Situasi sosial kehidupan masyarakat Indonesia dari hari ke hari kian memburuk. Hal ini terlihat dari makin maraknya tindak kejahatan, kekerasan sosial, amuk massa, main hakim sendiri, dan berbagai penyimpangan sosial yang tumbuh secara bervariasi.
Yang lebih mengerikan, makin banyak pengidap penyakit HIV/AIDS di negeri ini. Percepatan seperti deret ukur ini karena akumulasi banyak faktor, seperti akibat peningkatan kasus narkoba 10 kali lipat.
Yang juga memprihatinkan adalah kian mekarnya perilaku menyimpang di kalangan anak-anak dan remaja negeri ini. Di kalangan remaja, misalnya, fenomena hubungan seksual pra-nikah, yang meniadakan lembaga perkawinan yang luhur, sudah kian pesat perkembangannya belakangan ini. Dampaknya pun amat jauh dalam kehidupan sosial masyarakat manakala hubungan tanpa nikah dianggap wajar, bukan pelanggaran dan bukan tindak perzinahan bila dilakukan secara suka sama suka. Bahkan dalam kasus perkosaan pun, si pemerkosa bisa lepas dari jeratan hukum jika ia dapat berdalih dalam pembelaannya dengan mengatakan bahwa perbuatan tersebut dilakukan atas dasar "suka sama suka".
Fenomena lain yang memprihatinkan terkait dengan maraknya tindak pembunuhan yang melibatkan pelaku dan korban remaja serta anak-anak. Anak-anak belasan tahun dan masih bersekolah, seperti kerap diberitakan media massa, juga banyak terlibat dalam kasus perkosaan. Hal itu bahkan telah menjadi peristiwa sehari-hari yang lazim dan menjadi pola kehidupan masyarakat kita.
Berbagai kasus tindakan penyimpangan norma dan kriminalitas di atas tentu saja berkembang dalam situasi yang tidak vakum alias banyak faktor yang memengaruhinya. Tetapi, apa- pun penyebabnya dan seberapa- pun tingkat kejadian dan pelaku maupun korbannya, hasil akhirnya tetap mengindikasikan hal yang sama, yakni terganggunya dan bahkan rusaknya tatanan kehidupan masyarakat kita. Artinya, makin maraknya kasus-kasus di atas menunjukkan adanya gejala kuat bahwa nilai-nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat kita mulai dilanggar dan telah menjadi sesuatu yang longgar. Ada pergeseran nilai dan norma-norma, yang sebetulnya merupakan perubahan perilaku masyarakat.
Kondisi ini tentu amat mencekam. Terutama, bila mengingat perubahan sosial yang berdimensi penyimpangan sosial dalam beragam bentuknya itu mengibas di kalangan remaja dan anak-anak kita, yang tiada lain merupakan tunas-tunas dan harapan bangsa Indonesia.
Di tengah keprihatinan ini, yang perlu dicermati adalah seberapa jauh perubahan perilaku disertai perubahan persepsi dan bahkan sikap hidup masyarakat tentang moral dan agama sebagai sendi mendasar dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam? Ada kesan perubahan perilaku dan persepsi masyarakat mulai mengarah ke situasi netral nilai, bebas nilai, dan paham moral situasional yang hedonistis.
Hal rawan di atas bukan mustahil akan makin meluas memasuki era globalisasi dengan arus informasi berteknologi canggih yang kian membanjiri kehidupan masyarakat kita. Nilai-nilai pragmatisme, materialisme dan hedonisme yang diusungnya tak pelak akan memengaruhi kehidupan masyarakat. Inilah barangkali yang perlu direnungkan semua pihak, terutama oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Dhus, semua pihak perlu berpartisipasi aktif mengatasi 'penyakit' sosial di atas, terutama karena ia baru bisa disembuhkan melalui proses panjang dan mendasar. Di situlah, misalnya, fungsi agama sebagai faktor penyuci (sublimasi) dalam kehidupan masyarakat sangat diperlukan kehadirannya, selain faktor-faktor profetik lain.
Sebagai faktor penyuci, tulis Peter L Berger (1991), agama perlu dijadikan acuan bagi humanisasi kehidupan manusia, yang berarti sebagai peneguhan terhadap nilai-nilai yang fitri berupa proses pembersihan jiwa dari kotoran-kotoran nafsu dan perilaku hewaniah. Dalam konteks inilah pentingnya penanaman kepastian akan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan.
