin. Transaksi adalah pelaksanaan keputusan dealing tentang tawaran yang kita setujui dan tawaran yang kita ajukan. Selanjutnya transaksi menciptakan harga (price of value).

Pada dasarnya semua orang sudah ditakdirkan hidup dengan ‘business of selling’, terlepas apakah ia pengusaha atau pun orang biasa. Karena takdir itulah, maka sebagian hukum alam yang mengatur kehidupan ini adalah hukum untung rugi. Dalam menyikapi hukum diperlukan kepemilikan sikap mental pengusaha (the entrepreneurship mental attitude). Atau sosok yang bermentalitas 'creating' dan bertanggung jawab atas resiko keputusan yang diambil serta menerima resiko sebagai pemilik.

Terlepas dari job title yang anda sandang saat ini maka anda adalah pengusaha di mana setiap keputusan yang anda ambil, maka andalah yang akan merasakan rugi dan untungnya. Buktinya, setiap saat kita menciptakan transaksi dari tawaran kehidupan. Hanya saja yang sering membuat kita menderita kerugian adalah keputusan transaksi yang tidak didukung dengan mentalitas pengusaha. Banyak sekali komoditas peristiwa hidup yang ditawarkan tetapi tidak kita ciptakan transaksi yang bertanggung jawab untuk memiliki keuntungan dari kerugian atau dari keuntungan.


Hasilnya, kita lebih sering menjadi pengusaha yang rugi. Contoh paling riil adalah kegagalan. Baik terjadi pada orang lain dan diri kita, atau baik disebabkan oleh orang lain atau kesalahan kita, sebenarnya peristiwa ini adalah komoditas yang ditawarkan oleh kehidupan. Kegagalan itu bisa menjadikan kita rugi atau untung. Bukan karena kegagalan ‘as matter’ tetapi karena keahlian bertransaksi. Kita apakan kegagalan itu setelah terjadi. Banyak pengusaha yang bisa menjadikan kegagalan sebagai the moment of truth untuk membangun keuntungan. Sebaliknya tidak sedikit yang menjadikan kegagalan hanyalah kegagalan – komoditas yang merugikan.

Watak Tawaran
Tawaran bisnis memiliki dua watak yang menonjol: menarik (to attract) dan mendorong (to push). Kalau anda pergi ke Mall maka semua komoditas yang dijajakan sudah didesain menarik dan punya daya tarik untuk menggoda kantong anda. Demikian juga kalau anda mengunjungi lokasi pasar kaki lima. Meskipun teknik penjajaan komoditas tidak didesain semenarik apa yang ada di Mall tetapi teknik rayuan dan gertakan yang dijalankan para pedagang di sana mendorong anda untuk membeli seakan-akan anda merasa bersalah kalau tidak membeli tawarannya.

Tidak berbeda dengan komoditas hidup yang ditawarkan kepada anda. Baik orang pintar atau orang bodoh, orang bawah atau orang atas, orang terhina atau orang terhormat mendapatkan peristiwa yang sama. Kegagalan, tantangan, dan kesulitan adalah tawaran yang menarik/mendorong semua orang untuk berpikir negatif dan tidak mau bertanggung jawab apalagi memilikinya. Seakan-akan aib yang memalukan. Perbedaannya adalah apakah anda akan menjadikan semua peristiwa yang tidak diinginkan itu sebagai tawaran yang perlu diciptakan transaksi atau anda bayar langsung.

Ketika anda membayar langsung hanya karena dorongan (being pushed) atau terkesima oleh godaan daya tarik (being attracted), maka kemungkinan paling dekat adalah anda tidak puas atau anda baru bisa mengakui barang yang anda beli tanpa transakis itu berguna setelah barang itu lusuh. Orang terkadang baru sadar ternyata peristiwa yang tidak diinginkan itu berguna setelah peristiwa menelan banyak pengorbanan alias lusuh.

Penyebab Kerugian
Meskipun dunia ini terus berubah, tetapi tidak berbeda dalam satu hal: terjadi perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah populasi dunia yang beruntung dan merugi. Survey yang diadakan Hartford company menemukan bahwa dari 100 orang yang disurvey ternyata tidak mencapai 20 orang yang dikategorikan beruntung.
Dengan kemajuan pengetahuan yang datang untuk mencerahkan, memang membuat orang punya lebih banyak pilihan untuk menjadi pengusaha yang beruntung tetapi lagi-lagi semua akan kembali pada kualitas memilih (baca: transaksi). Tekhnologi dan pengetahuan hanyalah memudahkan dan memperbanyak pilihan. Untung-rugi adalah kualitas memilih dari yang kita ciptakan. Wajarlah kalau dikatakan, satu temuan tekhnologi bisa menggantikan pekerjaan ratusan orang biasa-biasa tetapi ratusan tekhnologi tidak akan bisa menggantikan pekerjaan satu orang ahli. Transaksi adalah keahlian dan tidak bisa didelegasikan kepada tehnologi.

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan kerugian transaksi kehidupan disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Tidak tahu harga / nilai komoditas
Pengusaha yang tidak tahu nilai komoditas akan membuat usahanya tidak untung atau salah menilai harga jual-beli komoditas. Contoh sederhana: buah mengkudu telah bertahun-tahun disia-siakan orang di sejumlah pedesaan di Indonesia. Setelah diketahui kandungan khasiatnya, barulah mengkudu perlu dibudidayakan. Nah, ada sejumlah peristiwa di dalam hidup kita yang bernasib sama dengan buah mengkudu. Kita menganggapnya tumbuhan liar yang perlu disingkirkan. Hanya orang yang telah berhasil lolos dari penyakit yang tahu nilai penyakit dan kesehatan. Hanya orang yang sudah berhasil menciptakan kesuksesan dari kegagalan yang tahu kegagalan bukanlah dosa laknat yang harus dihindari tetapi peristiwa hidup yang kita butuhkan.

2. Tidak tahu Indeks Pasar
Supaya transaksi bisa untung perlu dukungan data, informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang harga yang berlaku bagi komoditas tertentu di pasaran. Demikian juga dengan diri kita. Teori apapun tidak berani memastikan berapa jumlah kuantitatif dan kualitatif komoditas yang kita amiliki di dalam untuk ditawarkan kepada kehidupan. Komoditas itu bisa bernilai tinggi sehingga layak disebut aset utama tetapi ada yang bernilai lebih rendah dari komoditas yang dimiliki oleh hewan.

Selama bertahun-tahu militer Amerika dan juga dunia termasuk pendidikan menjadikan IQ sebagai ukuran tunggal untuk menilai kecerdasan seseorang. Begitu EQ ditemukan lalu disusul temuan SQ, maka peta tolok ukur kecerdasan manusia berubah. Ketika indeks pasar sudah berbicara bahwa ternyata perasaan itu berperan penting sementara anda masih berpedoman tidak penting atau tidak tahu kegunaannya, maka telah terjadi pengabaian yang menyebabkan transaksi anda dengan kehidupan ini rugi.

Perkembangan eksplorasi ilmiah itu adalah gambaran bahwa anda tidak sekedar memiliki ketiga kecerdasan tetapi masih banyak yang belum diungkap dan belum digunakan sebagaimana mestinya padahal itu penting. Sekedar gambaran, Charles Handy menulis bahwa di luar pembahasan teori kecerdasan yang ada, manusia masih banyak menyimpan kecerdasan lain yang perlu diasah karena penting, seperti kecerdasan practical, logical, interpersonal, intrapersonal, verbal, dll. Semua keahlian yang anda miliki apabila dicerdaskan akan membuat transaksi untung karena akan didukung dengan akurasi pengetahuan dan keahlian.

3. Tidak menguasai unsur hal tekhnis
Transaksi membutuhkan penguasaan tekhnis baik di bisnis apalagi transaksi harga peristiwa kehidupan yang terjadi. Mungkin bentuknya sangat variatif. Penguasaan tekhnis kalau dirujukkan pada ajaran KOKORO (The heart of warrior) milik Yamaoko (1836-1888) bukan semata bergantung pada gerakan fisik. Yamaoko menulis: "Kalau muatan pikiran anda tidak punya akses-langsung ke tangan anda maka ribuan tehnik yang anda kuasai tidak ada gunanya". Tidak hanya sebatas penguasaan pedang tetapi tombol telephone pun demikian. Apalagi menghadapi orang atau peristiwa.

Ibarat seorang sopir kendaraan. Kalau hanya jasat sopir saja yang mengendalikan kendaraan, maka armada temuan tehnologi manapun tidak akan bisa membantu menghindarkan dari tabrakan. Demikian juga dengan hidup kita. Yang menentukan pada akhirnya bukan atribute eksternal tetapi murni bagaimana diri kita. Fasilitas digunakan untuk memudahkan atau memperindah tetapi kualitas keuntungan transaksi tidak bisa bergantung pada keahlian di bagian luar diri kita. Karena sesungguhnya yang di dalam itulah yang menampilkan apa yang di luar dan menciptakan ke luar.
Apa yang bisa anda lakukan?

Supaya bisa menciptakan transaksi yang menguntungkan, pembelajaran hidup yang perlu dijalani adalah seperti dikatakan Covey: mengasah gergaji. Untuk mengetahui apa saja yang harus anda asah, ada baiknya anda mempertajam gergaji berikut ini:
1. Kepercayaan Diri
Pengusaha yang untung dalam menciptakan transaksi umumnya cakap dalam mengungkap keunggulan komoditas setinggi-tingginya sehingga orang lain percaya. Maka, terciptalah transaksi kepercayaan yang menguntungkan. Tetapi kecakapan itu bukan peristiwa dadakan (dramatic event) melainkan keahlian yang diasah untuk menemukan keunggulan diri (negotiation skill) dan pengetahuan menyeluruh tentang konstelasi komoditas.

Ketika anda menerima peristiwa hidup yang tidak diinginkan, maka untung-rugi sebuah transaksi ditentukan oleh sejauhmana anda percaya bahwa peristiwa itu berharga, dan bahwa nilai yang dikandung di dalamnya bisa anda gunakan. Kalau anda tidak tahu harga dan tidak tahu kegunaanya (keunggulan) maka tawaran yang anda lakukan tidak akurat alias banyak melesetnya. Jadi belajarlan menemukan keunggulan dari semua tawaran peristiwa agar anda tidak menciptakan transaksi hanya karena didorong atau ditarik melainkan murni keputusan berdasarkan pengetahuan fakta optimal.

2. Mentalitas
Belajar pada teori militer, sensitivitas-diri seorang prajurit dibentuk dengan menggembleng doktrin yang membuatnya merasa “BE” (menjadi). Ketika sudah merasa “BE” maka gampang untuk “KNOW”. Ketika sudah “BE & KNOW” maka akan menjalankan “DO”. Demikian pula dengan doktrin pengusaha. Pertama kali adalah tanggung jawab atas resiko, dan kedua, menerima resiko itu dengan rasa memiliki.

Banyak peristiwa hidup yang terjadi begitu saja dan umumnya tidak kita inginkan. Perbedaan “BE pengusaha” dan tidak adalah bagaimana orang menerimanya. Pengusaha akan menerima sebagai materi tanggung jawab untuk diubah menjadi peristiwa yang diinginkan. Sementara orang yang bukan “BE Pengusaha” akan menerima sebagai materi apa adanya atau hanya menjadi bahan mengeluh dan bahan menyalahkan.

Gergaji kedua ini adalah lanjutan dari gergaji pertama. Tidak cukup anda meyakini kandungan makna di dalam setiap peristiwa hidup yang anda terima tetapi perlu mentalitas pengusaha untuk menemukan lalu memberdayakannya sebagai modal untuk melakukan transaksi selanjutnya. Syarat mutlak yang harus anda penuhi adalah tidak membiarkan peristiwa hidup anda dimiliki oleh orang lain melalui proses menyalahkan atau membiarkan. Kalau anda menyalahkan dengan dukungan alasan akurat, mungkin itu benar tetapi yang perlu diingat adalah tanggung jawab memberdayakan makna tidak akan menjadi milik siapa pun kecuali anda sendiri. Ajaran leadership menyatakan tanggung jawab tidak bisa didelegasikan.

3. Kendali
Gergaji ini berfungsi untuk menjalani proses mengasah secara terus-menerus. Kalau harus berhenti niatkan hanya untuk istirahat bukan meninggalkan. Begitu anda mendapat stimuli merugikan segeralah kembali pada predikat pengusaha dengan misi yang anda emban. Tanpa mengasah secara terus-menerus maka perubahan nilai komoditas, indek pasar dan penguasaan tehnis yang anda miliki akan ketinggalan dengan perubahan dunia yang sedemikian rupa. Karena tumpul, akibatnya bisa membuat anda tidak ‘pede’ lagi ketika tawaran transaksi muncul.

Tidak ada pengusaha yang langsung sukses; mendapatkan keuntungan banyak (80%) dari upaya sedikit (20%) dengan menjadi investor. Sebagai muatan mindset (vision), keinginan untuk menjadi investor dengan aplikasi 80:20 jelas sangat dibutuhkan. Hanya saja ketika muatan tersebut harus diimplementasikan dalam sebuah tindakan, maka mengasah gergaji adalah rumusan yang harus dilakukan. Kesuksesan itu seperti kata orang tidak sebagaimana jalan tol melainkan tangga. Kalau anda sudah berhasil menapakaki tangga pertama, logikanya anda berpotensi kuat untuk menaiki tangga kedua, ketiga dan seterusnya. Demikian pula kalau anda sudah bisa menghasilkan keuntungan sedikit. Logikanya anda punya potensi-diri dan peluang untuk menciptakan transaksi dengan keuntungan banyak hanya saja tidak langsung.

Mudah-mudahan bisa anda jadikan bahan bertransaksi menguntungkan.

23 Juli 2009

Depresi dan Reformasi Diri

Depresi
Apa yang menyebabkan kita sampai menderita depresi? Sejauh depresi itu diartikan sebagai sebuah kondisi batin yang tertekan dalam waktu panjang (stress berkelanjutan) dan mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, motivasi berprestasi, dan kepercayaan-diri (losing mood and confidence), tentu saja sebab-sebabnya banyak. Namanya juga orang hidup. Realitas kehidupan ini terkadang lebih kejam dari kekejaman yang sanggup kita bayangkan.

Secara garis besar kita bisa mengatakan bahwa depresi bisa terjadi di - “stimulasi” oleh keadaan eksternal yang berubah ke arah yang lebih buruk dan itu di luar kontrol kita. Mengapa di “stimulasi” ? Perlu digarisbawahi di sini, bahwa kondisi emosi – psikologis masing-masing orang turut menentukan apakah sesuatu itu dapat menyebabkan depresi, sejauh mana tingkat depresinya serta seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi masalah (hingga tidak sampai depresi) – atau, seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi depresinya.

Katakanlah di sini misalnya kematian orang-orang tercinta atau bencana alam yang menyisakan kenangan-kenangan traumatik. Bila ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan kita kehilangan mood, kehilangan gairah untuk melangkah, kehilangan kepercayaan diri, maka trauma itu berubah menjadi depresi. Kita kehilangan daya tarik untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih hidup dan kehilangan semangat untuk menjalankan aktivitas positif.

Depresi juga bisa muncul akibat perlakuan orang lain yang buruk pada kita. Seorang karyawan akan merasa tertekan apabila mendapati kondisi kerja dan gaya manajemen di tempat kerja yang menekan (stressful). Jika dia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan lain ke mana-mana namun belum mendapatkan dan ditambah lagi dengan cara yang tidak kreatif dalam menghadapi realitas semacam itu, mungkin saja si karyawan itu akan terkena depresi. Depresi bisa tumbuh dari stress kerja yang berlangsung lama.

Depresi bisa juga terjadi pada seseorang setelah dianiaya orang lain, misalnya pemerkosaan atau kekerasan rumah tangga. Peristiwa buruk itu akan membuka kemungkinan terhadap depresi. Atau juga bisa terjadi pada orang yang sehabis terkena kebijakan PHK. Kehilangan pekerjaan dapat membuat kita stress (kehilangan status, kehilangan sumber penghasilan, dst) dan bila kita sudah mencari pengganti pekerjaan itu kemana-mana dan ternyata belum membuahkan hasil, stress itu akan berubah menjadi depresi. Depresi di sini adalah tekanan batin yang serius ditandai dengan kesedihan dan kekosongan (feeelings of sadness or emptiness).


Depresi juga muncul karena ulah kita sendiri. Ulah di sini ada yang berbentuk penyimpangan/pelanggaran atau ada yang berbentuk pengabaian. Hampir seluruh tindak penyimpangan atau pelanggaran atas apa yang benar di dunia ini dalam skala / ukuran yang besar, umumnya akan melahirkan konsekuensi yang “uncontrollable”.

Bila konsekuensi buruk itu terjadi dan merembet kemana-mana dan semuanya menjadi pilihan buruk buat kita, ini juga bisa menimbulkan depresi. Karena itu banyak penderita NAPZA yang berkesimpulan bahwa kesembuhannya itu berkat mukjizat. Ini karena sedemikian sulitnya membayangkan bagaiman melepaskan diri dari ketergantungan dan dari konsekuensi buruk lainnya yang terkait dengan itu.

Demikian juga dengan pengabaian. Pengabaian terhadap diri sendiri, misalnya punya potensi tetapi tidak dikembangkan, punya pekerjaan tetapi tidak disyukuri (dijadikan lahan untuk meningkatkan diri), punya resource tetapi tidak digunakan, dan lain-lain, ini juga bisa menimbulkan depresi. Jadi, bukan pengabaiannya yang menyebabkan depresi tetapi konsekuensi pengabaian itulah yang membuat orang menjadi depresi. Kita mulai merasa tidak ada artinya bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika perasaan ini terus menggunung, ya lama kelamaan akan menimbulkan depresi. Karena itu ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa depresi bisa saja terjadi tanpa harus didahului peristiwa buruk yang tragis dan dramatik. Problem personal yang kecil-kecil namun diabaikan bisa saja akan mengundang depresi.

Hindari Tujuh Hal
Meski kita ingin segera dapat mengatasi depresi, tetapi tak jarang kita malah mempraktekkan hal-hal yang memperparah depresi itu. Ini antara lain bisa dijabarkan sebagai berikut:
1. Hanya mencari-cari tip, saran atau tehnik yang jitu untuk mengatasi depresi. Tip dari buku, saran dan tehnik dari orang lain itu sangat kita butuhkan tetapi posisinya di sini bukan sebagai penentu, melainkan sebagai pembantu (bantuan. Kita membutuhkan semua itu tetapi tidak boleh mengandalkan pada semuanya. Artinya, tip dan saran itu akan berguna ketika kita dalam keadaan sedang berusaha untuk mengatasi depresi dan tidak berguna kalau kita duduk dan diam saja.

2. Tidak percaya, menolak atau skeptis terhadap saran, pendapat atau bantuan orang lain. Ini adalah bentuk padanan yang ekstrim dari yang pertama. Menutup diri, menutup-nutupi, melecehkan semua orang atau menjauhi orang kerapkali justru akan membuat kita semakin ‘depressed’ dengan keadaan kita.

3. Hanya menyalahkan keadaan atau orang. Mungkin saja yang membuat kita depresi itu adalah dunia ini yang telalu kejam atau orang lain. Tetapi akan malah berbahaya kalau yang kita ingat dan yang kita lakukan adalah hanya mengutuk dunia dan mengutuk orang lain. Harus ada inisiatif dari dalam diri kita untuk mengobati diri sendiri.

4. Kurang kreatif dalam menemukan cara atau terlalu “taat” pada rutinitas yang biasa-biasa. Ini juga bisa membuat depresi itu makin mendalam. Ada saran agar kita membagi aktivitas menjadi tiga: a) aktivitas positif yang wajib, b) aktivitas yang untuk fun atau pleasurable, dan c) aktivitas yang untuk menabur kebajikan pada orang lain seperti membantu atau menyambung hubungan.

5. Membiarkan munculnya definisi diri negatif, misalnya saja: saya sudah tidak punya apa-apa lagi, saya muak melihat diri saya, hidup saya sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, dan seterusnya. Ini adalah definisi atau kesimpulan atau label tentang diri sendiri yang kita buat sendiri. Jika ini terus berlanjut akan mempersulit upaya recovery.

6. Menolak realitas dengan cara yang merugikan. Realitas itu kalau ditolak dengan tujuan menolak yang asal menolak (denial), ini akan memperparah pertengkaran yang membuat depresi itu makin mencengkeram. Tetapi bila kita terima dengan pasrah dan kalah (larut dan hanyut), ini juga tidak menyembuhkan. Yang diharapkan adalah menerima untuk memperbaiki. Seperti yang ditulis Dr. Felice Leonardo Buscaglia, “ Trauma yang abadi di adalah penderitaan yang tidak diikuti dengan perbaikan.”

7. Menganut paham perfeksionis yang tidak rasional. Dari pengalaman sejumlah ahli dalam menangai penderita depresi, konon yang menghambat upaya recovery adalah ketika seseorang berpikir bahwa dia harus bebas dari depresi seketika itu dan langsung, tidak usah repot-repot. Mengatasi depresi butuh proses yang berkelanjutan, dan jika kita menolak proses itu bukan malah cepat tetapi malah semakin lama.

Tujuh hal di atas dapat kita gunakan untuk menjelaskan realitas di mana ada orang yang semakin buruk langkahnya, makin buruk hubungannya dan makin buruk caranya dalam menghadapi hidup saat depresi. Anda mungkin punya teman, keluarga atau tetangga yang malah semakin tertutup, semakin tidak persuasif, semakin tidak bijak, semakin sempit, semakin tertutup dan sejumlah “semakin” yang negatif lainnya.

Tetapi ada juga sekelompok orang yang mulai menunjukkan bukti-bukti perbaikan diri, perbaikan hubungan dan perbaikan cara dalam menghadapi realitas. Semakin jelas langkah yang ditempuh, semakin open dan bijak, semakin bisa memilih orang, semakin ramah, semakin soleh hidupnya, dan seterusnya. Sebisa mungkin kita perlu berjuang untuk menjadi manusia kelompok kedua.

Agenda Reformasi
Secara umum, agenda reformasi itu bisa kita buat berdasarkan poin-poin berikut ini:
1. Membangun citra diri positif
Citra diri berasal dari bagaimana kita menyimpulkan diri sendiri atau beropini tentang diri sendiri. Yang positif membuahkan citra positif. Untuk membangun yang positif ini diperlukan tiga hal:
1). Anda perlu menciptkan definisi, opini atau kesimpulan yang positif
2). Anda perlu melawan munculnya opini, definisi atau kesimpulan negatif dengan cara menghentikan, mengganti atau membatalkan
3). Anda perlu menciptakan alasan-alasan faktual, bukti nyata untuk mendukung kesimpulan positif yang Anda ciptakan

Sedikit tentang alasan faktual itu, saya ingin memberi contoh misalnya saja Anda berkesimpulan bahwa hidup Anda memang masih bermakna (untuk diri sendiri dan untuk orang lain). Kesimpulan ini lebih positif ketimbang Anda punya kesimpulan yang sebaliknya. Tetapi jika yang Anda lakukan hanya sebatas merasa atau menyimpulkan (tanpa diiringi dengan perbuatan dan hasil atau pembuktian bertahap), lama kelamaan kesimpulan Anda ini akan kalah oleh fakta yang ada tentang diri Anda. Jangan pernah berpikir bahwa perbaikan diri itu bisa ditempuh dengan cara tidak melakukan sesuatu. Forget it.

2. Menjalankan agenda perbaikan berkelanjutan yang realistis
Kesalahan kita saat terkena depresi adalah: kita hanya merasakan bagaimana depresi itu tetapi kurang berpikir tentang apa saja yang masih bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri di masa depan. Kita tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa meng-imajinasi-kan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah. Padahal, masa depan itu masih “open” buat kita. Agar ini tidak terjadi, Anda boleh memilih agenda perbaikan di bawah ini:
a. Anda merencanakan program atau jadwal tentang apa yang perlu anda lakukan dan apa yang perlu Anda hindari agar hidup Anda menjadi lebih bagus di hari esok berdasarkan keadaan Anda.
b. Anda mencanangkan target yang benar-benar ingin Anda raih sebagai bukti adanya perbaikan dalam diri Anda, misalnya mendapatkan pekerjaan, mendapatkan orang yang lebih bagus, mendapatkan tempat yang lebih bagus, dan seterusnya.
c. Anda merumuskan tujuan jangka pendek atau panjang yang ingin Anda wujudkan, seperti misalnya menyelesaikan kuliah, meningkatkan penguasaan bidang, menambah pengetahuan atau skill, dan lain-lain

Tiga hal di atas perlu dilakukan dengan catatan harus realistis: bisa dilakukan dari mulai hari ini, dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada, dan dari lokasi hidup di mana Anda saat ini berada. Hindari membuat program atau target yang “mengkhayal” atau hanya berfantasi atau terlalu tinggi sehingga tidak bisa dilakukan dan tidak bisa diraih.

3. Menggunakan ketidakpuasan
Saat depresi, pasti kita tidak puas dengan hidup kita. Ini bisa positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan. Bagaimana supaya bisa positif? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ketidakpuasan itu sebagai dorongan / motivasi unntuk melakukan sesuatu (menjalankan program, meraih target atau tujuan). Anda bisa menggunakan ketidakpuasan atas masa lalu dan hari ini sebagai pemacu untuk memperbaiki atau mengubah hari esok. Jika PHK telah membuat Anda depresi, jadikan itu sebagai motivasi untuk memperluas jaringan, memperbaiki skill, membangun karakter yang lebih positif, dan seterusnya. Ini jauh lebih positif ketimbang kita hanya merasakan depresi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain.

4. Memperbaiki / memperluas hubungan
Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah: a) hubungan dengan diri sendiri: control diri, meditasi, dialog diri, dll, b) hubungan dengan orang lain dan c) hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman). Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat kita cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan kita. Kalau kita sadar bahwa kita sedang depresi dan sadar bahwa kita harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.

Memperbaiki hubungan dengan manusia akan membantu usaha yang kita lakukan dalam mengatasi depresi. Kita tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua: a) ada manusia yang menjadi sumber depresi buat kita, dan b) ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi. Yang kita butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai kita menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia.
Bagaimana memperbaiki hubungan dengan Tuhan? Ada banyak cara untuk memperbaikinya, antara lain: a) meningkatkan iman, b) menjalankan ajaran agama yang kita pilih (formal dan non-formal) sampai benar-benar kita merasa dan meyakini ada semacam “kebersamaan”. Kebersamaan di sini bukan kebersamaan yang “halusinasi” (tidak berdasar dan tidak berefek), tetapi kebersamaan yang mendorong kita untuk melakukan hal positif dan menghindari hal negatif. Kebersamaan seperti ini akan memperkuat dan mencerahkan.

5. Mengganti paham “perfection” menjadi “excellence”
Dengan bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa perfection adalah menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri dan dari dunia ini). Sementara, excellence adalah mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Perfection lebih dekat pada keyakinan yang tidak rasional. Keyakinan seperti ini lebih mudah terkena depresi pada saat kita ingin mengatasi depresi, misalnya saja kita tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), kita anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.

Menurut Susan Dunn, MA, (When Perfect Isn't Good Enough, www.selfgrowth.com, perfeksionis dapat mengakibatkan hal-hal buruk yang antara lain adalah: a) dapat mengantarkan kita pada isolasi diri, b)dapat mengantarkan kita menjadi orang yang takut menghadapi resiko hidup, c) dapat mengantarkan kita pada kesulitan dalam membuat keputusan atau sasaran hidup yang tepat, d) dapat mengantarkan kita pada kesalahan dalam menilai diri (overestimate), e) dapat mengantarkan kita menjadi orang kerdil yang sulit mempercayai orang lain.

Semoga membantu …

25 Juni 2009

Menemukan-kenali Hambatan Kreatifitas

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang kreativitas hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif?

Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
"Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah,saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan." Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa SpenceSilver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it'notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
"Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru.

Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.


Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
"Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak adachabis-habisnya." Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk kelingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
"Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah.Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar." "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya." Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.

Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Hambatan 5: Birokrasi
"Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan.

Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi,sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agarbisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi parapelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.

Hambatan 6: Terpaku Pada Masalah.
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.

Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Hambatan 7: "Stereotyping"
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu?

Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.

Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?

09 Juni 2009

Melangkah Dengan Kepastian

Manusia menjalani hidup hari lepas hari selalu menghadapi kenyataan yang tak menentu, Tak ada satu pun bisa berkata kita akan memilih sesuatu yang baik atau tidak baik, Segala sesuatu pasti dijalani dengan perasaan senang atau tidak senang, Saat timbul masalah, sakit, atau kematian tak ada seorangpun yang bisa menolak kehadirannya,Sehebatnya manusia pasti harus menerima kenyataan yang datang pada dirinya.

Bagaimana perasan hati ini saat menghadapi kenyataan yang sepertinya tidak kita harapkan? Apakah akan timbul kemarahan, kekecewaan, putus asa atau syukur menerimanya, Semuanya tergantung dari seberapa kita menyadari akan arti hidup ini.

Bila selama ini hanya memandang hidup sebagai perkara yang kebetulan,Maka hidup ini akan dijalani dengan biasa saja dan penuh penyesalan. Namun bila disadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada maksud dan tujuannya, Maka pengharapan

Keputusan apakah yang harus kita pilih dalam menghadapi kenyataan hidup ini?
Karena semua putusan yang diambil pasti mempengaruhi keadaan kita selanjutnya,
Dan semua keputusan yang diambil selalu membutuhkan keberanian untuk menghadapi segala kenyataan dan resikonya.

Tapi, apakah ada keberanian dalam hati ini menghadapi kenyataan yang muncul?
Dan dari manakah keberaniaan timbul dalam hidup kita? pasti akan timbul dalam diri manusia.
Ya..Matahari ada karena memang kehendakNya ia harus muncul dan menerangi bumi ini.

Keberanian seperti apa yang harus kita miliki menghadapi keadaan ini?
Marilah kita menyadari bahwa PenciptaMu selalu berlaku baik, KehendakNya menginginkan manusia hidup memiliki masa depan, Berbekal pengertian ini akan timbul keberanian percaya bahwa kita tidak kebetulan hidup.

Pastinya Dia memberikan kemampuan untuk kita menjadi berhasil,
Apabila kita mau menyandarkan hidup ini dengan selalu bersyukur kepadaNya,
Dan kita akan dapat melihat pengharapan selalu muncul dalam setiap keadaan kita,
Jika kita percaya bahwa segala sesuatu dijadikanNya untuk suatu maksud yang mulia,
Karena itu, beranilah melangkah tanpa keraguan sebab PenciptaMu senantiasa bersamamu.

13 Mei 2009

Buat Orang Lain Mengikuti Anda!

Membujuk adalah salah satu kemampuan paling penting yang diperlukan seseorang untuk membuat orang lain mengikuti kehendaknya. Kemampuan ini tak hanya dapat diterapkan di dunia kerja, tetapi juga di rumah, atau dalam kehidupan sosial lainnya. Mungkin Anda melihat tidak semua orang diberi kemampuan ini, namun sebenarnya membujuk bisa dipelajari.

Dengan mempelajari trik persuasi, Anda juga mengetahui kapan seseorang berusaha mempengaruhi Anda. Menurut Jay White, penulis kolom di DumbLittleMan.com, salah satu keuntungan terbesar yang akan Anda peroleh dengan memiliki kemampuan ini adalah, Anda tak akan kehilangan uang begitu Anda menyadari seorang petugas penjualan mendesak Anda membeli sesuatu yang tak Anda perlukan.
Inilah sembilan trik yang dapat Anda terapkan untuk dapat membujuk dan mempengaruhi orang lain:

1. Bercermin dengan orang lain.
Lakukan hal ini dengan menirukan gerakan tangan, membungkukkan badan ke depan atau belakang, atau berbagai gerakan kepala dan lengan lainnya. Kadang-kadang kita melakukannya tanpa sadar, namun bila Anda menyadarinya, pelajari lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu diingat adalah Anda harus melakukannya dengan halus, dan buat jeda sekitar 2-4 detik antara gerakan orang tersebut dengan gerakan Anda.

2. Kelangkaan.
Inilah yang paling sering dilakukan seorang pembuat iklan. Kesempatan memiliki sesuatu terlihat sangat menarik ketika persediaan begitu terbatas. Hal ini akan berguna untuk orang yang memang sedang membutuhkan, namun yang lebih penting, inilah metode persuasi yang harus diwaspadai. Berhentilah, dan pertimbangkan seberapa sering Anda dipengaruhi berita bahwa sebuah produk sedang langka? Jika memang produk itu langka, tentu akan ada banyak permintaan untuk barang tersebut bukan?

3. Membalas budi.
Ketika seseorang berbuat baik pada kita, kita sering merasa dituntut untuk melakukan sesuatu untuknya. Jadi, jika Anda ingin seseorang melakukan sesuatu untuk Anda, Anda bisa memberikan sesuatu yang baik untuknya lebih dulu. Di lingkungan rumah, misalnya, Anda bisa menawarkan untuk meminjamkan peralatan memasak, tangga, atau apa pun, kepada tetangga yang terlihat sedang membutuhkan. Tidak masalah kapan, atau dimana Anda melakukannya, kuncinya adalah menghargai hubungan yang ada.


4. Waktu yang tepat.
Orang cenderung setuju atau menurut pada Anda ketika mereka merasakan kelelahan secara mental. Sebelum Anda meminta sesuatu pada seseorang yang mungkin tidak akan langsung disetujuinya, cobalah untuk menunggu sampai ada kesempatan dimana mereka baru saja melakukan sesuatu karena terdesak. Temui dia saat hendak pulang dari kantor, dan katakan apa yang Anda mau. Seringkali jawabannya adalah, "Besok deh, aku kerjakan."

5. Keserasian.
Teknik ini kerap digunakan para petugas penjualan. Seorang salespeople akan menjabat tangan Anda saat sedang bernegosiasi. Dalam benak kebanyakan orang, berjabat tangan artinya bersepakat, sehingga dengan melakukannya sebelum kesepakatan tercapai, petugas sales seolah sudah mendapatkan transaksi yang ia inginkan. Cara yang tepat untuk melakukannya pada kegiatan sehari-hari adalah membuat seseorang bertindak sebelum mereka memutuskan. Misalnya, Anda mengajak seorang teman jalan-jalan, dan Anda ingin menonton film (padahal sang teman sedang tidak ingin). Anda bisa langsung mengajaknya ke bioskop sementara teman Anda sedang membuat keputusan akan menonton atau tidak.

6. Obrolan yang cair.
Saat sedang berbicara, seringkali kita menggunakan frasa seperti "Mm..." atau "Maksud saya..." dan kata-kata lain yang menimbulkan jeda di tengah pembicaraan. Hal seperti ini sebenarnya menunjukkan rasa kurang percaya diri kita, yang dengan sendirinya membuat kita kurang persuasif. Jika Anda yakin dengan apa yang Anda katakan, orang lain pun akan mudah terbujuk dengan apa pun yang Anda katakan.

7. Menggiring.
Kita semua terlahir menjadi pengikut. Kita sering memperhatikan apa yang dilakukan orang lain sebelum kita bertindak, karena kita membutuhkan penerimaan dari orang lain. Secara sederhana, cara efektif untuk menggunakan kebiasaan ini adalah dengan menjadi pemimpin, membuat orang lain mengikuti Anda. Misalnya, Anda sedang menghadiri seminar, dan memilih duduk di tengah-tengah. Begitu seminar dimulai, sang MC meminta hadirin untuk mengisi bangku-bangku kosong di depan. Nah, cobalah untuk menjadi orang pertama yang menggiring orang lain untuk menempati bangku tersebut.

8. Benefit.
Tunjukkan pada orang lain apa keuntungan bagi mereka jika melakukan tindakan yang Anda sarankan ini. Namun perhatikan apa yang Anda sampaikan. Anda harus mengatakannya dengan optimis, mendorong, dan menyenangkan mereka. Sikap pesimis dan mengkritik tidak akan membantu. Coba ingat bagaimana Obama memenangkan pemilu akhir tahun lalu. Kata kuncinya adalah "Yes, we can!". Mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain, seperti yang dilakukan John McCain, tidak akan membuat orang bersimpati.

9. Teman-teman dan penguasa.Kita cenderung akan mengikuti atau terbujuk oleh seseorang yang berada di posisi yang lebih tinggi. Ini menjadi contoh yang baik untuk waspada akan "serangan" persuasif yang sedang dilakukan terhadap Anda. Di pihak lain, menjadi cara yang baik pula bagi Anda untuk melakukannya pada orang lain karena Anda akan terkejut betapa mudah membuat orang menyukai Anda dan memperoleh kekuasaan di antara kelompok Anda.

06 Mei 2009

PEMBERDAYAAN PETANI PEDESAAN

Bagi negara-negara berkembang pembangunan pertanian abad 21 selain untuk mengembangkan sistim pertanian berkelanjutan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menunjang sistim tersebut. Peningkatan SDM tidak hanya dibatasi peningkatan produktivitas petani. Namun, juga peningkatan kemampuan petani untuk lebih berperan dalam proses pembangunan.

Persoalan krusial dalam peningkatan SDM adalah rendahnya partisipasi petani dalam pengambilan keputusan pembangunan pertanian. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya suatu organisasi yang memiliki kekuatan politik untuk memperjuangkan kepentingan petani di forum nasional di negara berkembang.

Peningkatan SDM selain berkaitan dengan peningkatan produktivitas petani juga diarahkan pada peningkatan partisipasi politik petani dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka melalui organisasi petani mandiri. Peran aktif pemerintah dalam peningkatan SDM petani antara lain melalui reorientasi sistim penyediaan layanan dan pendanaan sistim informasi pertanian.

Revitasilasi kinerja kelembagaan dan penyuluh pertanian akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan SDM pertanian. Selain itu pemberian ruang yang cukup untuk sektor swasta melalui privatiasi penyuluhan juga akan mendorong terciptanya penyediaan layanan informasi pertanian yang lebih kompetitif, efisien, dan efektif.

Peningkatan SDM petani dan pertanian sangat erat kaitannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan (community empowerment). Dalam pengertian luas pemberdayaan merupakan proses memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan.

Lingkungan strategis mencakup lingkungan dan mekanisme produksi, ekonomi, sosial, dan ekologi. Terkait mekanisme produksi pemberdayaan semestinya mendorong petani agar mampu memanfaatkan sumber daya produksi yang dimilikinya sehingga mampu berproduksi secara efisien dan menjamin pemenuhan pangan serta memperoleh surplus yang dapat dipasarkan. Masyarakat umumnya memiliki institusi lokal yang sebenarnya dapat dikaitkan dengan usaha-usaha kerja sama produktif.

Kegagalan pengorganisasian kelompok masyarakat untuk usaha produksi sering terjadi karena dalam banyak kasus hal tersebut sering dilatarbelakngi oleh target-target keproyekan. Umumnya setelah proyek selesai maka kelompok yang terbentuk juga akan bubar. Pada hal untuk membangun organisasi petani dan peningkatan wawasan dan keterampilan petani agar efisien dan efektif dan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama secara terus menerus.

Terkait dengan mekanisme ekonomi sebenarnya telah banyak upaya untuk menciptakan institusi ekonomi bertujuan meningkatkan akses petani atau masyarakat terhadap pasar. Namun, nampaknya kelembagaan ekonomi yang ada belum dapat sepenuhnya memberikan manfaat secara ekonomi.

Pembentukan koperasi pedesaan pada banyak kasus justru mengalami kegagalan karena tidak melibatkan masyarakat secara penuh. Idealnya koperasi petani mampu menyediakan kebutuhan petani baik dalam hal sarana produksi, permodalan, maupun pemasaran produk yang ada akhirnya memberikan nilai tambah pada petani atau masyarakat sekitar.

Dalam mekanisme ekologi ini mencakup aspek lingkungan sekitar. Termasuk di dalamnya bagaimana masyarakat diberi kesempatan dan didorong untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya ekologi-nya secara berkesinambungan. Antara lain infrastuktur (saluran irigasi, jembatan, jalan, pasar, dan lain-lain), hutan masyarakat, penggembalaan umum, gunung, sungai, dan lain sebagainya.

Beberapa ahli banyak memberikan kritik bahwa selama ini masyarakat cenderung hanya dilibatkan sebagai obyek dalam pengelolaan sumber daya ekologi. Mereka jarang sekali dilibatkan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, serta pengelolaan sumber daya ekologi tersebut.

Subejo dan Iwamoto (2003) melaporkan bahwa masyarakat lokal memiliki kearifan dan kemampuan mengelola sumber daya ekologi. Di daerah pegunungan, di mana fisik ekologi sangat tidak menguntungkan untuk produksi pertanian, masyarakat lokal telah menciptakan institusi kerja lokal terkait dengan pengelolaan sumber daya ekologi.

Institusi tersebut antara lain berfungsi dalam pembangunan dan pemeliharaan teras lahan pertanian serta kolam penampungan air. Tindakan kolektif tersebut memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian sumber daya ekologi dan konservasi lahan.

Masyarakat di Indonesia dikenal sebagai salah satu masyarakat yang mempunyai tradisi komunitarian sangat kuat (Scott, 1976). Tradisi tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk hubungan sosial/ social relationship yang kuat. Transaksi-transaksi ekonomi akan berjalan dengan lebih efisien jika didukung dengan social relationship yang mantap dan kuat.

Secara umum kemampuan hubungan sosial di pedesaan masih kuat. Sebagai contoh kasus meskipun di daerah pedesaan yang memiliki mobilitas dan akses tinggi misalnya yang terletak di pinggiran kota masyarakatnya masih memberikan prioritas yang tinggi terhadap hubungan sosial pada saat kejadian darurat (kematian, kebakaran, longsor, banjir, dan lain sebagainya).

Pekerjaan pemeliharaan fasilitas publik, pekerjaan yang terkait dengan permintaan bantuan (pembangunan rumah, upacara-upacara). Di daerah pegunungan hubungan sosial masih sangat kuat dan mengakar. Termasuk kesediaan untuk saling membantu dalam pengerjaan usaha tani dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Bagaimana pun juga membangun SDM pertanian tidak terlepas dari pembanguan dalam berbagai aspek strategis petani. Yaitu aspek produksi dan ekonomi, sosial, dan ekologi. Keberhasilan penguatan aspek tersebut yang akan menentukan apakah kualitas SDM pertanian dan pedesaan akan meningkat nyata atau berjalan di tempat.

23 April 2009

Kurangi Stres Saat Bekerja

Segala tekanan di tempat kerja membuat Anda pusing, mengernyit, dan selalu menatap ke arah jam sambil berharap jarum pendek sudah mengarah ke angka 6? Wah, tanda-tandanya Anda berada dalam tekanan tinggi.

Coba tips-tips di bawah ini untuk mengurangi stres saat Anda di tempat kerja.
1. Pijat Diri Sendiri
Jika pergi ke spa atau tempat pemijat sudah tak sempat, Anda bisa mencoba memijat diri sendiri. Lakukan:
- Pundak: Gunakan tangan kiri untuk memijat pundak sebelah kanan, dan sebaliknya. Pijat sisi-sisi leher, turun ke pundak, hingga lengan dengan gerakan memutar menggunakan ujung jari.
- Kaki: Tekuk paha dan betis Anda. Tekan-tekan secara perlahan paha dan betis Anda menggunakan kepalan tangan untuk mengurangi kekakuan dari duduk terlalu lama. - Tangan: Dengan gerakan memutar, gunakan ujung jari, pijat di antara otot tendon tangan Anda di sekitar persendian. Regangkan jari-jari Anda.

2. Selesaikan yang Mudah
Setiap hari rasanya tenggelam di antara lautan tugas-tugas? Coba kerjakan yang ’kecil-kecil’ terlebih dahulu secepatnya. Contohnya, kirimkan e-mail yang harus dibalas, telepon klien-klien, fotokopi, atau apapun tugas yang tak terlalu memusingkan terlebih dahulu. Sehingga ini akan mempermudah Anda menyelesaikan tugas-tugas yang ’berat’ di belakang.

3. Tidur Siang
Terdengar mustahil? Jika Anda menyelesaikan tugas-tugas kecil tanpa menundanya, bisa jadi Anda memiliki waktu sisa. Hanya dengan waktu 20 menit untuk tidur siang saja bisa membantu melepaskan penat dan stres – tidur siang terlalu lama bisa membuat Anda merasa grogi. Jadi, jika Anda bisa mencuri waktu untuk tidur siang, jangan lupa nyalakan alarm.


4. Perbanyak Tawa
Tertawa bahagia bisa membuat stres meleleh dengan segera. Tambahan lagi, bisa menurunkan tekanan darah dan detak jantung, menambah oksigen dalam darah, dan menciptakan enzim yang membantu melindungi perut Anda dari efek stres. Sayangnya, orang dewasa sudah jarang tertawa. ”Rata-rata, anak-anak tertawa antara 80-100 kali per hari. Ketika kita mencapai kedewasaan, rata-rata kita tertawa antara 5-6 kali per hari. Anda hanya perlu melihat anak-anak untuk mengapresiasi hubungan antara humor dan menikmati hidup. Anak-anak bisa menertawakan apa pun, bahkan jika Anda bertanya-tanya dalam diri sendiri apa yang lucu dalam hal sederhana. Jadi, usahakan untuk tertawa lebih banyak bersama rekan sekerja Anda sesering mungkin. Lihat perbedaannya.

5. Bervariasilah
Duduk menjawab telepon seharian atau mengisi tugas-tugas di tempat kerja 6 jam tanpa henti bisa sangat membosankan. Ubah rutinitas pekerjaan Anda sehari-hari dengan berjalan-jalan, tidur siang berkualitas, makan siang di luar, atau mengubah cara Anda menyelesaikan pekerjaan bisa membebaskan Anda dari rasa jenuh.

22 April 2009

Tantangan Remaja Masa Kini

Manusia adalah mahkluk pembelajar, terutama belajar dari induknya (Bosco, 2003). Kenyataan sekarang, generasi tua terluka oleh konflik-konflik kekerasan. Sejak tahun 1960-an, Kalimantan Barat memang selalu diancam dengan konflik kekerasan yang berbau etnik. Dalam setiap konflik itu, peran orang tua ada yang menjadi simpatisan dari salah satu kelompok etnik yang bertikai, tokoh pendamai dan malahan ada yang menjadi pelaku konflik kekerasan. Ada satu keyakinan bahwa perbedaan merupakan suatu hal yang negatif. Konflik menurut mereka disebabkan karena perbedaan itu. Oleh karenanya perbedaan dianggap sesuatu yang jelek dan harus dihindari. Dalam konteks hubungan antar etnik dan agama, orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk menghindar dari relasi pribadi yang diketahuinya dari orang yang berbeda latar belakang suku, agama, dll. Kondisi ini kemudian berkembang menjadi keyakinan pada diri anak-anak dan remaja bahwa perbedaan itu tidak baik dan harus dijauhi.

Zaman dahulu orang tua mereka mempunyai adat yang dapat mengatur kehidupan bersama, sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar dan kelestarian kehidupan baik perorangan maupun kelompok terjamin. “Inti adat ini ialah sejumlah pegangan dan nilai yang diakui bersama dan ditegakkan bersama; kepemimpinan, peraturan pergaulan, pembagian peluang ekonomi, pelayanan kesejahteraan para warga dan pegangan religius yang terungkap dalam pelbagai seremoni adat “(Krist. Atok, 2002). Dalam hidup sehari-hari orang tua mereka mengajarkan para remaja untuk masuk kedalam kehidupan sosial serta diajarkan tentang pegangan nilainya secara bertahap ( melalui inisiasi, pendidikan dalam keluarga, dst ).

Masa awal tahun 1980-an, ketika revolusi industri mulai memasuki Indonesia, kehidupan masyarakat mulai dipenuhi oleh teknologi informasi seperti televisi, internet, koran-koran, majalah, dll. Dengan perubahan yang sedemikian cepat ini, sepertinya anak-anak dan remaja sudah kehilangan segala macam pegangan karena pengaruh/tawaran begitu banyak dan bermacam-macam itu. Apalagi dengan bertambahnya sarana komunikasi. Sangat terasa juga misalnya ketika berhadapan dengan ‘penyakit sosial‘ judi, minuman keras, hiburan malam/karaoke tempel, penodongan dan perampasan kendaraan bermotor. Dengan adanya aksi-aksi kekerasan yang dipertontonkan melalui sarana komunikasi dan informasi itu, anakanak dan remaja smenganggap bahwa satu-satunya cara untuk menyelesdaikan konflik atau masalah dengan aksi kekerasan. Jelas bahwa segala perubahan yang begitu cepat menimbulkan suatu ketegangan dalam kehidupan anak-anak dan remaja karena ternyata belum ditemukan suatu “ adat baru “ (pegangan nilai) yang diakui dan ditegakkan bersama.


Kehidupan manusia, selalu terjadi perubahan gaya kehidupan. Salah satu yang berkembang adalah gaya kehidupan instant. Orang cenderung untuk mempermudah kehidupannya atau mengupayakan kemudahan-kemudahan dalam kehidupannya. Tingkat kesulitan dalam berbagai dimensi dan strata kehidupan dicoba untuk diminimalkan. Pesatnya penggunaan teknologi informasi semakin memungkinkan hal itu terjadi. Bagi anak-anak dan remaja, keadaan ini seringkali menjebak (yang sering tidak disadari) untuk selalu berada dalam situasi atau pengalaman hidup yang biasa memanjakan dan mempermudah hidup. Mereka tidak berhadapan dengan realita kehidupan yang sesungguhnya. Mereka berhadapan dengan realita semu. Dari diri mereka sendiri, mereka tidak terbiasa untuk sulit (berhadapan dengan realita kehidupan yang sulit). Padahal senyatanya hidup tidak selalu mudah. Sebagian besar realita kehidupan menuntut perjuangan.

Keterjebakan anak-anak dan remaja dalam situasi yang seperti itu mengakibatkan mereka berada dalam situasi keterasingan dari realita kehidupan yang sebenarnya. Mereka terbiasa dengan yang mudah, bukan yang sulit. Di sisi lain, keterasingan itu melumpuhkan kemampuan mereka untuk ambil sikap terhadap perkembangan situasi kehidupan yang terjadi. Cukup besar kecenderungan untuk “ikut saja” dalam perguliran realita kehidupan.

Disamping itu, kenakalan anak-anak dan remaja juga akhir-akhir mulai mengkuatirkan. Keadaan ini dapat terlihat dari prilaku bolos diwaktu sekolah; tawuran antar pelajar; seks bebas; narkoba dan lainnya. Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Factor internal berupa, Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Berikutnya Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor Eksternal berupa: Keluarga : Perceraian orangtua; Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja; Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak; Tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Berikutnya Teman sebaya yang kurang baik dan Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Dari problematika yang ada pada remaja, diperlukan penyadaran pada remaja tentang makna hidup yang sesungguhnya. Keterlibatan semua lapisan masyarakat sangat diperlukan, agar generasi muda kita tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.

Disari dari berbagai sumber

31 Maret 2009

Mencegah Kelupaan

Mengalami kelupaan memang bisa mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Namun, masih ada beberapa cara untuk mencegahnya.

1. Sediakan Kalender Tak ada salahnya memilih kalender kuno berbentuk lembaran kertas, sehingga Anda dapat membubuhkan catatan-catatan di lembaran-lembaran tadi apa saja yang akan dilakukan. Atau, melingkari tanggalan dengan spidol aneka warna untuk mencuri perhatian saat Anda melihat kalender. Mengingat-ingat jadwal dan tanggung jawab yang akan dilakukan, juga bisa memelihara daya ingat tetap optimal.

2. Buat Jadwal Aktivitas Berangan-angan sebelum tidur, merenung di pagi hari, atau menulis sesuatu di buku agenda sekadar untuk membuat rutinitas lebih tertata juga dapat dilakukan untuk memelihara daya ingat.

3. Buat Catatan Untuk Megingat Hal Penting Menempelkan catatan di pintu lemari es untuk mengingatkan siapa saja yang harus dihubungi, atau menaruh note di monitor komputer untuk mengingat tugas apa yang harus diselesaikan, juga baik dilakukan untuk memelihara daya ingat.

4. Hindari Stres Akibat Kemarahan & Kelelahan Sesekali ambil nafas dalam untuk meredakan stres. Atau pikirkan satu per satu persoalan yang harus segera dituntaskan, ketimbang dijalankan semuanya bersama-sama. Memilih prioritas, amat baik untuk meringankan efek stres yang dapat mencetuskan demensia.


5. Brain Gym Brain gym atau senam otak dapat meningkatkankan oksigenisasi dan efek visuospasial. Senam dengan menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri, menundukkan kepala ke depan lalu memutarnya ke kanan dan kiri, atau tangan kiri menyentuh pusar lalu dua jari tangan kanan memijat tulang tengah tepat di dua lekukan tulang selangka, dan seterusnya dapat meningkatkan aktivitas otak dan memperbaiki daya ingat.

6. Mengisi Teka Teki Silang Mengisi permainan teka-teki silang yang mengharuskan pemainnya mengingat dan mengolah ingatan juga dapat memperbaiki daya ingat dan kemampuan konsentrasi.

7. Mengingat Nomor Telepon Mengingat nomor-nomor telepon penting maupun kerabat juga bisa bermanfaat untuk memperbaiki ingatan.

25 Maret 2009

REMAJA DAN DEMOKRASI

Dalam kategori politik, kaum remaja dimasukkan dalam kelompok pemilih pemula. Mereka adalah kelompok yang baru pertama kali menggunakan hak pilih. Dengan hak pilih itu, kaum remaja yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah ini akan mempunyai tanggung jawab kewarga-negaraan yang sama dengan kaum dewasa lain. Selain itu, kaum remaja ini menjadi sasaran paling empuk untuk diperebutkan. Jumlah pemilih pemula yang berkisar pada angka 20 juta orang dalam pemilu sangat menggiurkan dari segi kemenangan dan kekalahan dalam pemilu.

Pemilu adalah satu bagian penting dalam demokrasi. Secara sederhana, pemilu adalah cara individu warga negara melakukan kontrak politik dengan orang atau partai politik yang diberi mandat menjalankan sebagian hak kewarganegaraan pemilih. Pemilu bukan pemberian mandat secara total, sehingga klaim bahwa satu partai politik tertentu memiliki pemilih dengan jumlah total tertentu dalam pemilu sebelumnya menjadi tidak tepat. Untuk menjalankan mandat itu, partai politik atau legislator partai politik harus juga melakukan proses komunikasi politik dengan tujuan meminta persetujuan warga negara, terutama untuk kebijakan-kebijakan krusial dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Kaum remaja tentu memiliki mimpi-mimpi tersendiri tentang demokrasi dan untuk apa demokrasi ada. Kaum remaja yang mempunyai orang tua cenderung merasa lebih nyaman, terutama kalau kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi, seperti sekolah, bepergian, berteman, atau memiliki pakaian yang layak. Perhatian yang besar kaum remaja atas penampilan diri menimbulkan sikap yang kadang negatif, yakni menutupi apa yang mereka anggap sebagai kelemahan, seperti kekayaan atau jabatan keluarga. Persoalan kaum remaja menjadi tambah runyam ketika mereka menjadi sasaran kampanye iklan-iklan konsumerisme dan hedonisme serta dijadikan sebagai lahan penghancuran generasi lewat peredaran narkoba.


Cita-cita kaum remaja ini bisa terkubur secara tragis ketika mereka harus menanggung beban berat akibat ketiadaan perlindungan dari penyelenggara negara. Aspek ini masih belum banyak didiskusikan oleh kelompok prodemokrasi atau partai-partai politik. Kehancuran ekologis, kehilangan ruang-ruang kota untuk kegiatan komersial, serta ketiadaan uang untuk rekreasi dan membina hubungan sosial dengan anak-anak remaja yang lain, telah menjadi bagian dari mimpi buruk kaum remaja dewasa ini. Bahkan, dalam aspek yang lebih substantif, kaum remaja ini adalah satu mata rantai dari ketiadaan perhatian penyelenggara negara atas nasib kaum ibu yang hamil dan melahirkan, serta atas anak-anak balita yang tidak menerima asupan gizi yang cukup.

Padahal, untuk memperkukuh tegaknya demokrasi, perhatian yang lebih atas kaum remaja ini menjadi penting. Demokrasi akan digoyang terus oleh kepentingan kekuasaan, dinasti politik, klan, familisme, ideologisme, dan segala macam kepentingan kaum tua lainnya.

Demokrasi hanya diisi dengan segala macam potret palsu tentang perhatian kepada rakyat, ketika kaum remaja yang nanti menjadi generasi pengganti tidak diikutsertakan dalam mencerna dunia dan masalah-masalahnya. Untuk itu, pendidikan politik yang berdasarkan kepentingan kaum remaja sendiri sangat diperlukan, terutama untuk mencegah agar jangan sampai suara mereka hanya dihitung sebagai “pemilih pemula” yang tidak tahu apa-apa___.

12 Maret 2009

Tidur Cepat dan Berkualitas

Tidur yang cukup di malam hari sangat penting bagi tubuh. Tidur merupakan fase dimana tubuh melakukan pemulihan setelah sehari penuh beraktivitas. Orang dewasa memerlukan minimal 6 sampai dengan 8 jam untuk tidur demi menyegarkan kembali pikiran dan tubuh.

Bagi Anda yang gemar tidur siang, sebaiknya porsinya tidak terlalu lama karena akan mengganggu jam tidur malam hari. Apabila Anda kurang tidur, maka aktivitas keesokan harinya akan terganggu karena kurangnya daya konsentrasi otok dan tubuh masih terasa lemas. Oleh karena itu, tidur berkualitas sangat diperlukan, terutama bagi Anda yang mempunyai aktivitas tinggi.

Tidur yang berkualitas bisa Anda dapatkan dengan beberapa cara. Pertama, mengurangi asupan kafein sebelum Anda tidur. Kafein berbungsi merangsang otak, akibatnya orang yang sangat peka cenderung sulit tidur setelah mengkonsumsi kafein. Efek yang sama juga cenderung dialami seseorang yang mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Makan malam sebaiknya dilakukan minimal dua jam sebelum tidur, agar pencernaan tidak bekerja terlalu berat.

Satu jam sebelum tidur, lakukan aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan music, meditasi, yoga, mandi air hangat atau menidurkan buah hati Anda. Hindari pembahasan atau pembicaraan yang memeras otak.


Baringkan tubuh di tempat yang nyaman dan sedikit demi sedikit kendurkan setiap bagian tubuh sambil membayangkan tempat yang menyenangkan.

Kenakan baju tidur yang membuat Anda merasa nyaman. Suhu tubuh cenderung turun menjelang tidur, namun akan kembali meningkat di tengah malam, dan kembali turun menjelang terbangun. Oleh karena itu, pilihlah jenis baju tidur yang dapat membuat Anda bertahan melalui perubahan suhu tubuh ini. Kenakan selapis baju tidur di saat musim kemarau, dan sediakan selimut saat musim hujan.

Rancang suasana menenangkan di kamar tidur. Pilih cat dan pelapis dinding berwarna lembut, dan redupkan penerangan di kamar tidur. Sinar yang berlebihan dan warna yang terlalu cerah, cenderung menstimulasi panca indra, sehingga tidak bisa beristirahat secara optimal.

Semoga Anda dapat tidur dengan nyenyak dan nyaman……..!!!!!!!!!!

03 Maret 2009

Kembangkan Generasi Muda Cinta Damai

Dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia, selalu terjadi perubahan gaya kehidupan. Salah satu yang berkembang adalah gaya kehidupan instant. Orang cenderung untuk mempermudah kehidupannya atau mengupayakan kemudahan-kemudahan dalam kehidupannya. Tingkat kesulitan dalam berbagai dimensi dan strata kehidupan dicoba untuk diminimalkan. Pesatnya penggunaan teknologi informasi semakin memungkinkan hal itu terjadi. Bagi anak-anak dan remaja, keadaan ini seringkali menjebak (yang sering tidak disadari) untuk selalu berada dalam situasi atau pengalaman hidup yang biasa memanjakan dan mempermudah hidup. Mereka tidak berhadapan dengan realita kehidupan yang sesungguhnya. Mereka berhadapan dengan realita semu. Dari diri mereka sendiri, mereka tidak terbiasa untuk sulit (berhadapan dengan realita kehidupan yang sulit). Padahal senyatanya hidup tidak selalu mudah. Sebagian besar realita kehidupan menuntut perjuangan.

Keterjebakan anak-anak dan remaja dalam situasi yang seperti itu mengakibatkan mereka berada dalam situasi keterasingan dari realita kehidupan yang sebenarnya. Mereka terbiasa, bahkan sangat terbiasa, dengan yang mudah, bukan yang sulit. Di sisi lain, keterasingan itu melumpuhkan kemampuan mereka untuk ambil sikap terhadap perkembangan situasi kehidupan yang terjadi. Cukup besar kecenderungan untuk “ikut saja” dalam perguliran realita kehidupan. Situasi yang dialami oleh anak-anak dan remaja sebagaimana di atas bukan pertama-tama karena kesalahan mereka sendiri, mereka berada dalam situasi yang terkondisikan.

Berdasarkan pengamatan selama ini ada beberapa situasi yang mempengaruhi kehidupan anak-anak dan remaja, diantaranya :
SITUASI SOSIO – EKONOMIS
Situasi dimana uang menjadi penentu segala-galanya bagi orang tua. Uang sungguh menjelma menjadi “Tuhan baru”. Realita kehidupan dinilai atau dihargai dengan besaran uang yang dikeluarkan. Karena itu kehidupan menjadi sangat materialistis. Nilai-nilai kehidupan, termasuk di dalamnya nilai-nilai iman, menjadi terpuruk dan kehilangan pengaruhnya dalam setiap sendi kehidupan. Orang tua tidak lagi berpegang pada nilai-nilai itu, tetapi orang bertanya “berapa uang yang harus dia bayar?”. Dengan demikian menjadi tidak mengherankan ketika korupsi menjadi sangat lazim terjadi. Uang membelenggu di mana-mana; menjadi dasar, sarana dan tujuan gerakan dalam kehidupan.


SITUASI – POLITIK
Situasi di mana komunalisme terjadi di mana-mana. Yang dimaksud dengan komunalisme adalah situasi dimana orang tidak lagi berpikir tentang kepentingan bersama, tetapi orang hanya berpikir tentang kelompoknya sendiri. Pola berpikir seperti ini menyuburkan dan menjebak orang dalam karakter individualistis. Kepentingan bersama bukan lagi menjadi harapan yang harus diperjuangkan, tetapi menjadi mimpi yang tak berkesudahan. Terserah orang lain mau mengalami situasi bagaimana, yang penting saya dan kelompok saya sejahtera; yang penting saya dan kelompok saya menang; yang penting saya dan kelompok saya bahagia.

SITUASI SOSIO – BUDAYA
Dimana kekerasan semakin terstruktur. Situasi - kondisi ini merupakan ujung dari situasi – kondisi pertama dan kedua. Rasa hormat kepada orang lain dan realita kehidupan lain (alam dan lingkungan hidup) sirna. Jika hal itu terasa menghalangi maka hal itu akan disingkirkan dengan segala cara, bahkan kalau perlu dimusnahkan. Sebaliknya jika hal itu diinginkan maka itu akan diupayakan dengan segala cara, dengan tingkat ketidakpedualian yang sangat tinggi kepada yang lain. Oleh karena itu, pembunuhan terhadap sesama manusia terjadi dengan dahsyat. Tujuan akhirnya adalah menghalalkan segala cara, termasuk cara-cara kekerasan. Kekerasan menjadi pilihan yang dipilih tanpa alternatif, ketika berhadapan dengan siapa atau apapun.

Anak-anak dan remaja, berada dalam alur kehidupan dengan tiga situasi – kondisi yang saling menekan dan mempengaruhi tersebut diatas. Secara mendasar hal itu mengakibatkan anak-anak dan remaja mengalami keterasingan dari dirinya sendiri, dari agamanya, dari masyarakatnya, dan puncaknya, dari Tuhannya.

Berangkat dari situasi yang ada pada generasi muda, saya melihat perlunya Mengembangkan wawasan tentang hal-hal atau masalah-masalah sosial-kemasyarakatan yang up to date saat ini, seperti situasi sosial politik dan pemahaman / penyadaran pluralism, multikulturalisme, jurnalisme dan penyadaran gender pada generasi muda. Dengan wawasan ini diharapkan generasi muda mampu menyadari posisi dan peran mereka dalam bermasyarakat dan bernegara sebagai seorang yang beriman; Meningkatkan interaksi di antara generasi muda multi-etnis dan multi-agama. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan diantara generasi muda terjalin komunikasi dan relasi yang baik; Eksplorasi potensi, bakat, keterampilan dan kekuatan yang ada pada generasi muda. Dengan eksplorasi ini diharapkan generasi muda semakin menyadari kekuatan yang potensial ada dalam diri, sehingga dapat diarahkan untuk perkembangan dan kemajuan mereka sendiri.

Bentuk kegiatan bisa berupa Dialog tematis atau diskusi terfokus yang menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk membangun generasi muda yang menjauhi sifat-sifat kekerasan dan lebih memilih cinta damai dan menghargai perbedaan. Kemudian kegiatan di alam terbuka, seperti Olah-raga, pentas seni, dan Out bound.

Diharapkan tumbuhnya sifat generasi muda yang cerdas secara inteletual, cerdas secara emosional dan cerdas hidup bermasyarakat.

25 Februari 2009

Tunjukkan Potensi Mu

Sudah mengetahui bakat yang dimiliki? Mulailah Anda mengembangkannya. Namun jika belum tahu apa bakat yang dimiliki, belum terlambat untuk mengetahuinya. Anda hanya butuh empat kunci berikut untuk mengeluarkan potesi Anda yang sesungguhnya.

1. Keahlian
Pernahkah Anda mempelajari sesuatu yang benar-benar baru dan ternyata Anda dapat menguasainya dengan mudah? Atau mengerjakan sesuatu lebih cepat dari rekan lain? Bisa jadi, itulah bakat yang sedang memanggil, menunggu Anda melepaskan dan mengembangkannya.

Jika Anda dengan mudah bisa menyelesaikan sebuah perhitungan saat orang lain menyumpahi kalkulator, itu artinya bakat Anda sebagai seorang akuntan atau banker sedang berusaha muncul dan menyapa Anda. Nah, pikirkanlah hal-hal yang begitu mudah bagi Anda tetapi tidak bagi teman-teman. Kemudian, perhatikan bakat apa yang tengah bekerja pada diri Anda.

2. Ketertarikan
Cara lain menemukan bakat adalah dengan memikirkan hal-hal yang begitu Anda inginkan. Seringkali hal-hal yang menarik perhatian selalu berkaitan dengan kemampuan alami atau bakat. lni merupakan suatu pola konsisten dalam hidup dan bukan sekadar cara menghabiskan waktu alias hobi semata.


Nah, coba pikirkan apa yang paling Anda ingin lakukan seharian? Menonton film? Melatih hewan? Menata barang? Memainkan alat musik? Atau membaca buku? Sesuatu itu tidak harus yang menjadi ambisi Anda, meski ambisi merupakan petunjuk kuat adanya bakat yang tengah bekerja.
Jika Anda seorang pembaca yang tekun atau rajin menulis di blog, bisa jadi bakat tersembunyi Anda adalah menulis. Atau bisa saja ketertarikan pada buku membawa Anda pada karier kepustakaan, penerbitan, dan lain-lain.

3. Kepuasan
Apa yang membuat Anda merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam bekerja? Pekerjaan apa yang membuat Anda begitu hanyut dan merasa tak ingin berhenti saat mengerjakannya? Bagi para atlet, perasaan hanyut sering terjadi ketika mereka berolahraga. Sementara bagi para ahli komputer, perasaan hanyut terjadi ketika mereka menghadapi piranti lunak.

Dalam keadaan hanyut, kita memang menjadi sangat terfokus pada kesempatan untuk menggunakan bakat. Alhasil, pola gelombang otak kita saat itu begitu mirip dengan pola gelombang otak ketika kita tertidur lelap. Nah, sekarang apa yang membuat Anda terhanyut? Jika Anda belum juga menemukan, pikirkan suatu kegiatan yang membuat Anda terlibat sepenuhnya. Mungkin bakat Anda ada di sana.

4. Kebiasaan
Pernahkah Anda dipuji karena kemampuan atau sikap Anda? Misalnya, orang menilai Anda sebagai karyawan yang sangat teratur atau ide pemasaran Anda hebat, atau Anda pendengar yang baik, dan lain sebagainya. Lewat komentar orang-orang di sekitar, Anda juga bisa mengetahui kemampuan alami Anda.

Ketrampilan alami memang bisa muncul dalam berbagai cara. Namun, kadang kita menganggapnya biasa saja karena ketrampilan itu sudah sangat melekat sehingga hampir tak disadari kehadirannya.

Lalu, bagaimana mengenali bakat itu? Coba cermati apa yang membuat orang tertarik pada Anda, mengenali Anda atau terfokus pada Anda? Apakah Anda menjadi tempat curahan hati teman-teman? Atau mereka selalu meminta pendapat Anda soal pakaian? Nah, di sanalah bakat Anda tersimpan. Anda hanya perlu mencari kesempatan untuk mengembangkannya.

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG