![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjq3l2r7b4nKunI94gbXNwJc8OhM_IfDMQ4Unp8lc5DATZr2dWYt3M3iNPrC8Qzq95kZPvXiQia3voS8bylzdBRxCgFiCtxY9_9WtOZ4AvWWz11ZxAWXcXlFM2PN8WhpYT2N8YJDFedMo/s320/Menulis.jpg)
Bagaimana saya tahu bahwa kecerdasan saya berkembang dan meningkat? Sederhana saja. Ketika saya mulai menulis artikel dan buku-buku di tahun 90-an, saya banyak sekali melakukan kesalahan. Lalu saya menulis lagi dan melakukan kesalahan lagi. Lalu saya menulis lagi dan melakukan kesalahan lagi.
Kesalahannya masih tetap ada, bahkan sampai sekarang. Tetapi semakin jarang dan semakin jarang dan semakin jarang. Bukankah itu berarti saya semakin cerdas?
Jadi, ada kalanya saya memandang kawan-kawan yang enggan menulis sebagai orang-orang yang enggan meningkatkan kecerdasannya. Mereka senang bertahan dalam kubangan yang menggerogoti kecerdasannya. Saya sungguh khawatir bahwa pada suatu titik nanti mereka akan dianggap bodoh oleh lingkungannya, bahkan oleh cucu-cicit mereka sendiri.
Kalau ingin makin cerdas: menulislah!
By : Anderas Harefa
2 komentar:
bener banget tuchhh,,,, kan kalo nulis otomatis mikir ya..... ntar lama2 jadi cerdas kan harus memilah2 kata yang mau di tulis dan apa aja yang mau di jadiin bahan tulisan...
+ salam kenal +
Terima kasih ya.... mudah-mudahan bisa jadi motivasi untuk menulis
Posting Komentar