Dalam konteks agama, yang juga perlu direnungkan bersama, jangan-jangan selama ini kalangan umat beragama - terutama melalui cendekiawan atau pemuka agama - terlampau asyik dengan pengembangan pemikiran-pemikiran 'pembaharuan' yang bersifat transformasi pemikiran. Agama terlampau banyak diperbincangkan pada tataran pemikiran spekulatif dan serba rasional, demi memenuhi tuntutan zaman
modern.
Dampaknya lalu muncul pragmatisme dengan atas nama kontekstualisasi. Agama serba dituntut menjawab tantangan-tantangan struktural kehidupan modern sehingga menyisihkan tuntutan-tuntutan yang bersifat praktis.
Dampak lain dari wacana yang acap kali kontroversial itu, muncul berbagai pembongkaran (dekonstruksi) sedemikian rupa, yang kadangkala masih bersifat embrional tetapi disuarakan dengan nada amat nyaring. Pembongkaran penuh semangat ini membawa implikasi pengabaian fungsi agama sebagai pemberi kepastian makna dan sikap hidup. Akibatnya, sebagian pemeluk agama menjadi kehilangan kepastian, sebab semua nilai dibongkar dan serba diragukan. Bukan cuma agama, bahkan nabi dan Tuhan pun kadang disikapi secara kurang begitu hormat, demi 'pembaharuan'.
Karena itulah, dengan makin maraknya 'penyakit' sosial dan moral masyarakat kita sekarang ini, tak ada salahnya bila para tokoh dan pemikir agama, mulai merenungkan-ulang tentang semangat pembaharuan yang terlampau bersemangat dan gegap-gempita itu. Di depan mata kita, kini sudah bermunculan beragam panorama 'penyakit' sosial yang membutuhkan therapi yang relatif pasti dan praktis dari agama.
Konkretnya, marilah sirami masyarakat dengan nilai-nilai dan norma-norma yang jelas dan bisa dijadikan acuan untuk bertindak. Di sinilah pentingnya tuntunan-tuntunan praktis tentang kehidupan beragama, disertai proses sosialisasinya yang juga praktis.
Yang lebih mengerikan, makin banyak pengidap penyakit HIV/AIDS di negeri ini. Percepatan seperti deret ukur ini karena akumulasi banyak faktor, seperti akibat peningkatan kasus narkoba 10 kali lipat.
Yang juga memprihatinkan adalah kian mekarnya perilaku menyimpang di kalangan anak-anak dan remaja negeri ini. Di kalangan remaja, misalnya, fenomena hubungan seksual pra-nikah, yang meniadakan lembaga perkawinan yang luhur, sudah kian pesat perkembangannya belakangan ini. Dampaknya pun amat jauh dalam kehidupan sosial masyarakat manakala hubungan tanpa nikah dianggap wajar, bukan pelanggaran dan bukan tindak perzinahan bila dilakukan secara suka sama suka. Bahkan dalam kasus perkosaan pun, si pemerkosa bisa lepas dari jeratan hukum jika ia dapat berdalih dalam pembelaannya dengan mengatakan bahwa perbuatan tersebut dilakukan atas dasar "suka sama suka".
Fenomena lain yang memprihatinkan terkait dengan maraknya tindak pembunuhan yang melibatkan pelaku dan korban remaja serta anak-anak. Anak-anak belasan tahun dan masih bersekolah, seperti kerap diberitakan media massa, juga banyak terlibat dalam kasus perkosaan. Hal itu bahkan telah menjadi peristiwa sehari-hari yang lazim dan menjadi pola kehidupan masyarakat kita.
Berbagai kasus tindakan penyimpangan norma dan kriminalitas di atas tentu saja berkembang dalam situasi yang tidak vakum alias banyak faktor yang memengaruhinya. Tetapi, apa- pun penyebabnya dan seberapa- pun tingkat kejadian dan pelaku maupun korbannya, hasil akhirnya tetap mengindikasikan hal yang sama, yakni terganggunya dan bahkan rusaknya tatanan kehidupan masyarakat kita. Artinya, makin maraknya kasus-kasus di atas menunjukkan adanya gejala kuat bahwa nilai-nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat kita mulai dilanggar dan telah menjadi sesuatu yang longgar. Ada pergeseran nilai dan norma-norma, yang sebetulnya merupakan perubahan perilaku masyarakat.
Kondisi ini tentu amat mencekam. Terutama, bila mengingat perubahan sosial yang berdimensi penyimpangan sosial dalam beragam bentuknya itu mengibas di kalangan remaja dan anak-anak kita, yang tiada lain merupakan tunas-tunas dan harapan bangsa Indonesia.
Di tengah keprihatinan ini, yang perlu dicermati adalah seberapa jauh perubahan perilaku disertai perubahan persepsi dan bahkan sikap hidup masyarakat tentang moral dan agama sebagai sendi mendasar dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam? Ada kesan perubahan perilaku dan persepsi masyarakat mulai mengarah ke situasi netral nilai, bebas nilai, dan paham moral situasional yang hedonistis.
Hal rawan di atas bukan mustahil akan makin meluas memasuki era globalisasi dengan arus informasi berteknologi canggih yang kian membanjiri kehidupan masyarakat kita. Nilai-nilai pragmatisme, materialisme dan hedonisme yang diusungnya tak pelak akan memengaruhi kehidupan masyarakat. Inilah barangkali yang perlu direnungkan semua pihak, terutama oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Dhus, semua pihak perlu berpartisipasi aktif mengatasi 'penyakit' sosial di atas, terutama karena ia baru bisa disembuhkan melalui proses panjang dan mendasar. Di situlah, misalnya, fungsi agama sebagai faktor penyuci (sublimasi) dalam kehidupan masyarakat sangat diperlukan kehadirannya, selain faktor-faktor profetik lain.
Sebagai faktor penyuci, tulis Peter L Berger (1991), agama perlu dijadikan acuan bagi humanisasi kehidupan manusia, yang berarti sebagai peneguhan terhadap nilai-nilai yang fitri berupa proses pembersihan jiwa dari kotoran-kotoran nafsu dan perilaku hewaniah. Dalam konteks inilah pentingnya penanaman kepastian akan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan.
Dalam konteks agama, yang juga perlu direnungkan bersama, jangan-jangan selama ini kalangan umat beragama - terutama melalui cendekiawan atau pemuka agama - terlampau asyik dengan pengembangan pemikiran-pemikiran 'pembaharuan' yang bersifat transformasi pemikiran. Agama terlampau banyak diperbincangkan pada tataran pemikiran spekulatif dan serba rasional, demi memenuhi tuntutan zaman
modern.
Dampaknya lalu muncul pragmatisme dengan atas nama kontekstualisasi. Agama serba dituntut menjawab tantangan-tantangan struktural kehidupan modern sehingga menyisihkan tuntutan-tuntutan yang bersifat praktis.
Dampak lain dari wacana yang acap kali kontroversial itu, muncul berbagai pembongkaran (dekonstruksi) sedemikian rupa, yang kadangkala masih bersifat embrional tetapi disuarakan dengan nada amat nyaring. Pembongkaran penuh semangat ini membawa implikasi pengabaian fungsi agama sebagai pemberi kepastian makna dan sikap hidup. Akibatnya, sebagian pemeluk agama menjadi kehilangan kepastian, sebab semua nilai dibongkar dan serba diragukan. Bukan cuma agama, bahkan nabi dan Tuhan pun kadang disikapi secara kurang begitu hormat, demi 'pembaharuan'.
Karena itulah, dengan makin maraknya 'penyakit' sosial dan moral masyarakat kita sekarang ini, tak ada salahnya bila para tokoh dan pemikir agama, mulai merenungkan-ulang tentang semangat pembaharuan yang terlampau bersemangat dan gegap-gempita itu. Di depan mata kita, kini sudah bermunculan beragam panorama 'penyakit' sosial yang membutuhkan therapi yang relatif pasti dan praktis dari agama.
Konkretnya, marilah sirami masyarakat dengan nilai-nilai dan norma-norma yang jelas dan bisa dijadikan acuan untuk bertindak. Di sinilah pentingnya tuntunan-tuntunan praktis tentang kehidupan beragama, disertai proses sosialisasinya yang juga praktis.
6 komentar:
start dub GHD Purple.
frowned and said: "still standing here nfl jerseys china.
V3l6h botas ugg españa
D6u4w ghd
bow desktop Fannong file:" not registered ghd pink.
[url=http://shensacen.altervista.org/cadeaux-de-graduation-maison/][b]sac longchamp[/b][/url]
[url=http://www.migente.com/your_page/blog/index.html?profile_id=7791572&profile_name=shenenmaoyiss&user_id=7791572&username=shenenmaoyiss][b]sac longchamp[/b][/url]
[url=http://shenenmaoyie.webstarts.com/?r=20130102221934][b]sac longchamp[/b][/url]
[url=http://shenenmaoyis.newsvine.com/_news/2012/12/27/16199723-designer-handbags-typiquement-utilise-par-les-femmes][b]sac longchamp[/b][/url]
[url=http://shenenmaoyiss.snappages.com/blog.htm][b]sac longchamp[/b][/url]
yZms ghd hair
kDpt ugg store
oQda michael kors outlet
3eIfv GHD Hair Straightener
8fKvw burberry outlet online
6dXfm ugg france
4zSbj ghd nz sale
3sMla louis vuitton sale
4oNkx michael kors outlet
4qJwg ghd hair straightener
1lRgc ugg boots sale
7lVoa discount nfl jerseys
0rDhe michael kors handbags
6fQnb Lisseur GHD
8kGwu discount ugg boots
We [url=http://www.onlinecasinos.gd]no deposit[/url] obtain a rotund library of totally free casino games for you to play right here in your browser. Whether you pine for to training a table game plan or honest try out a insufficient original slots in the presence of playing for real filthy lucre, we be undergoing you covered. These are the exact same games that you can engage at real online casinos and you can with them all in requital for free.
top [url=http://www.001casino.com/]casino bonus[/url] coincide the latest [url=http://www.realcazinoz.com/]casino[/url] autonomous no store hand-out at the chief [url=http://www.baywatchcasino.com/]casino perk
[/url].
The business supplies a single [url=http://www.hotdeal.vn/ho-chi-minh/]voucher gia re[/url] for each and every doing work day in every single of the marketplaces it serves. The Groupon performs as an assurance settlement employing ThePoint's system: if a specified assortment of individuals indicator up for the source, then the offer becomes offered to all if the predetermined bare minimal is not reached, no one will get the deal that day. This minimizes threat for merchants, who can treat the discount discount codes as amount particular discount rates as effectively as product product sales promoting devices. Groupon helps make income by retaining roughly 50 percent the cash the customer pays for the coupon.
For illustration, an $80 massage could be acquired by the client for $forty through Groupon, and then Groupon and the retailer would break up the $forty. That is, the retailer provides a therapeutic therapeutic massage valued at $eighty and will get approximately $twenty from Groupon for it (underneath a fifty%/fifty% split). Or, if $240 truly worth of home portray companies is bought by the purchaser for $fifty by way of Groupon, then the group gets $20 5 and Groupon retains $twenty five. The buyer will get the therapeutic massage, or the residence portray providers, in these illustrations, from the retailer for which they originally paid $forty (or $fifty) to Groupon. There are certain companies to which Groupon to start with did not supply you its providers, which contains capturing ranges and strip golf products even so, having photos ranges have been showcased on Groupon.
As opposed to categorised marketing, the service company does not invest any upfront expense to take part: Groupon collects private info from well prepared customers and then contacts only individuals consumers, largely by everyday e-mail, who could perhaps be intrigued in a certain merchandise or service.
Groupon employs a huge range of copywriters who draft descriptions for the deals showcased by electronic mail and on the web website. Groupon's advertising and marketing textual articles for the 'deals' has been noticed as a contributing element to the status of the net site, that involves a distinct mix of comprehensive straightforward truth-checking and witty humor.
Owing to Groupon's marketplace currently currently being largely composed of woman consumers, the special discounts are normally centered on the wellness, health and physical fitness and attractiveness marketplaces.
There are very likely issues with the company layout. For illustration, a successful deal could temporarily swamp a small organization with also a good deal of consumers, jeopardizing a chance that customers will be dissatisfied, or that there won't be ample products to meet up with up with the require. Gap, a large clothes retailer, was able to deal with 445,000 low cost codes in a national offer (although it seasoned server difficulties at one stage), but a more compact firm could grow to be all of a unexpected flooded with consumers. A single specific coffee retailer in Portland, Oregon struggled with an boost in clients for three months, when it bought close to one,000 Groupons on the one functioning day it was provided, according to one report. In reaction to equivalent troubles, Groupon officers point out that 'deal' subscriptions must be capped in advance to a reasonably priced amount.
Read More: [url=http://seantravel.com/thong-tin-thuc-ve-viec-tim-kiem-hang-dien-tu-gia-re-o-nhung-website/]voucher gia re[/url]
Posting Komentar