28 Mei 2016

GENERASI SEHAT CERDAS

ASPEK KESEHATAN
Untuk mencetak generasi penerus yang sehat dan cerdas sangat ditentukan oleh kualitas perhatian orang tua terutama pada ibunya, serta pada bayi dan balita. Alasanya bahwa pada periode 1000 hari pertama kehidupan yaitu ketika janin berusia 270 hari dalam kandungan dan bayi berusia 730 hari setelah lahir merupakan periode emas (golden periode). Disebut sebagai periode emas karena pada masa ini terjadi pembentukan sel tubuh dengan pesat diantaranya pembentukan sel otak dan perkembangan unsur kecerdasan seperti pendengaran, penglihatan, kontrol emosi, kebiasaan untuk merespon, kemampuan bahasa, pengenalan simbol, kepandaian bersosialisasi, dan pengenalan angka. Perhatikan gambar diagram ukuran kecerdasan.

Pada gambar terlihat perkembangan beberapa ketrampilan pembentuk kecerdasan seperti pengenalan angka, kepandaian bersosialisasi, pengenalan simbol dan lainya berkembang dengan pesat sejak lahir hingga puncaknya pada umur 2 tahun (24 bulan). Setelah umur 2 tahun mulai ada penurunan kecepatan perkembangan kepandaian. Sering pada periode ini disebut sebagai masa kritis, karena kegagalan pertumbuhan pada periode ini bersifat permanen, artinya tidak dapat diperbaiki lagi.

Secara alami, fisik wanita harus berperan melakukan proses reproduksi, dimana terdapat sejumlah permasalahan yang berisko pada kematian dapat terjadi pada proses ini.

Fisik bayi  dan balita sedang  dalam masa pertumbuhan sehingga fungsi tubuh belum bekerja optimal. Kondisi ini rentan terhadap perubahan lingkungan yang tidak baik.

Pada aspek sosial  budaya  dibeberapa daerah, keberadaan wanita dan anak-anak pada posisi lemah; dimana sering tidak memiliki hak untuk membuat keputusan. Diantaranya hak memilih untuk mendapatkan layanan kesehatan agar jiwanya terselamatkan. Sebagai contoh disuatu daerah ada budaya ketika  menentukan ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit harus diputuskan oleh tetua adat atau orang tertua dalam keluarga besar tersebut. Si Ibu hamil yang sedang menderita tidak punya hak untuk menentukan untuk segera bisa dibawa ke rumah sakit.

Pada keluarga miskin keberadaan ibu dan anak biasanya adalah yang paling menderita, dibandingkan dari si-ayah sebagai kepala keluarga, sehingga hampir tidak bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang memadai.

ASPEK PENDIDIKAN
Kemudian dari segi Pendidikan, dalam HAM dan UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi seni dan budaya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah. Banyak sekali Faktor yang menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah, diantaranya yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan karena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah.

Ketidakmampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya. Keadaan status ekonomi keluarga  miskin cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran.

Ada beberapa Identifikasi masalah dan solusinya untuk mengatasi masalah anak belum sekolah dan mengatasi anak putus sekolah.
No
Masalah
Solusi
1
Sekolah terlalu jauh
ü  Bantuan/subsidi biaya transportasi ke sekolah
ü  Penyediaan angkutan pedesaan untuk antar jemput anak sekolah
ü  Orang tua bersukarela sebagai kelompok pengawal yang menyertai anaknya ke sekolah
ü  Penyediaan asrama atau tempat tinggal bagi para siswa yang tinggal jauh dari Sekolah
ü  Membuat sekolah penyetaraan di desa seperti; SMP terbuka, kelas jarak jauh
2
Orang tua tidak mampu menyekolahkan
ü  Sosialisasi atau penyuluhan yang intensif untuk membangun kesadaran orang tua atau masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan merupakan hak dari setiap anak
ü  Perubahan periode pembayaran biaya sekolah, misalnya bisa diangsur, memberikan keringanan
ü  Beasiswa pendidikan, pembayaran biaya siswa yang tertunggak
ü  Penyediaan buku-buku pelajaran dan peralatan sekolah
ü  Kebijaksanaan seragam sekolah  yang lebih fleksibel, misalnya
ü  Jumlah seragam yang diperlukan dievaluasi kembali
ü  Memberikan subsidi seragam bagi anak-anak dari keluarga miskin
ü  Mengusahakan seragam dari pakaian bekas yang masih layak pakai
3
Anak harus bantu orang tua di rumah atau bekerja
ü Beasiswa/subsidi bagi anak anak yang telah menyelesaikan SD untuk meneruskan ke SMP
ü Jika memang menjadi kebiasaan di masyarakat, maka kalender akademik bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada, misalnya jam sekolah disesuaikan
4
Anak sering sakit
ü Pemberian makanan tambahan yang bergizi kepada siswa
ü Mengadakan pemeriksaan kesehatan siswa secara berkala. Namun sebelumnya perlu diidentifikasi masalah kesehatan apa yang dialami, untuk menentukan jenis pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan. Pemeriksaan kesehatan yang sering dilakukan biasanya terkait penyakit mata, gigi, pendengaran dan cacingan
ü Membiasakan hidup bersih dan sehat
ü Membuat lingkungan rumah yang bersih dan sehat
5
Tidak ada guru di sekolah
ü Para anggota komite sekolah, orang tua dan pengawas sekolah harus melakukan respon aktif terhadap hal ini dengan memberikan teguran akan kewajiban dari seorang guru **
ü Mengontrak guru honorer
ü Para orang tua yang mempunyai kompetensi mengajar bisa menjadi guru sukarelawan di kelas
6
Perkawinan dan kehamilan dini (usia muda)
ü Sosialisasi atau penyuluhan yang intensif atau gencar terhadap pentingnya pendidikan bagi masa depan anak

Tidak ada komentar:

SILAHKAN DUKUNG BLOG INI

KE REKENING BCA 8855 1274 62 AN. ATENG