USAHA TERNAK SAPI
UNTUK MENUJU MASYARAKAT MANDIRI DAN SEJAHTERA
Sebagai upaya menciptakan masyarakat yang sejahtera mandiri dan madani. Merupakan pembangunan berbasis pemberdayaan seluruh komponen pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak yang berbasis sumberdaya domestic, perlunya mencanangkan program wirausaha pemula. Keberhasilan program untuk mendukung kemandirian dan peningkatan ekonomi masyarakat sangat kepada partisipasi penuh stakeholder, sehingga bagaimanapun
baiknya program yang disusun tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat peternak dan para pelaku peternakan sapi potong lainnya.
Saat ini kebutuhan daging dan sapi bakalan sangat besar, sekitar 30 persen dari kebutuhan daging nasional. Bahkan
ada kecenderungan volume impor terus meningkat yang secara otomatis akan menguras devisa Negara sangat besar. Bila kondisi ini tidak diwaspadai, hal ini dapat menyebabkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani khususnya daging
sapi semakin jauh dari harapan, yang pada gilirannya berpotensi masuk dalam “food trap” Negara eksportir.
Usaha pengembangan ternak sapi cukup mampu memberikan manfaat ekonomi bagi peternak rakyat. Selama ini usaha
peternakan Sapi biasanya yang dilakukan oleh para petani di desa-desa secara tradisional dan terbatas.
Peluang pasar ternak pengemukan sapi cukup tinggi. Salah satu kendala yang saat ini dialami adalah kurangnya modal petani dalam rangka peningkatan jumlah skala usaha ternak melalui pengadaan bibit atau bakalan.
Belakangan ini harga bibit sapi sangat tinggi, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat petani yang berpendapatan rendah. Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk mengatasi kendala kurangnya modal dari petani. Dengan demikian dapat membantu peternak dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta ketahanan pangan secara domestic dapat tercapai.
Tujuan dari usaha peternakan sapi ini adalah :
1. Mengembangkan usaha peternakan sapi bali yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan kuantitas.
2. Meningkatkan system pemeliharaan ternak sapi secara professional.
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak sapi
4. Meningkatnya populasi ternak sapi
5. Menciptaan lapangan kerja baru bagi anggota keluarga dan masyarakat
6. Dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya usaha budidaya sapi dan ikutannya.
Sasaran Usaha ini adalah :
1. Mengurangi ketergantungan petani ternak hanya pada usaha pertanian lahan.
2. Memanfaatkan limbah tanaman untuk makanan ternak dan penanaman pakan ternak dengan cara tumpang-sari pada lahan pertanian yang ada
3. Meningkatkan produksi daging sapi yang berkualitas.
4. Dapat memproduksi hasil ikutan lainnya, seperti pupuk kompos dan lainnya.
5. Meningkatkan daya beli masyarakat
ANALISA PASAR
Usaha peternakan sapi bali memiliki
prospek yang cukup baik, karena permintaan pasar selalu meningkat seiring
tumbuhnya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani.
Kemudian, usaha ternak sapi mempunyai
peluang untuk memasarkan dua jenis produk, yakni : Pertama, ternak sapi gemuk
yang berat badannya sudah mencapai 322 kg. Dan kedua, Pupuk kompos, sebagai
hasil tambahan.
Peluang pasar untuk ternak sapi cukup
besar, karena permintaan ternak sapi sebenarnya melebihi jumlah ternak sapi
yang siap jual dengan harga yang cukup tinggi. Walaupun harga jual sapi
dibandingkan dengan harga pokok penggemukan sapi, tetapi masih memberikan
peluang kepada petani ternak sapi untuk memperoleh laba.
Resiko kematian sapi relatif kecil,
yaitu 1%, karena petani sudah ada sebagian kecil yang ternak sapi sejak jaman
dulu. Disamping itu peluang pasar untuk menjual pupuk kompos juga cukup tinggi.
Apalagi didukung dengan ada sebagian penduduk di sekitarnya adalah petani
tanaman pangan, yaitu padi sawah dan palawija, serta tanaman perkebunan yang
sangat membutuhan pupuk organic.
Pertimbangan lainnya adalah lokasi
ternak tidak jauh dari pusat kota kabupaten, dan kota provinsi. Disamping
tingat konsumsi protein hewani asal daging sapi yang semakin tinggi, kehadiran
hotel-hotel berbintang juga mengisyaratan akan tingginya kebutuhan daging sapi.
Sehingga terbuka peluang untuk pemasaran hasil ternak.
RESIKO USAHA
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian
Resiko Usaha Penggemukan Sapi Bali ini, diantaranya:1. Sapi terserang penyakit
2. Pencurian sapi
3. Naiknya harga vaksin dan pakan
4. Naiknya harga BBM yang mempengaruhi biaya operasional
MODAL KERJA / INVESTASI
Asumsi-asumsi dalam usaha penggemukan
Sapi adalah :Lahan yang dipergunakan merupakan perkebunan pribadi yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
Ukuran kandang sebesar 4 x 6 M
Sapi yang dipelihara sebanyak 4 ekor, terdiri 3 jenis betina dan 1 pejantan Sapi Bali dengan harga awal Rp. 5.000.000,-/ekor dan berat badan lebih dari 250 kg/ekor
Sapi dipelihara selama 6 bulan atau 180 hari dengan berat badan seitar 0.8 kg/ekor/hari.
Biaya pembangunan kandang sebesar Rp. 5.000.000,-
Penyusutan kandang 20% per tahun dengan demikian penyusutan periode 10% dengan taksiran usia ekonomis 5 tahun
Sapi membutuhkan Vitamin dan
obat-obatan sebesar Rp. 10.000,-/ekor/bulan
Peralatan kandang termasuk genset listrik
dibutuhkan sebesar Rp. 1.000.000,-/tahun, dengan demikian untuk satu periode
Rp. 500.000,-
Kotoran yang dihasilkan selama 1
periode sebanyak 3.600 kg kering dengan harga Rp. 1.000,-/kg
Bio Urine yang dihasilkan selama 1
periode sebanyak 3.600 liter dengan harga Rp. 1.000,-/liter.
Pakan yang diperlukan untuk satu periode
HMT 40 kg x 30 x 180 x Rp. 300,- dan konsentrat 3 kg x 30 x 180 x Rp. 4.000,-
ASPEK TEKNIS
USAHA PETERNAAN SAPI BALI
( DALAM 1 PERIODE PENGGEMUKAN )
|
|||
NO
|
KETERANGAN
|
JUMLAH
|
SATUAN
|
1
|
Pengadaan Sapi
|
||
Populasi awal Penggemukan
|
4
|
Ekor
|
|
Harga sapi bali bakalan
|
5.000.000,-
|
Rp/Ekor
|
|
Taksiran bobot awal bakalan
|
250
|
Kg/Ekor
|
|
2
|
Periode Penggemukan
|
||
Jumlah bulan penggemukan
|
6
|
Bulan
|
|
Jumlah hari penggemukan
|
180
|
Hari
|
|
3
|
Produksi Sapi Penggemukan
|
||
Penambahan Bobot Ternak
|
0,8
|
Kg/Ekor/Hari
|
|
Bobot tercapai dalam 1 periode
|
150
|
Kg/Ekor
|
|
Bobot akhir Ternak
|
400
|
Kg/Ekor
|
|
Harga Jual Sapi penggemukan
|
25.000
|
Rp/Kg/ST
|
|
4
|
Pakan
|
||
HMT (10% x bobot sapi)
|
35
|
Kg/Ekor/Hari
|
|
Konsentrat (1% x bobot sapi)
|
3
|
Kg/Ekor/Hari
|
|
Harga HMT
|
300
|
Rp/Kg
|
|
Harga Konsentrat
|
4.000
|
Rp/Kg
|
|
5
|
Obat-obatan dan Vitamin
|
||
Obat-obatan dan Vitamin
|
5.000
|
Rp/ST/Bln
|
|
6
|
Biaya Lain-lain
|
||
Kebutuhan listrik
|
1
|
Kwh/hari
|
|
Biaya listrik
|
2.000
|
Rp/Kwh
|
|
7
|
Biaya Tenaga Kerja
|
30.000
|
Rp/HOK
|
8
|
Peralatan Kandang
|
750.000
|
Rp/Thn
|
Penyusutan Peralatan
|
375.000
|
Rp/Periode
|
|
9
|
Produksi Pupuk
|
||
Kotoran Basah (60% tercerna)
|
16
|
Kg/Ekor/Hari
|
|
Produksi kompos (kadar air = 24,21%)
|
5
|
Kg/Ekor/Hari
|
|
Harga Pupuk Kompos
|
1.000
|
Rp/Kg
|
|
Produksi Bio Urine Sapi
|
5
|
Liter/Ekor/Hari
|
|
Harga Bio Urine
|
1.000
|
Rp/Liter
|
PERHITUNGAN RUGI/LABA
Analisis keuangan dari penggemukan
sapi bali dalam Periode I (6 bulan)
ANALISIS PENGGEMUKAN SAPI BALI
( Dalam 1 Periode )
|
||||||
NO
|
URAIAN
|
JML
|
SAT
|
HARGA
|
JML. BIAYA
|
|
BIAYA-BIAYA
|
||||||
1
|
BIAYA INVESTASI
|
|||||
Pembuatan Kandang
|
1
|
Unit
|
5.000.000,-
|
5.000.000,-
|
||
Peralatan Kandang Genset
|
1
|
Unit
|
1.000.000,-
|
1.000.000,-
|
||
TOTAL BIAYA INVESTASI
|
6.000.000,-
|
|||||
2
|
BIAYA VARIABEL
|
|||||
Pembelian Bibit Bakalan Sapi Bali
|
4
|
Ekor
|
5.000.000,-
|
20.000.000,-
|
||
Hijau Makanan Ternak (HMT)
|
25.200
|
Kg
|
250,-
|
6.300.000,-
|
||
Konsentrat
|
2.160
|
Kg
|
4.000,-
|
8.640.000,-
|
||
Kesehatan Ternak (Vitamin dan
Vaksin)
|
6
|
Bulan
|
120.000,-
|
720.000,-
|
||
Biaya Listrik
|
180
|
Kwh
|
2.000,-
|
360.000,-
|
||
TOTAL BIAYA VARIABEL
|
36.020.000,-
|
|||||
3
|
BIAYA TETAP
|
|||||
Tenaga Kerja
|
24
|
HOK
|
30.000,-
|
720.000,-
|
||
Penyusutan Kadangan 10%
|
10
|
%
|
5.000.000,-
|
500.000,-
|
||
Penyusutan Peralatan Kandang 50%
|
50
|
%
|
1.500.000,-
|
750.000,-
|
||
TOTAL BIAYA TETAP
|
1.970.000,-
|
|||||
TOTAL BIAYA-BIAYA (B. INVESTASI + B.
VARIABEL + B. TETAP
|
43.990.000,-
|
|||||
PENERIMAAN
|
||||||
Penjualan Sapi (Target 400 kg/ekor)
|
1.600
|
Kg
|
25.000,-
|
40.000.000,-
|
||
Penjualan Pupuk Kompos
|
3.600
|
Kg
|
1.000,-
|
3.600.000,-
|
||
Penjualan Bio Urine
|
3.600
|
Liter
|
1.000,-
|
3.600.000,-
|
||
TOTAL PENERIMAAN
|
47.200.000,-
|
|||||
KEUNTUNGAN
|
3.210.000,-
|
|||||
R/C RASIO
|
1,1 %
|
|||||
Keterangan:
periode
pertama keuntungan relative kecil (1.1%), karena pembangunan asset yang cukup
besar yakni pembangunan kandang. Namun, pada periode selanjutnya keuntungan
mulai bertambah.
RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
Dalam rangka membantu perbaikan
perekonomian di pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan membantu pemerintah
mengurangi kelangkaan daging sapi, serta pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk
organic yang sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk usaha pertaniannya.
Adapun rencana kegiatan akan dilaksanakan sebagai berikut:
Tahapan
|
Kegiatan
|
1
|
Pengajuan Proposal Bantuan dana modal usaha
|
2
|
Penyiapan Lokasi dan pengadaan peralatan kerja
|
3
|
Pembuatan Kandang
|
4
|
Mulai Pemeliharaan/pembesaran penggemukan sapi
|
5
|
Panen Pertama dan Penjualan hasil
|
Strategi Pengembangan Usaha Jangka Panjang:
Pada tahap pertama, saya akan memulai dengan 4 ekor sapi
bali yang akan dibudidayakan (dibesarkan). Setiap periode budidaya baru
direncanakan akan dilakukan pengembangan atau penambahan jumlah bakalan.
Diharapkan dalam setiap periode produksi/panen dapat penambahan bibit sapi atau
bakalan minimal 1 ekor, sehingga pada saat panen setelah panen periode ke-2
(mulai periode ke-3 dan seterusnya) ada peningkatan hasil.
Mulai tahun ke-3 sudah
dikembangkan teknik dan usaha pembibitan bakalan. Hal ini memungkinkan untuk
dimulai karena dari sejak awal usaha sudah disiapkan bakal calon induk dan/atau
induk jantan dari sapi bali pada tahun ke-2 – ke-3 diharapkan sudah terdapat
induk yang berkualitas. Selain itu, sebagai antisipasi dalam upaya penambahan
jumlah produksi yang memerlukan lebih banyak bibit. Dan akan dibangun
perternakan terpadu, yaitu dengan adanya pertanian kebun sayur-sayuran,
Penyediaan pupuk kompos dan biogas.
Seiring melakukan
pengembangan jumlah bakalan, dilakukan juga pengembangan jaringan dan manajemen
pemasaran (perluasan pangsa pasar), dan kerjasama dengan
stakeholder-stakeholder pembeli dan penampung.
PENUTUP
Demikian gambaran singkat proposal usaha budidaya penggemukan sapi, semoga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
usaha peternaan sapi yang direncanakan. Besar harapannya kegiatan ini
mendapatkan dukungan permodalan, agar terciptanya lapangan kerja baru yang
berdampak pada berkurangnya pengangguran dan meningkatnya taraf hidup
masyarakat.