Inilah sesuatu yang disetujui oleh setiap pemimpin. Bahwa kini kekurangan orang-orang yang cakap dan mempunyai keahlian untuk mendapatkan posisi-posisi penting. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang direktur, banyak orang yang mahir, hampir memenuhi syarat, namun ada satu bumbu sukses yang tidak ada. Yakni kecakapan untuk menyelesaikan pekerjaan, untuk mendapatkan hasil-hasil.
Tiap-tiap pekerjaan besar –baik di bidang bisnis, jual-beli besar-besaran, ilmu pengetahuan, bidang pertahanan, atau pemerintah- memerlukan orang-orang yang berpikir untuk bertindak. Kepala-kepala bagian dalam mencari orang untuk kedudukan-kedudukan kunci, minta jawaban-jawaban atas pertanyaan: “Apakah ia akan melaksanakan pekerjaannya?” Apakah ia orang yang berinisiatif?” “Apakah ia akan mendatangkan hasil, ata semata-mata orang yang hanya suka ngomong?”
Semua pertanyaan-pertanyaan ini hanya mempunyai satu tujuan: Mengetahui apakah orang yang bersangkutan suka bertindak?
Gagasan-gagasan baik saja tidak cukup. Gagasan sederhana yang diwujudkan dilaksanakan dan dikembangkan adalah 100 persen lebih baik daripada gagasan cemerlang yang mati karena tak dilaksanakan.
Pedagang self-made terkenal, John Wanamaker sering berkata: “Tak ada yang datang atau muncul semata-mata dengan memikirkannya.”
Ingatlah ini. Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari satelit hingga gedung pencakar langit hingga makanan bayi adalah gagasan-gagasan yang dilaksanakan.
Jika anda mempelajari orang-orang –baik yang sukses maupun yang biasa- mereka itu dibagi dalam 2 golongan. Orang-orang yang sukses sikap dan hidupnya aktif. Kita namakan “aktivisionis”. Yang biasa saja, yang madya, yang tidak sukses bersikap pasif. Kita namakan “passivasionis”.
Kita bisa menemukan suatu prinsip sukses dengan mempelajari dua kelompok itu. Si aktivisionis adalah orang yang berbuat, melaksanakan sesuatu melalui gagasan dan rencana. Si passivasionis”tidak berbuat”. Ia menangguhkan pekerjaannya sehingga ia telah membuktikan bahwa ia tak seharusnya atau tidak bisa melaksanakannya hingga akhirnya terlambat.
Jadi, apabila kita masih mengidap penyakit Passivasionis, marilah coba menjadi aktivisionis walaupun dengan langkah kecil. Keberanian untuk bertindak merupakan salah satu awal yang baik untuk mengetahui hasil yang akan dicapai walaupun ada juga gagal yang ditemui. Tapi paling tidak kita tahu dimana kelemahan atau yang perlu diperbaiki kedepan.
Tiap-tiap pekerjaan besar –baik di bidang bisnis, jual-beli besar-besaran, ilmu pengetahuan, bidang pertahanan, atau pemerintah- memerlukan orang-orang yang berpikir untuk bertindak. Kepala-kepala bagian dalam mencari orang untuk kedudukan-kedudukan kunci, minta jawaban-jawaban atas pertanyaan: “Apakah ia akan melaksanakan pekerjaannya?” Apakah ia orang yang berinisiatif?” “Apakah ia akan mendatangkan hasil, ata semata-mata orang yang hanya suka ngomong?”
Semua pertanyaan-pertanyaan ini hanya mempunyai satu tujuan: Mengetahui apakah orang yang bersangkutan suka bertindak?
Gagasan-gagasan baik saja tidak cukup. Gagasan sederhana yang diwujudkan dilaksanakan dan dikembangkan adalah 100 persen lebih baik daripada gagasan cemerlang yang mati karena tak dilaksanakan.
Pedagang self-made terkenal, John Wanamaker sering berkata: “Tak ada yang datang atau muncul semata-mata dengan memikirkannya.”
Ingatlah ini. Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari satelit hingga gedung pencakar langit hingga makanan bayi adalah gagasan-gagasan yang dilaksanakan.
Jika anda mempelajari orang-orang –baik yang sukses maupun yang biasa- mereka itu dibagi dalam 2 golongan. Orang-orang yang sukses sikap dan hidupnya aktif. Kita namakan “aktivisionis”. Yang biasa saja, yang madya, yang tidak sukses bersikap pasif. Kita namakan “passivasionis”.
Kita bisa menemukan suatu prinsip sukses dengan mempelajari dua kelompok itu. Si aktivisionis adalah orang yang berbuat, melaksanakan sesuatu melalui gagasan dan rencana. Si passivasionis”tidak berbuat”. Ia menangguhkan pekerjaannya sehingga ia telah membuktikan bahwa ia tak seharusnya atau tidak bisa melaksanakannya hingga akhirnya terlambat.
Jadi, apabila kita masih mengidap penyakit Passivasionis, marilah coba menjadi aktivisionis walaupun dengan langkah kecil. Keberanian untuk bertindak merupakan salah satu awal yang baik untuk mengetahui hasil yang akan dicapai walaupun ada juga gagal yang ditemui. Tapi paling tidak kita tahu dimana kelemahan atau yang perlu diperbaiki kedepan.