Pada tahun 2000 lalu saya bertemu dengan Owat atau nama lengkapnya Sunawar Owat, pada saat penyelesaian pembuatan peta wilayah kampungnya dikantornya PPSDAK Pancur Kasih di Pontianak selama 5 hari.
Pada hari pertama saya tidak kesempatan menegur langsung orang-orang dari kampung yang mengerjakan peta. Pada berikut berikutnya Akhirnya saya bertanya lewat kawan sekantor, yaitu Loren. Loren adalah staff yang memfasilitasi pemetaan kampung nek maih
”Ren, siapa nama utusan dari nek maih yang ngerjakan peta”
”yang mana”
”Itu yang masih muda dan badannya besar, dan kekar”
”oooo, owat”
Saya makin penasaran dan bertanya-tanya apakah orang seperti owat dengan badan yang besar, sanggar seperti itu bisa mengerjakan hal-hal yang membutuhkan konsentrasi, sabar dan tlaten.
Pada saat sore menjelang malam kawan-kawan yang mengerjakan penyelesaian peta di kantor PPSDAK kembali kepenginapan, kebetulan saya juga nginap ditempat yang sama. Setelah makan malam sambil nonton tv, kebetulan filmnya bagus. Owatpun duduk tidak jauh dari saya. Sayapun memperkenalkan diri, sebaliknya dia.
”Aku owat dari Nek maih, Binua Bilayuk Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak” jelas owat
”Udah nikah” lanjut saya
”belum” jelas owat, sayapun melanjutkan pertanyaan seperti mengintrogasi
”Berapa usiamu sekarang”
”22 tahun”
Setelah itu kamipun asik nonton film.
Setelah film selesai kamipun melanjutkan ngobrol-ngobrol, berkaitan dengan peta yang mereka buat. ”Gimana wat dengan pengalaman pemetaan ini”
”mantap”, jawabnya singkat
”Apanya yang mantap” tanya saya
”Ternyata kampung kami luas dan mempunyai sumber daya alamnya yang banyak, tapi belum dimanfaatkan secara optimal ang ada tersebut” lanjutnya
”Batas-batas wilayah dengan kampung tetangga jg jelas setelah dipetakan ini,” katanya, sambil menunjukan peta sketsa yg dibawanya kepenginapan.
Karena udah larut kamipun pergi kekamar masing-masing untuk beristirah, harapannya besok pagi dapat bangun dengan segar.
Sebelum melelapkan mata, saya masih berpikir tentang Owat mulanya membayangkan owat itu orangnya sombong, pemarah dan kasar. Setelah sering ngobrol sayapun berubah pandangan pada owat, dimana dia orangnya ramah, sopan, telanten dan sabar.
Sejak tahun 2003 sampai sekarang kamipun sering bertemu dan ikut kegiatan bersama, kebetulan saya kerja di Yayasan Pemberdayaan Pefor Nusantara (YPPN) Pontianak dan dia kerja di Yayasan Pangingu Binua (YPB) Raba Menjalin. Lembaga kami punya misa yang sama dalam membangun masyarakat yang kritis dan mandiri dengan sumber daya alam yang tersedia diwilayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar