04 Juni 2014

MENJADI DIRI SENDIRI

Menjadi diri sendiri atau “Be your self”. Siapa pun anda, siapa pun kita, sudah semestinya untuk selalu berjuang dan berusaha keras untuk menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri berarti menjadikan hidup kita jauh lebih bermakna, khas kita, jauh dari tiruan-tiruan yang hanya menggantar kita selalu berada di belakang yang kita tiru.

Tak pernah ada cerita yang menunjukan secara factual bahwa si pengagum Madonna atau Britney Spears, umpamanya, ternyata jauh lebih dikenal public ketimbang pujaannya sendiri. Kalau anda selalu bersikap demikian, selalu pula dan selamanya anda akan terus menjadi “anak bawang”.

Apa sih enaknya menjadi anak bawang? Tentu, sangat banyak tak enaknya ketimbang enaknya. Paling-paling, rasa enak yang akan dituai ialah kebahagiaan semu (Virtual happiness) karena diri merasa seperti yang diidolakan banyak orang. Selebihnya, hanyalah rasa sakit. Nggak percaya? Mari tengok kemungkinan-kemungkinan berikut:

Pertama, tahukah dan sadarkah anda bahwa sang idola yang kita tiru-tiru itu sama sekali tak mengenal kita. Justru, dengan kian banyaknya tiruannya, semakin melambunglah popularitasnya. Sementara posisi kita yang menirunya, akan kian tersisih lantaran banyaknya tiruan-tiruan.
 
Kedua, orang akan mudah menganggap kita tak memiliki kepribadian dan otentisitas dalam mengekspresikan jati diri. Kita menjadi sama-sekali hampa dari segala gerak-gerik kehidupan pribadi kita. Apa sih enaknya?

Ketiga, kita semakin jauh dari potensi-potensi diri yang sui generis dan natural melekat pada diri kita. Jangan sangka bahwa si idola yang kita tiru habis-habisan mendapatkannya bukan dari potensi dirinya yang dikembangkan sedemikian kerasnya sehingga membuahkan hasil berupa jati diri, identitas diri dan makna hidupnya. Demikian juga anda. Kalau anda menirunya dalam konteks untuk mengeksplorasi potensi-potensi diri anda, maka bukan mustahil suatu kelak anda akan menjadi sepopuler dan sememukau dia yang kini anda puja dan tiru, kendati tentu saja bukan hasilnya akan sangat bervariasi. Anda kini memuja arti Amerika Latin, umpamanya, jangan berharap akan menjadi artis Amerika Latin pula karena anda merasa telah mengoptimalkan potensi diri anda. Boleh jadi akan menjadi sekretaris, wartawan, penulis, pelukis, seniman (dll) yang justru dalam keberagaman bentuk ekspresi jati diri itu akan menciptkan keragaman pemaknaan potensi diri.

Jadi, mengapa anda masih harus berpikir untuk menjadi peniru, bukan pencetus?

* * *

Untuk itu diperlukan melangkah setahap demi setahap dalam rangka satu hal : Membangun makna personal di antara gemuruh dunia yang sudah betul-bbetul gila ini. Gila? Apa maksudnya?

Bagaimana tidak akan dikatakan gila kalau ternyata sekarang ini, dunia yang kita huni sangat sarat oleh silang-sengkarut konflik, pertikaian, friksi ataupun konfrontasi, dimana pada akhirnya hanya akan melaju pada hukum rimba: yang kuat yang menang. Jadi, anda yang lemah aan kalah, tersisih dan akhirnya mati tanpa makna diri.


Namun, tentu saja, lantaran manusia masih memiliki peradapan kemanusiaan, maka bentuk kegilaan hukum rimba itu tidak sebagaimana yang dilakukan binatang dengan semata-mata kekerasan. Pada jagad manusia, yang kemudian dijadikan senjata adalah intelegensia, smart, kecakapan, kelihaian, keahlian dan jeniusan. Tanpa potensi itu, kita tak akan pernah menjadi apa-apa. Jadi, dunia yang gila ini adalah dunia yang hanya menerima mereka yang memiliki perangkat kemandirian, kecerdasan dan keahlian dalam merancang setiap dimensi kehidupnya dan menjalaninya dengan penuh pertimbangan matang. Dan, semua itu hanya bisa digapai dengan sikap dewasa!


Jadi, semoga, setelah anda membaca buku yang berisi kiat-kiat praktis dan strategis untuk membangun jadi diri atau kebermaknaan diri di antara perjuangan-perjuangan milyaran kepala manusia, anda akan langsung tergoda untuk lebih gigih lagi dalam: 1). Menggali potensi diri, 2). Mengembangkan potensi diri itu dengan langkah-langkah yang terencana dengan matang, 3). Mengekspresikan langkah-langah strategis tersebut dalam kerangka yang beradab dan santun, dan 4). Lalu akhirnya anda berhasil menemukan makna personal anda di antara jubelan makna-makna personal lainnya.

Selamat berjuang!

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG