Sudah mengetahui bakat yang dimiliki? Mulailah Anda mengembangkannya. Namun jika belum tahu apa bakat yang dimiliki, belum terlambat untuk mengetahuinya. Anda hanya butuh empat kunci berikut untuk mengeluarkan potesi Anda yang sesungguhnya.
1. Keahlian
Pernahkah Anda mempelajari sesuatu yang benar-benar baru dan ternyata Anda dapat menguasainya dengan mudah? Atau mengerjakan sesuatu lebih cepat dari rekan lain? Bisa jadi, itulah bakat yang sedang memanggil, menunggu Anda melepaskan dan mengembangkannya.
Jika Anda dengan mudah bisa menyelesaikan sebuah perhitungan saat orang lain menyumpahi kalkulator, itu artinya bakat Anda sebagai seorang akuntan atau banker sedang berusaha muncul dan menyapa Anda. Nah, pikirkanlah hal-hal yang begitu mudah bagi Anda tetapi tidak bagi teman-teman. Kemudian, perhatikan bakat apa yang tengah bekerja pada diri Anda.
2. Ketertarikan
Cara lain menemukan bakat adalah dengan memikirkan hal-hal yang begitu Anda inginkan. Seringkali hal-hal yang menarik perhatian selalu berkaitan dengan kemampuan alami atau bakat. lni merupakan suatu pola konsisten dalam hidup dan bukan sekadar cara menghabiskan waktu alias hobi semata.
Nah, coba pikirkan apa yang paling Anda ingin lakukan seharian? Menonton film? Melatih hewan? Menata barang? Memainkan alat musik? Atau membaca buku? Sesuatu itu tidak harus yang menjadi ambisi Anda, meski ambisi merupakan petunjuk kuat adanya bakat yang tengah bekerja.
Jika Anda seorang pembaca yang tekun atau rajin menulis di blog, bisa jadi bakat tersembunyi Anda adalah menulis. Atau bisa saja ketertarikan pada buku membawa Anda pada karier kepustakaan, penerbitan, dan lain-lain.
3. Kepuasan
Apa yang membuat Anda merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam bekerja? Pekerjaan apa yang membuat Anda begitu hanyut dan merasa tak ingin berhenti saat mengerjakannya? Bagi para atlet, perasaan hanyut sering terjadi ketika mereka berolahraga. Sementara bagi para ahli komputer, perasaan hanyut terjadi ketika mereka menghadapi piranti lunak.
Dalam keadaan hanyut, kita memang menjadi sangat terfokus pada kesempatan untuk menggunakan bakat. Alhasil, pola gelombang otak kita saat itu begitu mirip dengan pola gelombang otak ketika kita tertidur lelap. Nah, sekarang apa yang membuat Anda terhanyut? Jika Anda belum juga menemukan, pikirkan suatu kegiatan yang membuat Anda terlibat sepenuhnya. Mungkin bakat Anda ada di sana.
4. Kebiasaan
Pernahkah Anda dipuji karena kemampuan atau sikap Anda? Misalnya, orang menilai Anda sebagai karyawan yang sangat teratur atau ide pemasaran Anda hebat, atau Anda pendengar yang baik, dan lain sebagainya. Lewat komentar orang-orang di sekitar, Anda juga bisa mengetahui kemampuan alami Anda.
Ketrampilan alami memang bisa muncul dalam berbagai cara. Namun, kadang kita menganggapnya biasa saja karena ketrampilan itu sudah sangat melekat sehingga hampir tak disadari kehadirannya.
Lalu, bagaimana mengenali bakat itu? Coba cermati apa yang membuat orang tertarik pada Anda, mengenali Anda atau terfokus pada Anda? Apakah Anda menjadi tempat curahan hati teman-teman? Atau mereka selalu meminta pendapat Anda soal pakaian? Nah, di sanalah bakat Anda tersimpan. Anda hanya perlu mencari kesempatan untuk mengembangkannya.
Memang mudah menerima lingkungan sebagaimana adanya karena kita terbungkus olehnya begitu rapat. Namun nilai penting lingkungan sering terlupakan karena kita menjalani hidup berdasarkan pilot otomatis.
Meskipun begitu, pengaruh lingkungan terhadap kreativitas ternyata lebih besar daripada yang umum diakui orang. Lingkungan memberi rangsangan kuat pada perasaan, ide, wawasan terhadap orang yang kita temui, atau kejadian yang kita alami. Lingkungan juga mengobarkan jiwa seni atau naluri bisnis, memasok inspirasi segar dalam membuat lukisan baru, mendengarkan musik baru, atau menemukan produk baru.
Lingkungan kita meliputi “jagat kecil”: ruangan, kantor/kelas belajar, atau rumah tempat kita melewatkan siang dan malam; dan “jagat besar”: kota, Negara, dan wilayah tempat tinggal. Kedua dunia tersebut mampu mempengaruhi kita dengan berbagai cara. Sebagai contoh, bagi banyak orang, bekerja seharian dalam ruangan sempit di lingkungan perkantoran yang menjemukan, tanpa jendela dan udara pengap, akan terasa muram dan tidak kreatif – bahkan, dalam kasus yang ekstrim, Anda bisa menderita sakit parah, yang kini dikenal sebagai “gedung tidak sehat”.
Lingkungan juga meliputi seluruh suasana psikologis seputar kita. Apakah Anda tinggal dan bekerja bersama orang yang membuat Anda merasa kreatif dan termotivasi, atau bersama orang yang bersikap pesimistis dan merusak? Ada perusahaan yang dijejali orang yang menolak setiap ide baru, atau terus-menerus mengubah target Anda, menyedot energy dan antusiasme Anda. Orang-orang semacam ini sering disebut pengacau, karena setiap hari mereka mengacau orang lain. Tempat kerja yang penuh konflik dan energy negative membuat kreativitas dan produktivitas terpuruk drastis.
Kini, dampak lingkungan terhaap kesehatan, kebahagian, dan produktivitas disadari amat penting sehingga muncul suatu disiplin ilmu baru, yaitu desain atau rancang lingkungan. Rancang lingkungan mencakup banyak bidang studi. Para peneliti telah mengetahui bahwa merancang lingkungan yang lebih sehat dan gembira bukan sekedar memasang kertas dinding dan perabotan indah. Rancang lingkungan juga mencakup desain interior, perencanaan ruangan, ergonomic, psikologi, sosiologi, teknik, biologi, kimia, neurologi, dan bahkan antropologi budaya – semua factor yang mempengaruhi perasaan seseorang ditempat kerja.
Sebagai strategi kreativitas, baik sekali apabila Anda lebih memahami lingkungan dan belajar mengendaliannya agar upaya kreati terlaksana maksimal. Ada banyak cara memodifikasi lingkungan untuk mendukung karya kreatif, sebagaimana juga ada banyak cara memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi rintangan kreatif, atau menyelesaikan masalah rumit.
Ada tujuh unsur utama yang bisa ditata untuk lebih menghidupkan lingkungan kreatif.
1. Pencahayaan, Sumber Alami Energi Kreatif
Cahaya adalah salah satu sumber energy kreatif paling ampuh. Bahkan, cahaya matahari yang terang langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan pikiran. Dalam The light Book, penulis medis Jane Hyman membuktikan bahwa cahaya matahari tidak hanya mengatur irama harian berulang, yang menentukan siklus tidur-bangun tubuh, tetapi juga amat berpengaruh pada selera makan, suasana hati, daya sembuh, produktivitas, bahkan hasrat seksual.
2. Warna, Pencipta Suasana Hati yang Ajaib
Para seniman sudah lama tahu bahwa ada warna-warna tertentu yang membuat kita merasa penuh energi, sementara warna lain punya efek menenangkan. Demikian juga, para perancang masa kini menggunakan warna, dengan cara yang jauh lebih canggih, untuk menciptakan lingkungan khusus bagi pembelajaran, penyembuhan, tidur, dan banyak kegiatan lain.
3. Seni Dalam Lingkungan, Jimat dalam Pikiran
Istilah seni dalam lingkungan berarti segala sesuatu di dinding, rak, dan semua permukaan sekitar Anda. Ini meliputi apa saja, mulai poster, hiasan dinding dan foto berbingkai, hingga hiasan kecil, ukiran, benda-benda seni.
4. Bunyi-bunyi, musik dan pikiran
Sebagian orang lebih senang bekerja dalam keheningan. Walaupun begitu, banyak orang lain menggunakan musik atau suara latar untuk merangsang proses kreatif. Musik atau bunyi atau bunyi mempunyai dua fungsi :
- Di satu sisi, para ilmuan menyatakan jenis-jenis musik tertentu meningkatkan
fungsi otak dan membantu kecepatan belajar dan daya ingat.
- Di sisi lain, manfaat musik dan suara yang paling ampuh adalah – tak dapat
disangkal lagi – kapasitasnya mempengaruhi perasaaan dan suasana hati.
5. Aroma, Terapi bagi Jiwa
Jika sejenis bau pernah tiba-tiba melupakan perasaan atau mengingatkan Anda sesuatu, sudah pasti para ilmuwan mengetahui kreatif. Setelah sebelumnya diabaikan, akhir-akhir ini bebauan, atau aroma, diketahui secara langsung merangsang bagi otak – system limbic – yang bekerja atas emosi dan ingatan primitive. Akibatnya, satu jenis bau mampu mengeruk segunung emosi dan menggugah ingatan lama.
6. Sentuhan, Menyamankan dan Merangsang Tubuh
Sentuhan juga bisa menjadi unsure penting dalam menumbuhkan situasi dan suasana hati di ruang kerja, lewat perabotan, benda-benda di atas meja atau lingkungan kerja, dan benda-benda lain yang kita lihat sepanjang hari. Tekstur yang melingkungi kita bisa menjadikan kita merasa lebih nyaman, riang, dan percaya diri – atau kaku, terkunkung, dan tidak penting. Sebagian orang, terutama pelajar kinestetik, menyerap informasi dan mendengar lebih baik apabila mereka memiliki benda untuk disentuh atau dimainkan.
7. Cita Rasa, Makan bagi Pikiran Kreatif
Makanan juga merupakan bagian penting lingkungan kreatif yang bisa Anda control. Banyak orang kurang memperhatikan diet, namun masih berharap jadi kreatif dan produktif. Saat ini, tersedia banyak sekali bacaan yang menegaskan bahwa santapan mempengaruhi suasana mental dan emosional.
Jika semangat kreatif di redam oleh lingkungan kerja negative, sudah saatnya untuk mempertimbangkan alternative lain. Anda bisa pindah departemen, ganti pekerjaan, bernegosiasi dengan manajer agar diberi lebih banyak peluang, atau menyewa konsultan kreativitas untuk merancang –ulang lingkungan. Anda harus menentukan solusi yang bisa diambil, dan berbuat sesuatu mengenai situasi yang Anda hadapi. Jangan hanya mengandalkan hidup pada “pilot otomatis’ sambil ‘mengeram’ dalam zona kenyamanan.
Menghadapi persaingan global, semua bangsa-bangsa di dunia wajib mempersiapkan diri baik dari sisi fisik maupun non fisik. Globalisasi yang terjadi di dunia tidak mungkin dihindari, apalagi dilawan. Hanya satu cara dalam menghadapinya, yaitu mensiasati. Langkah strategis yang dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini adalah mempersiapkan diri agar tidak terjebak pada ranjau-ranjau globalisasi. Tidak mungkin globalisasi yang datang dengan deras hanya dihadapi dengan sebuah sikap yang apatis. Tidak berbuat berarti telah merelakan diri untuk tergusur pada pusaran global yang sangat mengerikan. Ketertinggalan bukan pilihan, kemajuan adalah sebuah angan-angan.
Pembangunan dalam konteks global merupakan pembangunan komprehensif tanpa menapikan salah satu bagian yang ada di sekitarnya. Pembangunan yang menyeluruh harus didirikan atas sebuah frame bahwa kebangkitan tidak mungkin terjadi jika mematikan salah satu di antaranya.Dalam pembangunan fisik, sebuah bangsa yang disebut Indonesia sering kali sangat parsial. Terlebih jika isu ini ditarik pada wilayah-wilayah lokal. Maka ironisme ini akan sangat nampak jelas ketika wacana pembangunan yang dikedepankan, namun bagi pihak lain adalah kematian. Pembangunan yang sangat parsial ini bagi sebagian kalangan sesungguhnya bukan kemajuan tetapi justru kemunduran, bukan pembangunan tetapi kehancuran, tidak konstruktif tetapi destruktif.
Bayangkan saja misalnya jika sejumlah pembangunan fisik di suatu daerah sama sekali tidak mengindahkan pertumbuhan lingkungan sekitarnya. Sebuah kekeliruan besar jika konteks pembangunan fisik harus ditebus dengan kematian lingkungan yang sudah dipelihara sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Terkadang saya tidak habis pikir jika pembangunan harus menggusur keramahan lingkungan yang tertanam sejak lama dan jelas-jelas telah memberikan kontribusi sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Di luar konteks politik dan bisnis, pembangunan seyogyanya diperuntukan bagi kepentingan masyarakat. Jika pembangunan menapikan masyarakat, maka pembangunan itu sangat mudah ditebak, untuk kepentingan penguasa yang jumlahnya hanya beberapa gelintir orang. Tidak peduli dengan aspirasi dan masa depan rakyat, yang penting bagaimana supaya dirinya dapat untung besar dari sebuah pembangunan yang telah menapikan sisi-sisi lingkungan dan kepentingan masyarakat banyak ke depannya.
Berbagai bencana alam yang terjadi di Dunia dan Indonesia khususnya merupakan cermin dimana sebuah kekayaan alam yang sepatutnya dilestarikan, justru dinapikan keberadaannya. Inilah puncak dari sebuah paradigma pembangunan yang tidak berbasis lingkungan. Di satu sisi kita menyaksikan sebuah kebanggaan akan hasil pembangunan fisik yang sangat megah dan mentereng, tetapi di sisi lain kita juga dihadapkan kepada sebuah kenyataan akan datangnya bencana yang bertubi-tubi. Keramahan lingkungan kini sudah banyak terusik, kesejukan dan kesahabatannya sudah berlalu, yang tersisa tinggal kegarangan dan kekecewaan. Akhirnya alam lebih sering "marah" ketimbang memperlihatkan "senyum" kedamaiannya.
Lalu kenapa dengan potensi alam yang begitu melimpah bangsa kita tidak juga bangkit? Sebuah pertanyaan yang dapat merangsang untuk melahirkan sejumlah jawaban. Namun pada konteks lingkungan, sepertinya kita tidak termasuk orang-orang yang bersyukur. Kelebihan kekayaan alam yang diberikan Tuhan tidak kemudian menjadikan bangsa ini bangkit dari keterpurukan ekonomi. Kekayaan alam belum juga dapat dijadikan sebuah modal luar biasa untuk menjadi spirit kemajuan sebuah bangsa yang terdiri dari ribuan pulau ini.
Kekayaan alam tidak memberikan inspirasi positif kepada masyarakat terutama para pejabat pemerintah kita dalam rangka membangun bangsa sehingga dapat berada jauh di depan. Kekayaan alam kita hanya menjadi seonggok gumpalan tanah dan segelintir pohon yang siap dieksploitasi kapan saja. Lahan-lahan perkebunan dan pegunungan hanya menjadi menjadi objek bisnis dengan tanpa mengindahkan masa depannya. Masyarakat tidak menjadi penikmat alam, justru mereka menjadi bagian yang terkena imbas dari eksploitasi alam tersebut, baik berupa banjir, longsor, dan bencana-bencana lainnya.
Kita kurang bersyukur, kita tidak menempatkan alam kita sesuai dengan yang diinginkan Tuhan. Alam sepertinya tidak menjadi rahmat, tetapi menjadi laknat. Kenapa demikian? Sebab kita tidak menjaga keberadaannya sebagai fasilitas yang harus dilestarikan,dan merawatnya. Dengan tidak mensyukuri itulah kemudian Tuhan memberlakukan hukum alam, segalanya akan kembali kepada pihak yang berbuat. Apa yang kita perlakukan terhadap suatu objek, maka buahnya akan dirasakan sendiri. Tidak mungkin kedamaian akan terjadi jika kita menanam bibit-bibit konflik. Tidak mungkin kelestarian yang didapat jika eksploitasi menjadi pekerjaan.
Itulah kenapa dalam wacana teologi lingkungan, manusia sangat dituntut untuk memahami lingkungan secara integral dan holistik, tidak parsial dan picik. Lingkungan jangan dipahami sebagai sesuatu yang terpisah satu sama lain. Merusak lingkungan berarti merusak manusia itu sendiri. Merusak lingkungan berarti kehancuran bagi semua. Memelihara lingkungan dalam kasus pembangunan berarti kita sedang membangun sebuah peradaban yang jauh lebih baik dari hari ini.
Beberapa hari yang lalu saya ikut kegiatan pelatihan Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kantor saya. Narasumber pada kegiatan tersebut Drs. Paulus Florus, ada beberapa yang menjadi catatan saya pada pelatihan kepemimpinan ini, diantaranya sebagai berikut :
Secara sederhana, MEMIMPIN sama dengan MEMPENGARUHI. Yang dipengarhui adalah diri sendiri (memimpin diri sendiri) atau orang lain. Kepemimpinan ditentukan oleh besar dan kuatnya pengaruh. Oleh sebab itu, kepemimpinan tidak tergantung jabatan. Seseorang yang tidak memiliki jabatan dapat saja pada kenyataannya adalah seorang pemimpin; sebaliknya seorang yang punya jabatan, tetapi tidak memiliki pengaruh bukanlah pemimpin sejati.
Keterampilan kepemimpinan adalah adalah kiat-kiat untuk mendapatkan dan memperkuat pengaruh. Ada 4 inti keterampilan kepemimpinan, yaitu :
1. Mendengarkan
Mendengarkan secara aktif dan objective berarti dengan sengaja mau mendengarkan dan menghindari pengaruh persepsi pribai terhadap isi pesan yang disampaikan si pembicara. Tataplah mata pembicara, berikan respon sebagai tanda anda mengerti akan apa yang dikatakannya dan tanyakan maksud yang belum anda pahami. Dengan mendengarkan secara aktif dan objective, anda menghargai si pembicara sehingga harga dirinya naik dan sebagai imbalannya, dia akan hormat kepada anda.
2. Mempertanyakan
Mempertanyakan adalah cara terbaik untuk mencari penyelesaian suatu masalah. Bertanya secara efektif dapat membangkitkan pengaruh dari dalam diri orang yang anda hadapi. Dengan demikian, wibawa atau charisma anda terhadapnya timbul sebagai pengakuan batin. Mempertanyakan juga mendorong orang untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri, sehingga ia akan lebih bertanggungjawa.
3. Memotivasian menginspirasi
Memotivasi dan menginspirasi terutama dengan keteladanan dan kepeloporan. Sikap dan keberaniannya secara nyata akan memotivasi dan menginspirasi orang-orang sekitarnya.
4. Bicara efektif
Tidak berbelit-belit, jelas, tenang dan yakin sehingga mempermudah pendengar untuk menangkap isi pesan secara utuh dan sesuai dengan maksud anda. Bicara efektif tidak sama dengan bicara panjang dan lancer. Biasanya, bicara efektif justru singkat dan padat.
Mudah-mudahan catatan ini dapat berguna bagi rekan-rekan yang mau meningkatkan kapasitas kepemimpinannya.
Merancang peta karier berarti mempersiapkan diri Anda mengarungi perjalanan menuju posisi karier berbeda. Supaya Anda siap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi, terapkan konsep OCEAN yang diperkenalkan pakar manajemen Rhenald Kasali dalam bukunya, Change!Opennes to experience (keterbukaan terhadap hal-hal baru).
Orang yang punya cara berpikir terbuka cenderung imajinatif dan kreatif. Mereka bersifat fleksibel, menyukai keragaman, serta mengutamakan hal-hal yang sifatnya orisinil.
Conscientiousness (keterbukaan hati dan telinga). Mereka yang punya keterbukaan hati yang tinggi cenderung bergerak secara terpola, menghargai waktu, dapat diandalkan, disiplin, termotivasi, serta gigih mencapai tujuan.
Extroversion (membuka diri pada orang lain).Orang yang extrovert cenderung senang berkawan dan bekerja dalam kelompok, lugas, berenergi, percaya pada orang lain, percaya diri, dan penuh keberanian.
Agreeableness (keterbukaan terhadap kesepakatan).Dalam setiap proses perubahan, akan ada sejumlah kesepakatan yang perlu dilakukan. Poin penting dalam mencapai kesepakatan adalah sifat kooperatif, kesediaan untuk melakukan pengorbanan bagi kepentingan yang lebih utama, serta kemampuan untuk mempercayai orang lain.
Neuroticsm (keterbukaan terhadap tekanan).Orang yang sudah terlatih menghadapi tekanan biasanya tidak terlalu sensitif dan memiliki kontrol emosi yang baik.
Mari kita berubah untuk maju atau kearah yang lebih baik lagi ......