19 Desember 2014

TAHAPAN SEORANG TRADER

Pada Tahap Manakah Kita Sebagai Trader ?
Trading Forex seperti yang kita lakukan sekarang, memberikan potensi profit yang sangat besar namun juga perlu di ingat potensi loss dan bangkrut pun juga tidak kecil. Setelah beberapa lama mengamati perkembangan trading saya dan beberapa orang temen, saya menyimpulkan beberapa tahapan trader. Mohon koreksi jika ada kesalahan.

Pemula
Tahap ini adalah seseorang dimana dia baru mengenal betul apa itu forex, bahkan istilah forex sendiri mungkin dia baru tahu. Ada seorang temen yang pernah bercerita, dia sendiri kepanjangan dari forex atau valas dia tidak tahu, tapi dengan nekadnya memasuki dunia yang disebut forex.
 
Pada tahap ini pula pemula dihadapkan pada beginner luck yang membuat dia merasa bahwa forex inilah dunia yang dia cari sebenarnya, tentunya sebelum dia mengalami banyak loss. Dalam tahap ini pula banyak pemula yang memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan tradingnya, karena dia menganggap dirinya tidak mampu, padahal belajar pun dia belum. Hanya berdasarkan tebak2an price naik atau turun.

Pemula Yang Mulai Sombong
Tahap ini adalah tahap dimana pemula yang mendapat beginner luck meneruskan cita-citanya mengejar profit yang dalam bayangannya sangat mudah. Pada hal dalam arti yang sebenernya dia belum mengerti betul bagaimana market itu bergerak, kenapa market itu naik atau turun dan sebagainya.


Namun karena beginner luck itu tadi, dia merasakan profit yang mungkin tidak dirasakan oleh pemula yang lain. Bahkan dalam 1 bulan dia tidak pernah loss. Dia merasa bahwa analisanya selalu benar, maka keluarlah sifat sombongnya. Dia merasa bahwa master senior pun bukan apa2 dibandingkan dengan dirinya. Dia mulai memberikan advis2 yang sebenernya hanya menebak, dan paling banter hanya mengikuti signal orang kepada yang dia nilai sebagai pemula, dan menganggap dirinya master.

Loss Trader

Tahap ini adalah tahap lanjutan dari pemula yang mulai sombong tadi, lambat laun karena sombongnya, biasanya dia trading dengan margin yang sudah tidak rasional dan dia merasa pasti berhasil, karena selama ini memang begitu. Apa yang didapat ? meminjam istilah temen2 MV...wuuuuuuuuuuuzz zzzzzz, minus seabreg, bertumpuk2 dan dalam jumlah yang besar. Jadilah dia trader yang miskin hanya dalam sehari, dua hari bahkan dalam 1 jam. Menangislah dia, meratapi loss yang sedemikian besar, dengan keuntungan yang barangkali belum pernah diambil, modalnya ikut kebawa loss. Tetapi dengan sombongnya dia berkata kepada temennya seolah masih seorang master bahwa dia profit dalam jumlah yang besar. Kasihan sekali orang seperti ini.

Transition Trader
Setelah mengalami loss yang sedemikian dahsyat, dia mulai menghilang dari peredaran, karena bayar koneksi internet aja gak mampu. Tetapi yang menghilang dari peredaran itu sebabnya macam-macam. Karena males chat di MV yang kebanyakan ngelanturnya dan  karena kesibukan trading di broker lain yang lebih menguntungkan.
Dari loss yang besar ini memberikan pengertian kepada trader, bahwa trading itu bukan sesuatu yang membuat kita bisa kaya secara tiba2, kalo membuat kita miskin secara tiba2 itu bisa pasti. Dia mulai mencari banyak sumber2 ilmu, baca2, pokoknya mengundurkan diri dari dunia persilatan terlebih dahulu. Trader pada tahap ini memiliki ketakutan yang luar biasa untuk masuk market. Mereka dalam tahap mencari jati diri kembali, mencoba menemukan strategi yang paling tepat buat dirinya. Sampai akhirnya dia menemukan kembali gaya trading yang dia punyai. Cerita seperti ini dapat dicontohkan beberapa member ini mulai mencoba teknik trading yang ada dan berhasil, misalnya aja mencoba berbagai indicator, dsb. Tapi orang yang telah berhasil melewati tahap ini harus kita acungi jempol, karena tahap inilah yang menurut saya paling sulit.
Profitable Trader
Sebenernya tidak pantas kalo kita sebut master trader, tapi itulah kenyataannya. Mengutip kembali kata-kata seorang temen, bahwa profitable trader enggak harus disebut master. Tahap inilah sebenernya seorang trader sejati, dimana dia mampu bertahan dalam berbagai macam cobaan dalam trading. Dia gak butuh disebut master, dia gak butuh terlalu nampang dimana2, tapi dia menjadi trader yang bener-benar profitable. Hanya sebagian kecil dari kita yang sudah sampai pada tahap ini. Mungkin juga yang belom nyampe itu saya.

Ketenangan emosi, disiplin, dan menerapkan money management yang baik. Dia bisa mengambil keputusan yang cepat dalam trading, dan lambat untuk kembali menarik keputusannya itu.
 
ADA PADA TAHAP MANAKAH KITA ?

Semoga tidak ada yang tersinggung, karena memang demikianlah keadaannya.
 

SUKSES, MAU ATAU TIDAK....!!!

Kita tercipta memang tidak sempurna. Namun, justru karena ketidaksempurnaan itu, kita jadi bisa saling mengisi satu sama lainnya. Dan, justru karena ketidaksempurnaan itu pula, kita jadi bisa belajar banyak hal, belajar untuk bisa mengisi kekosongan yang ada.

Maka, saat kita belum mencapai impian, sebenarnya kita bukan "tidak bisa". Namun, acap kali kita sendiri yang merasa tidak mampu sehingga mencari-cari alasan yang akhirnya jadi melemahkan semangat kita. Padahal, jika kita punya tekad, ketidaksempurnaan itu akan bisa kita tutup dengan kemauan yang kuat.

Seperti yang seringkali saya ungkapkan dalam seminar, "Kalau kita selalu mencari alasan mengapa kita TIDAK BISA melakukan sesuatu, bisa dipastikan kita tidak akan pernah menemukan alasan mengapa kita BISA!"

Ingat, di dunia ini seringkali manusia sukses bukan karena bisa atau tidak, tetapi karena mau atau tidak!

04 Juni 2014

MENJADI DIRI SENDIRI

Menjadi diri sendiri atau “Be your self”. Siapa pun anda, siapa pun kita, sudah semestinya untuk selalu berjuang dan berusaha keras untuk menjadi diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri berarti menjadikan hidup kita jauh lebih bermakna, khas kita, jauh dari tiruan-tiruan yang hanya menggantar kita selalu berada di belakang yang kita tiru.

Tak pernah ada cerita yang menunjukan secara factual bahwa si pengagum Madonna atau Britney Spears, umpamanya, ternyata jauh lebih dikenal public ketimbang pujaannya sendiri. Kalau anda selalu bersikap demikian, selalu pula dan selamanya anda akan terus menjadi “anak bawang”.

Apa sih enaknya menjadi anak bawang? Tentu, sangat banyak tak enaknya ketimbang enaknya. Paling-paling, rasa enak yang akan dituai ialah kebahagiaan semu (Virtual happiness) karena diri merasa seperti yang diidolakan banyak orang. Selebihnya, hanyalah rasa sakit. Nggak percaya? Mari tengok kemungkinan-kemungkinan berikut:

Pertama, tahukah dan sadarkah anda bahwa sang idola yang kita tiru-tiru itu sama sekali tak mengenal kita. Justru, dengan kian banyaknya tiruannya, semakin melambunglah popularitasnya. Sementara posisi kita yang menirunya, akan kian tersisih lantaran banyaknya tiruan-tiruan.
 
Kedua, orang akan mudah menganggap kita tak memiliki kepribadian dan otentisitas dalam mengekspresikan jati diri. Kita menjadi sama-sekali hampa dari segala gerak-gerik kehidupan pribadi kita. Apa sih enaknya?

Ketiga, kita semakin jauh dari potensi-potensi diri yang sui generis dan natural melekat pada diri kita. Jangan sangka bahwa si idola yang kita tiru habis-habisan mendapatkannya bukan dari potensi dirinya yang dikembangkan sedemikian kerasnya sehingga membuahkan hasil berupa jati diri, identitas diri dan makna hidupnya. Demikian juga anda. Kalau anda menirunya dalam konteks untuk mengeksplorasi potensi-potensi diri anda, maka bukan mustahil suatu kelak anda akan menjadi sepopuler dan sememukau dia yang kini anda puja dan tiru, kendati tentu saja bukan hasilnya akan sangat bervariasi. Anda kini memuja arti Amerika Latin, umpamanya, jangan berharap akan menjadi artis Amerika Latin pula karena anda merasa telah mengoptimalkan potensi diri anda. Boleh jadi akan menjadi sekretaris, wartawan, penulis, pelukis, seniman (dll) yang justru dalam keberagaman bentuk ekspresi jati diri itu akan menciptkan keragaman pemaknaan potensi diri.

Jadi, mengapa anda masih harus berpikir untuk menjadi peniru, bukan pencetus?

* * *

Untuk itu diperlukan melangkah setahap demi setahap dalam rangka satu hal : Membangun makna personal di antara gemuruh dunia yang sudah betul-bbetul gila ini. Gila? Apa maksudnya?

Bagaimana tidak akan dikatakan gila kalau ternyata sekarang ini, dunia yang kita huni sangat sarat oleh silang-sengkarut konflik, pertikaian, friksi ataupun konfrontasi, dimana pada akhirnya hanya akan melaju pada hukum rimba: yang kuat yang menang. Jadi, anda yang lemah aan kalah, tersisih dan akhirnya mati tanpa makna diri.


Namun, tentu saja, lantaran manusia masih memiliki peradapan kemanusiaan, maka bentuk kegilaan hukum rimba itu tidak sebagaimana yang dilakukan binatang dengan semata-mata kekerasan. Pada jagad manusia, yang kemudian dijadikan senjata adalah intelegensia, smart, kecakapan, kelihaian, keahlian dan jeniusan. Tanpa potensi itu, kita tak akan pernah menjadi apa-apa. Jadi, dunia yang gila ini adalah dunia yang hanya menerima mereka yang memiliki perangkat kemandirian, kecerdasan dan keahlian dalam merancang setiap dimensi kehidupnya dan menjalaninya dengan penuh pertimbangan matang. Dan, semua itu hanya bisa digapai dengan sikap dewasa!


Jadi, semoga, setelah anda membaca buku yang berisi kiat-kiat praktis dan strategis untuk membangun jadi diri atau kebermaknaan diri di antara perjuangan-perjuangan milyaran kepala manusia, anda akan langsung tergoda untuk lebih gigih lagi dalam: 1). Menggali potensi diri, 2). Mengembangkan potensi diri itu dengan langkah-langkah yang terencana dengan matang, 3). Mengekspresikan langkah-langah strategis tersebut dalam kerangka yang beradab dan santun, dan 4). Lalu akhirnya anda berhasil menemukan makna personal anda di antara jubelan makna-makna personal lainnya.

Selamat berjuang!

07 Maret 2014

CARA MENGHENTIKAN MENUNDA PEKERJAAN

Kebiasaan meninggalkan pekerjaan untuk sementara, namun berlanjut menunda pekerjaan dalam waktu lama dapat berbahaya bagi perkembangan diri Anda secara pribadi maupun profesional. Meski menunda pekerjaan memberikan waktu yang menyenangkan bagi Anda, Anda akan menyesal karena sudah terlambat dan melewatkan waktu yang berharga.

Ada beberapa cara efektif dan praktis bagi Anda yang ingin menghentikan kebiasaan tersebut. Di bawah ini 4 cara efektif menghentikan kebiasaan menunda pekerjaan.
1. Buat daftar hal-hal yang harus dikerjakan
Cara penting untuk tidak menunda pekerjaan adalah membuat daftar hal-hal yang harus dikerjakan. Di sini, tentu saja Anda tidak bisa menyertakan hal-hal seperti menonton televisi atau bermain video game, karena itu adalah hal-hal yang harus dilakukan di waktu luang.

Dengan membuat daftar, Anda dituntut untuk fokus dan mengidentifikasi tugas-tugas penting yang terbentang di depan Anda. Seperti menyelesaikan sebuah proyek, merencanakan membuka butik, atau melakukan penelitian untuk menulis buku, dan lain sebagainya.

2. Tetapkan tenggat waktu yang realistis
Setelah Anda memiliki daftar-daftar yang harus dilakukan, Anda harus mengatur waktu tenggat untuk diri sendiri. Perlu diingat bahwa Anda harus menetapkan tenggat waktu yang realistis. Setelah Anda memiliki daftar hal-hal yang harus dilakukan, Anda pun akan mengikutinya untuk menghindari penundaan.

Setelah Anda tahu berapa banyak waktu yang Anda miliki untuk mengerjakan hal-hal tersebut, kecenderungan untuk menghindari tugas dan malas pun akan berkurang.

3. Pastikan semua hal teratur dan jadilah disiplin
Anda tetap harus memastikan segala hal teratur, bukan hanya untuk menghentikan penundaan, tetapi juga untuk mencapai keberhasilan dalam apa pun yang Anda lakukan. Semakin tidak sistematis Anda, maka semakin rentan Anda pada penundaan. Hal ini karena pikiran Anda sendiri tidak suka bekerja dalam kekacauan.

Oleh karena itu, Anda harus menjaga dan memastikan hal-hal di sekitar Anda tetap rapi dan terorganisir. Anda diminta untuk menuliskan hal-hal yang harus Anda kerjakan, membuat daftar, dan mengikuti daftar itu untuk memastikan segalanya terorganisir, hingga akhirnya, kebiasaan menunda pekerjaan pun menghilang.

4. Buat sistem penghargaan
Salah satu trik menjadi mahir untuk tidak menunda pekerjaan, adalah memberikan penghargaan pada diri Anda sendiri ketika Anda berhasil menyelesaikan hal-hal tepat waktu. Ketika pekerjaan Anda selesai tepat waktu, Anda harus menghadiahi diri Anda sendiri.

Mengambil hari libur, pergi liburan singkat, bertemu teman, membeli buku, atau segala hal untuk meremajakan diri sendiri dan menikmatinya, adalah contoh-contoh hadiah yang bisa Anda berikan. Anda akan merasa begitu bahagia ketika sudah menyelesaikan tugas Anda dan tidak menundanya. Ini akan menjaga Anda tetap termotivasi untuk melanjutkan sistem hidup yang terorganisir, disiplin, dan akhirnya berhasil dalam hidup.

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG