17 Mei 2013

KARAKTER KEPEMIMPINAN

Menurut Wikipedia Indonesia, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.

Kepemimpinan sangat diperlukan dalam setiap kelompok, terutama untuk menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan serta dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara optimal. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin (leader) berarti orang yang memimpin massa atau kelompok. Dalam masyarakat primitif, pemimpin ditentukan oleh kekuatan, siapa kuat dialah yang menang dan memimpin. Dalam masyarakat feodal, pemimpin ditentukan oleh keturunan, kekayaan dan kedekatan dengan penguasa. Dalam masyarakat tradisional, pemimpin erat kaitannya dengan hubungan antara pertemanan atau kenalan, sehingga kharisma atau kedekatan menjadi jaminan.

Sementara itu, dalam masyarakat modern pemimpin telah terbedakan/dikelompokkan dalam berbagai bentuknya, ada pemimpin formal, non-formal, kantor, organisasi, agama, sekolah dan lainnya. Meskipun figur pemimpin sangat berpengaruh, namun bagi organisasi yang progressif harus mengembangkan leadership berdasarkan prinsip-prinsip, sistim dan mekanisme yang jelas. Dalam tinjauan perjuangan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya untuk menghimpun, menyusun, membina, mengarahkan dan memimpin sumber daya dan kekuatan dalam perjuangan mencapai tujuan. Karena itu kesuksesan pemimpin dapat diukur dari kemampuannya mencapai tujuan.

Kemudian, ada beberapa hal yang sangat penting dalam mendukung karakter kepeminpinan Anda, diantaranya:
INTEGRITAS
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi. Kemudian, integritas juga tidak melakukan tipu daya, terbuka terhadap perubahan, menyediakan informasi yang benar dan melakukan apa yang dikatakan serta mengatakan apa yang dilakukan.

Ada beberapa makna integritas bagi kita : Pertama, integritas berarti komitmen dan loyalitas. Komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tindakan-tindakan seseorang. Seseorang yang berkomitmen adalah mereka yang dapat menepati sebuah janji dan mempertahankan janji itu sampai akhir, walaupun harus berkorban.

Kedua, integritas berarti tanggung jawab. Tanggung jawab adalah tanda dari kedewasaan pribadi. Orang yang berani mengambil tanggung jawab adalah mereka yang bersedia mengambil risiko, memperbaiki keadaan, dan melakukan kewajiban dengan kemampuan yang terbaik.

Ketiga, integritas berarti dapat dipercaya, jujur dan setia. Kehidupan kita akan menjadi dipercaya, apabila perkataan kita sejalan dengan perbuatan kita; tentunya dalam hal ini yang kita pandang baik atau positif.

Keempat, integritas berarti konsisten. Konsisten berarti tetap pada pendirian. Orang yang konsiten adalah orang yang tegas pada keputusan dan pendiriannya tidak goyah. Konsisten bukan berarti sikap yang keras atau kaku. Orang yang konsisten dalam keputusan dan tindakan adalah orang yang memilih sikap untuk melakukan apa yang benar dengan tidak bimbang, karena keputusan yang diambil beradasrkan fakta yang akurat, tujuan yang jelas, dan pertimbangan yang bijak. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah konsistensi dimulai dari penguasaan diri dan sikap disiplin.

Kelima, berintegritas berarti menguasai dan mendisiplin diri. Banyak orang keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin dengan bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti melakukan yang seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin dilakukan. Disiplin mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap hidup yang teratur dan seimbang.

Keenam, berintegritas berarti berkualitas. Kualitas hidup seseorang itu sangat penting. Kualitas menentukan kuantitas. Bila kita berkualitas maka hidup kita tidak akan diremehkan. Integritas hidup berkualitas adalah kehidupan yang membiarkan orang luar menilai diri kita. Pada saat menyenangkan ataupun pada saat tidak menyenangkan.

Dalam sebuah organisasi perlu adanya integritas, karena organisasi adalah sistem yang saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks definisi tersebut, suatu organisasi harus memiliki integritas (baik pemimpin maupun bawahan) dalam mengelola otoritas yang bersifat regulatif, untuk mencapai tujuan bersama.

Integritas merupakan pondasi dalam merancang kinerja yang optimal diseluruh aspek organisasi. Inilah yang menjadi pokok terbentuknya kerjasama yang solid dalam tubuh organisasi. Integritas tidak hanya menjadi pegangan bagi seorang pemimpin dalam bertindak, tapi juga bagaimana integritas itu totalitas bagi seluruh anggota dan bawahan, sehingga kebulatan akan terintegrasi dalam tujuan organisasi tersebut.

Dengan pemikiran diatas, maka “Integritas” menjadi kunci kepemimpinan, “bagaimana ia membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar” dalam bersikap dan berperilaku karena disitulah terletak pondasi dalam membangun kepercayaan dan hubungan antara individu dalam organisasi. Dimana kita memperhatikan legalitas dan prosedur yang harus ditempuh, namun yang lebih penting “Integritas” seseorang dapat menuntun mana yang jujur dan yang tidak jujur yang tidak mudah di kacaukan hal-hal yang bersifat formal tapi dapat menyesatkan.

INDEPENDENSI
Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan kita adalah mandiri. tidak mengusung kepentingan pihak tertentu atau organisasi tertentu. Contoh independensi dapat kita lihat pada organisasi-organisasi tertentu dimana keberadaannya adalah merdeka tanpa diboncengi kepentingan tertentu.

Dalam konteks lain, independensi juga merupakan hak kita sebagai manusia, yang memiliki hak bebas dan merdeka tanpa ditekan oleh orang lain. Tentu saja dalam pelaksanaannya yang disebut independen juga ada batasan-batasannya. Karena suatu lembaga atau organisasi juga tidak dapat eksis tanpa adanya dukungan dari pihak lain. Namun apabila masih dalam hal yang wajar dan persetujuan seluruh anggota untuk kemajuan sebuah organisasi/lembaga dan masyarakat sah-sah saja dilakukan.

KOMPETENSI
Kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif ”A competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation“ (Spencer & Spencer, 1993:9).

Karakteristik yang mendasari (underlying characteristic) berarti kompetensi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang telah tertanam dan berlangsung lama dan dapat memprediksi perilaku dalam berbagai tugas dan situasi kerja. Penyebab terkait (causally related) berarti bahwa kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja (performance).

Acuan kriteria (criterion-referenced) berarti bahwa kompetensi secara aktual memprediksi siapa yang mengerjakan sesuatu dengan baik atau buruk, sebagaimana diukur oleh kriteria spesifik atau standar. Kompetensi (Competencies) dengan demikian merupakan sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan menunjukkan (indicate) cara-cara bertindak, berpikir, atau menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka panjang.

Ada lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu:
  1. Motif-motif (motives), sesuatu yang secara konsisten dipikirkan dan diinginkan, yang menyebabkan tindakan seseorang
  2. Ciri-ciri (traits), karakteristik fisik dan respon-respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi. 
  3. Konsep diri (self-concept), sikap-sikap, nilai-nilai atau gambaran tentang diri sendiri seseorang
  4. Pengetahuan (knowledge), informasi yang dimiliki seseorang dalam area spesifik tertentu 
  5. Keterampilan (skill), kecakapan seseorang untuk menampilkan tugas fisik atau tugas mental tertentu.

Level kompetensi seseorang terdiri dari dua bagian. Bagian yang dapat dilihat dan dikembangkan, disebut permukaan (surface) seperti pengetahuan dan keterampilan, dan bagian yang tidak dapat dilihat dan sulit dikembangkan disebut sebagai sentral atau inti kepribadian (core personality), seperti sifat-sifat, motif, sikap dan nilai-nilai.

Demikian dulu ya, mudah-mudahan bisa menambah wawasan dan mengembangkan kepemimpinan yang mempunyai karakter.

2 komentar:

Manduka yoga mat mengatakan...

Wah benar semuanya mengenai karakter kepemimpinan yang disebutkan...

PAMORRE mengatakan...

Semuanya perlu proses dan kemauan untuk melatih diri...

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG